Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Dai Milenial: Generasi Muda Tumpuan Peradaban Bangsa Indonesia

Media Indonesia
01/8/2023 20:25
Dai Milenial: Generasi Muda Tumpuan Peradaban Bangsa Indonesia
Dai muda Habib Jafar Al Hadar.(Ist)

DAI muda sekaligus pegiat media sosial Habib Jafar Al Hadar menjelaskan bahwa generasi muda adalah tumpuan peradaban bangsa sehingga harus menjadi generasi unggul dalam menjawab tantangan kemajuan zaman dan juga dalam melawan penyebaran intoleransi, radikalisme, serta terorisme.

Menurut dia, generasi unggulan akan menjadi modal Indonesia dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. “Dampak dari intoleransi, ketika anak muda Indonesia yang saat ini menjadi bonus demografi atau mayoritas dari populasi penduduk, yaitu sekitar 63 persen, maka bonus demografi itu akan berubah menjadi bencana demografi kalau tidak bisa dimanfaatkan dengan baik,” kata Habib Jafar seperti dikutip Antara di Jakarta, Senin (31/8).

Dia menilai intoleransi bisa sangat berdampak dalam menentukan apakah Indonesia nantinya akan sukses atau tidak saat menapak di usia satu abad Republik Indonesia pada 2045.

Menurut dia, dalam buku karya seorang Indonesianis bernama Benedict Anderson berjudulnya 'Revolusi Pemuda' disebutkan bahwa pemuda selalu berperan utama dan penting dalam penyelesaian masalah-masalah bangsa sejak sebelum dan sesudah kemerdekaan.

"Selain itu juga diungkap peran utama dan penting serta mendasar pemuda dalam memerdekakan bangsa dan memastikan kemerdekaan bangsa dengan diisi hal-hal yang positif," ujarnya.

Dia mengatakan bonus demografi yang dirasakan Indonesia harus dikelola dengan benar agar dapat menjadi kelebihan dan bukan menjadi beban. Dia menilai bangsa Indonesia perlu mengambil pelajaran dari negara-negara lain, baik yang berhasil maupun gagal.


Baca juga: Penguatan Pendidikan Karakter Anak Penting Membangun Moral


“Contohnya Afrika Selatan, mereka tidak bisa memanfaatkan bonus demografinya dengan baik, sehingga banyak generasi muda di sana justru menjadi bencana demografi. Contoh yang sukses adalah Korea Selatan, mereka sukses mengelola anak mudanya hingga menjadi bonus demografi yang menguntungkan," katanya.

Dai milenial ini mengingatkan jika Indonesia gagal mengelola anak muda yang jumlahnya dua pertiga dari populasi rakyat keseluruhan, sehingga dikhawatirkan akan gagal mendapatkan manfaat dari bonus demografi tersebut.

Habib Jafar membayangkan bahwa begitu banyak anak muda, tapi mereka justru menjadi beban yang negatif dan destruktif bagi bangsanya, apalagi di bidang intoleransi, radikalisme, dan terorisme.

"Tentunya itu sangat berbahaya. Jangankan dalam jumlah yang banyak, satu anak muda saja yang terpapar intoleransi, radikalisme, atau terorisme itu bisa sangat mengerikan," katanya.

Ia mengatakan jika pemuda melakukan tindakan teror maka bisa terdampak seperti kepercayaan dunia kepada Indonesia, ekonomi negara, psikologi masyarakat, dan tercorengnya nama agama.
Habib Jafar juga berpesan kepada generasi muda agar mencontoh para sahabat nabi yang kala itu termasuk golongan anak muda tetapi sudah bisa memberikan kontribusi bagi negaranya.

Dia mencontohkan Ali bin Abi Thalib, karena ketangkasannya dalam perang dan kecerdasannya dalam keilmuan, beliau unggul dalam pengembangan keilmuan serta kemiliteran, hingga kemudian beliau menjadi khalifah keempat umat Islam.

Selain itu, Zaid bin Tsabit yang unggul dalam keilmuan, hingga beliau diangkat menjadi penulis wahyu, lalu Ibnu Abbas yang juga unggul dalam keilmuan sehingga diangkat menjadi penafsir pertama dalam Islam. (Ant/I-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya