Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
KEBAKARAN hutan dan lahan turut mengancam keberlangsungan hidup flora dan fauna di wilayah konservasi. Hal itu didapatkan dari pengamatan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) di berbagai daerah. Dikatakan perwakilan Walhi Jambi Ginda Bahari, karhutla yang terjadi di wilayah konservasi disebabkan karena adanya lompatan api dari wilayah konsesi terdekat yang terbakar.
"Kejadian karhutla di luar kawasan izin itu memang terjadi tanpa disengaja. Biasanya karena lompatan api. Seperti yang pernah terjadi di PT Pesona Belantara, saat terjadi kebakaran hebat di tahun 2019, itu ikut habis hutan lindung yang ada di sekitarnya," kata Ginda di kantor Walhi, Jakarta Selatan, Kamis (27/7).
Kejadian serupa juga dialami di Sumatra Selatan. Perwakilan Walhi Sumatra Selatan Febrian Putra Sopah mengungkapkan, banyak sekali kawasan konservasi yang berbatasan dengan area izin perusahaan besar seperti PT Sinar Mas.
Baca juga: BMKG Peringatkan Potensi Kebakaran Hutan Akibat El Nino
Karena tatanan air gambut di PT Sinar Mas rusak, api yang ada di dalam wilayah konsesi itu kemudian bisa berlari ke area sekitarnya.
"Hampir setiap tahun ketika kejadian karhutla tinggi, maka daerah yang berbatasan dengan konsesi perusahaan itu terjadi karhutla yang tentu mengancam habitat seperti habitat gajah," ucap dia.
Baca juga: Keberhasilan Konservasi Indonesia Jadi Contoh bagi Negara-negara ASEAN
Dalam dua tahun terakhir, Walhi Sumsel melihat mulai bermunculan konflik antara satwa dan penduduk, karena satwa-satwa seperti gajah turun ke pemukiman warga.
Selain itu, di Kalimantan Tengah, ada dua taman nasional yang besar, yakni TN Tanjung Puting dan TN Sebangau. Di situ, banyak sekali habitat satwa seperti orang utan dan owa yang kemudian terancam karena adanya karhutla di area konsesi sekitarnya.
Perwakilan Walhi Kalimantan Tengah Janang Firman menilai, bukan hanya satwa di daratan saja yang terancam, tapi juga satwa yang hidup di perairan seperti ikan turut merasakan dampak dari karhutla.
"Sejauh ini yang kita temukan bahkan kerentanan karhutla terhadap taman nasional cukup tinggi karena di dua area TN ini termasuk ada area gambut yang cukup dalam," imbuh dia. (Ata/Z-7)
KEBAKARAN lahan terjadi di Kabupaten Sumedang. Pekan ini, kebakaran lahan terjadi di dua lokasi
Kebakaran hebat melanda kawasan hutan dan lahan pertanian warga di Desa Pearung, Kecamatan Paranginan, Kabupaten Humbang Hasundutan Sumatra Utara, Rabu (16/7) hingga Kamis (17/7).
KEBAKARAN lahan melanda dua gampong (desa) di Kecamatan Darul Makmur, Kabupaten Nagan Raya, Provinsi Aceh. Total lahan yang terbakar sejak sepekan terakhir seluas 12 hektare.
Prof. Bambang Hero Saharjo dan Prof. Basuki Wasis kembali digugat. secara perdata PT Kalimantan Lestari Mandiri (KLM) atas keterangan mereka dalam perkara kebakaran lahan pada 2018.
KEBAKARAN hutan dan lahan (karhutla) kembali mengancam sejumlah wilayah di Provinsi Kalimantan Selatan.
Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) melakukan sejumlah langkah mitigasi untuk mendukung upaya pemerintah mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Kabut asap akibat karhutla mulai menyelimuti Kota Pekanbaru dalam beberapa hari terakhir.
Even pacu jalur merupakan lomba pacu sampan di Kabupaten Kuansing yang dilaksanakan sejak Mei 2025.
Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) telah dilakukan bekerja sama dengan BMKG serta TNI AU untuk mempercepat turunnya hujan di wilayah terdampak.
Selain terkendala sumber air, sulitnya pemadaman yang sudah memasuki hari keenam hingga Jumat ini, disebabkan lidah api yang hendak dipadamkan merambat di bawah gambut.
HUJAN deras mendadak mengguyur Kota Pekanbaru sejak sekitar pukul 15.30 WIB hingga 17.30 WIB, Jumat (25/7) sore.
Puncak musim kemarau di Riau berlangsung pada Juli, berbeda dengan mayoritas wilayah Indonesia yang puncaknya terjadi di Agustus.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved