Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
KEMENTERIAN Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bekerja sama dengan Kaukus Muda Indonesia (KMI) menggelar acara Ngobrol Bareng Komunitas Sosial bertajuk Bijak menggunakan internet.
Pada acara yang dihadiri 1.000 peserta di Gedung PKP, Pamekasan, Jawa Timur, Senin (7/8), tersebut mendatangkan tiga narasumber.
Mereka adalah Sekretaris Umum Yayasan Qudsiyah Uniba Madura Annisa Zhafarina Qosasi, Kabid Informasi dan Komunikasi Publik Diskominfo Pamekasan Arif Rachman Syah, dan Praktisi Literasi Digital Andilala.
Baca juga: Status Literasi Digital Masyarakat Indonesia Meningkat di 2022, Tapi Tetap di Kategori Sedang
Saat memberikan sambutan secara daring, Dirjen Aplikasi Informatika Kemenkominfo Samuel Abrijani Pangerapan mengatakan acara tersebut diharapkan bisa meningkatkan indeks literasi digital nasional yang saat ini masih di angka 3,5 dari skala 1-5.
Seiring dengan berkembangnya teknologi, kata Samuel, kemampuan literasi digital menjadi kemampuan dasar yang saat ini wajib dimiliki oleh semua pengguna internet.
“Kemampuan ini menjadi krusial agar kita punya pengetahuan tentang bagaimana melindungi diri dari kejahatan digital, seperti penipuan digital, phising, atau pencurian identitas,” jelasnya.
Samuel melanjutkan hal yang tak kalah penting dari literasi digital, juga untuk memudahkan semua orang bisa mengakses informasi untuk berbagai kepentingan secara baik dan benar.
Baca juga: Kemenkominfo Gelar Literasi Digital Bertema 'Chance and Challenge in Digital Era
Dalam acara Ngobrol Bareng, Sekretaris Umum Yayasan Qudsiyah Uniba Madura Annisa Zhafarina Qosasi memaparkan hasil survei Microsoft pada 2020 lalu.
“Dalam laporannya berjudul Digital Civility Index itu diumumkan bahwa netizen Indonesia paling tidak sopan se-Asia Tenggara,” ujarnya.
Annisa mengaku kaget saat membaca hasil survei tersebut. “Karenanya, penting bagi kita mengontrol diri agar bijak menggunakan internet. Kita tidak pernah tahu dampak yang membaca komentar kita di internet,” terangnya.
Maka itu, lanjut Annisa, masyarakat harus kritis dalam berkomentar di media sosial.
“Kita tidak pernah bisa mengontrol komentar orang tapi kita bisa mengontrol bagaimana kita berkomentar,” paparnya.
Menurut Annisa, ada enam cara yang bisa dilakukan untuk bisa bijak menggunakan internet.
“Yakni, cermat membagikan unggahan, jangan mudah menyebarluaskan informasi tidak akurat, memanfaatkan sisi positif media sosial, menjaga etika berbahasa, bisa menahan emosi, dan perbanyaklah mengikuti orang-orang inspiratif,” pungkasnya. (RO/S-2)
Sebagian UMKM yang dipimpin perempuan masih menghadapi sejumlah tantangan. Peningkatan literasi digital dan finansial berperan penting untuk membantu mereka.
Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Kawiyan menekankan pentingnya peran orang tua dalam mengawasi dan membina anak agar aman saat mengakses ruang digital.
Kurangnya literasi digital, dukungan struktural yang kurang memadai, serta terbatasnya akses kredit jadi tantangan para pelaku usaha kecil dan menengah di Indonesia.
Gerakan Smartfren 100 persen untuk Indonesia, merangkum berbagai upaya Smartfren untuk meningkatkan literasi digital serta pemanfaatan internet.
Mereka berkomitmen untuk memberdayakan masyarakat agar mampu menyaring informasi di era digital yang penuh tantangan.
Secara nyata jika tidak mengindahkan network etiquette (netiket) akan merugikan penggunanya, karena membuahkan sanksi sosial dan sanksi hukum
KEHADIRAN Rumah Baca Sayyidil Khusna di Mersam, Batanghari, Jambi, menjadi harapan bagi warga sekitar untuk masa depan anak-anak penerus desa tersebut.
BBW Books di Padalarang digelar selama 11 hari sejak tanggal 23 Mei - 2 Juni 2024.
Kanal Jelita dapat menjadi jembatan untuk banyak komunitas wanita di luar sana untuk memperkenalkan komunitas mereka kepada masyarakat.
Project ini merupakan sebuah inisiatif yang bertujuan memberdayakan satu juta ibu di Indonesia melalui peningkatan keterampilan digital.
Peserta juga diberikan pelatihan tentang bagaimana memperoleh penghasilan tambahan bagi kesejahteraan keluarga memanfaatkan platform digital.
Program literasi keuangan bagi anak mencakup metode interaktif seperti permainan digital, sesi kelas, dan kegiatan berbasis komunitas.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved