Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
USAI menggelar Workshop “Menuju Industri Perfilman” di empat kota yakni Yogyakarta, Bandung, Surabaya, dan Mataram, kini Festival Film Bulanan mengadakan workshop di Kota Jambi, pekan lalu.
Dalam keterangan, Senin (17/7), Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno, mengatakan kegiatan ini merupakan salah satu upaya untuk mengembangkan kompetensi sineas lokal supaya menghasilkan karya yang memiliki nilai jual.
“Sampai hari ini kami terus berupaya mendorong sineas-sines lokal agar naik kelas dan mendapatkan kesempatan yang sama," kata Sandiaga.
Baca juga: Sandiaga Uno: Saatnya Sineas di Pulau Sumatra Berkarya dan Ambil Peluang
"Melalui kegiatan workshop ini diharapkan bisa menambah literasi, semakin melek industri, dan meningkatkan produktivitas sehingga nantinya mereka bisa menghidupkan ekosistem perfilman, menghasilkan nilai ekonomi, serta berdampak positif untuk masyarakat luas,” jelas Sandiaga.
Workshop yang berlangsung selama tiga hari di Kota Jambi diikuti oleh perwakilan komunitas film asal Bandar Lampung, Bengkulu, Jambi dan sekitarnya.
Hadirkan Pelaku Industri Perfilman Nasional
Selama mengikuti kelas, peserta saling bertukar pikiran dan pengalaman dengan para pelaku industri perfilman nasional seperti Jeihan Angga (sutradara dan penulis naskah), Abdul Manaf (produser), Greg Arya (editor), dan Ezra Tampubolon (pengarah artistik).
Baca juga: Tinah Buys Cigarettes Jadi Juara Pertama EoS SFPP 2023
Turut hadir pula perwakilan Founder Festival Film Bulanan, Vera Damayanti, serta perwakilan dari FlipFlop TV, Indra Agus Rahman dan Akbar Rusdi yang akan memberi pendanaan dan pendampingan produksi bagi proposal film terpilih.
Selain dikenalkan dengan dunia industri perfilman, para peserta workshop juga diberi edukasi bagaimana membuat proposal film, mendistribusikan film, merancang film yang bisa dipasarkan, budgeting, sampai proses pitching.
Salah satu peserta workshop, Rudi Hariandi perwakilan dari Forum Film Merangin merasakan langsung manfaat setelah mengikuti workshop ini,
Baca juga: Gelar Sinema Keliling di Lombok, Sandiaga: Menonton Film Harus Terus Dikembangkan!
“Manfaat yang saya dapatkan setelah mengikuti workshop Festival Film Bulanan ini yang pertama sudah mengubah mindset saya, kedua workshop ini bisa mempertemukan kami para komunitas film yang tersebar di Jambi”, ujar Rudi.
Hal senada juga diungkapkan Azzam Rabbani dari Lunar Indonesia asal Bengkulu, “Jujur untuk mencari kelas workshop secara gratis itu susah, kalau pun gratis itu ilmunya ecek-ecek, standar, yang udah pernah kita tahu," katanya.
"Nah workshop ini bisa dibilang gratis dan luar biasa, materi-materinya asyik, mengubah paradigma tentang film itu sendiri,” ungkap Azzam.
Baca juga: Festival Film Bulanan, Sandiaga Yakin Sineas Lokal Buat Karya Bertaraf Internasional
Sementara bagi Muhammad Husni, dari CV Turion Kreatif merasa workshop kali ini sangat berbeda dari yang sebelum-sebelumnya.
"Biasanya kita belajar tentang teknis, bagaimana cara membuat film, kalau di sini kita melihatnya dari sisi yang berbeda, bagaimana film bisa mempunyai nilai jual,” ucap Husni.
Sependapat dengan Husni, peserta dari Forum Film Jambi, Fikri Nuril Huda, mengatakan workshop ini bagus dan sangat bermanfaat terutama bagi sineas lokal,
“Kita enggak lagi diajarin bagaimana cara membuat film, tapi lebih ke bisnisnya, karena menurut saya itu yang penting, percuma kita bisa buat film tapi tidak bisa membisniskan/mendistribusikannya”, tutur Reza.
Semangat dan antusiasme peserta juga dirasakan oleh Ezra Tampubolon selaku pemateri. “Hari ini kelasnya seru banget, pesertanya antusias, banyak yang nanya, seneng sih liat semangat dan antusiasme teman-teman itu tentang film khususnya artistik,” kata Ezra.
Baca juga: Sandiaga Uno Ajak Sineas Lokal Tunjukkan Kekhasan Daerah dalam FFB
Dalam sambutannya, Mohammad Amin selaku Direktur Musik, Film dan Animasi Kemenparekraf berharap Workshop Festival Film Bulanan ini menjadi trigger untuk mendukung sineas di daerah agar lebih percaya diri, berani menggali dan mengelaborasi nilai-nilai kearifan lokal yang universal,.
"Cerita menarik yang relate dengan kehidupan dan potensi kreatif lokal yang dimiliki untuk diangkat dalam karya-karya filmnya sehingga berdampak pada munculnya gelombang tren inovasi karya film yang unik, autentik dan berdaya saing tinggi sehingga memperkuat ekosistem film Indonesia baik dari sisi supply maupun demand,” tutur Mohammad Amin. (RO/S-4)
IPO Bootcamp 2025 hadir di Jakarta bersama Sandiaga Uno dan para praktisi bisnis untuk membekali pelaku usaha dengan strategi meningkatkan valuasi hingga 10x dan mempersiapkan IPO.
Lalu, Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf atau Gus Ipul, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, dan mantan Menteri Perdagangan (Mendag) Agus Suparmanto
DALAM rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional 2025, Rumah SandiUno Indonesia (RSI) menggelar acara RSI Fun Run 2025.
Yayasan Indonesia Setara (YIS) berkolaborasi dengan Kitaoneus.asia dan Refo menghadirkan pelatihan pemasaran digital bertajuk Saatnya Difabel Setara.
MESKI tak lagi berada di dalam pemerintahan, perhatian Founder Yayasan Indonesia Setara (YIS), Sandiaga Uno terhadap masyarakat desa, khususnya kalangan petani terus ditunjukkan.
ADA empat nama yang muncul untuk dicalonkan menjadi kandidat ketua umum PPP, dua dari dalam internal partai dan dua dari luar. Dari internal ada dua nama yaitu Sandiaga Uno dan Taj Yasin.
Tahun ini, Festival Film Flobamora mengangkat tema Kalunga dari bahasa Sumba sebagai simbol tumbuh dan berkembangnya perfilman di wilayah ini.
Cinta Laura tampil memesona sembari membawa pesan kuat tentang representasi dan kekuatan perempuan Indonesia di panggung global.
Founder Cilacap Kreatif Romi Angger Hidayat menyampaikan TJIFF yang dipersembahkan Cilacap Kreatif dan Rekarya mengusung tema Meta Rasa.
Tahun ini, JAFF pun mencatatkan rekor baru dengan jumlah kunjungan penonton terbanyak sepanjang sejarah festival tersebut.
Mengambil latar masa Perang Dunia II pada 1942, Orang Ikan mengawinkan kecanggihan teknologi pengambilan gambar lewat studio dengan keaslian alam indah Indonesia.
Kristo Immanuel kuliah di jurusan film dan sebelum menjadi aktor pernah bekerja menyeleksi film-film lokal yang dinilai layak masuk ke festival film internasional di satu perusahaan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved