Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
KEBAKARAN hutan dan lahan turut mengancam keberlangsungan hidup flora dan fauna di wilayah konservasi. Hal itu didapatkan dari pengamatan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) di berbagai daerah. Dikatakan perwakilan Walhi Jambi Ginda Bahari, karhutla yang terjadi di wilayah konservasi disebabkan karena adanya lompatan api dari wilayah konsesi terdekat yang terbakar.
"Kejadian karhutla di luar kawasan izin itu memang terjadi tanpa disengaja. Biasanya karena lompatan api. Seperti yang pernah terjadi di PT Pesona Belantara, saat terjadi kebakaran hebat di tahun 2019, itu ikut habis hutan lindung yang ada di sekitarnya," kata Ginda di kantor Walhi, Jakarta Selatan, Kamis (27/7).
Kejadian serupa juga dialami di Sumatra Selatan. Perwakilan Walhi Sumatra Selatan Febrian Putra Sopah mengungkapkan, banyak sekali kawasan konservasi yang berbatasan dengan area izin perusahaan besar seperti PT Sinar Mas.
Baca juga: BMKG Peringatkan Potensi Kebakaran Hutan Akibat El Nino
Karena tatanan air gambut di PT Sinar Mas rusak, api yang ada di dalam wilayah konsesi itu kemudian bisa berlari ke area sekitarnya.
"Hampir setiap tahun ketika kejadian karhutla tinggi, maka daerah yang berbatasan dengan konsesi perusahaan itu terjadi karhutla yang tentu mengancam habitat seperti habitat gajah," ucap dia.
Baca juga: Keberhasilan Konservasi Indonesia Jadi Contoh bagi Negara-negara ASEAN
Dalam dua tahun terakhir, Walhi Sumsel melihat mulai bermunculan konflik antara satwa dan penduduk, karena satwa-satwa seperti gajah turun ke pemukiman warga.
Selain itu, di Kalimantan Tengah, ada dua taman nasional yang besar, yakni TN Tanjung Puting dan TN Sebangau. Di situ, banyak sekali habitat satwa seperti orang utan dan owa yang kemudian terancam karena adanya karhutla di area konsesi sekitarnya.
Perwakilan Walhi Kalimantan Tengah Janang Firman menilai, bukan hanya satwa di daratan saja yang terancam, tapi juga satwa yang hidup di perairan seperti ikan turut merasakan dampak dari karhutla.
"Sejauh ini yang kita temukan bahkan kerentanan karhutla terhadap taman nasional cukup tinggi karena di dua area TN ini termasuk ada area gambut yang cukup dalam," imbuh dia. (Ata/Z-7)
Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) melakukan sejumlah langkah mitigasi untuk mendukung upaya pemerintah mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
secara nasional, sejak 1 Januari hingga 22 Mei 2025, terjadi 179 kejadian kebakaran lahan di sejumlah provinsi.
Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq mendorong pemerintah daerah berkolaborasi dengan para pelaku usaha untuk bersiaga mencegah kebakaran lahan.
Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) mengimbau segenap pelaku industri sawit saling berkoordinasi serta melakukan konsolidasi dengan Gapki.
Dalam kurun waktu sepekan terakhir, ada lima lokasi telah dilalap api. Salah satunya kebakaran lahan di Jalan Bumi Ayu Gang Aswari, Kecamatan Baamang pada Rabu (12/2).
Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) Nusa Tenggara Barat (NTB) menyatakan pendakian menuju Gunung Rinjani melalui jalur pendakian Senaru, Kabupaten Lombok Utara, ditutup sementara.
Camat dan Lurah diminta melakukan sosialisasi kepada RT dan RW agar mengingatkan warga tidak membuka lahan dengan cara membakar.
Pada 2 Juni 2025, Gubernur Riau, Abdul Wahid, menyampaikan rencana program 100 hari kerja.
Usulan ini didasarkan pada data BMKG yang memprediksi puncak musim kemarau akan berlangsung pada Juli-Agustus mendatang
Penurunan luas karhutla dimulai sejak 2015 seluas 2,6 juta hektare, menjadi 1,6 juta hektar (2019), 1,1 juta hektare (2023), dan 24.154 hektare pada 2024.
Selain kebakaran hutan dan lahan (karhutla), ancaman kekeringan juga menjadi perhatian serius.
Agustan Saining mengatakan persemaian ini dibangun oleh Pemprov Kalteng melalui Dinas Kehutanan
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved