Headline
Pansus belum pastikan potensi pemakzulan bupati.
BADAN Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi intensitas El Nino di Indonesia akan menguat pada Agustus hingga September 2023.
"Kami memprediksi pada Agustus sampai September El Nino akan menguat sampai ke level moderat. Kalau sekarang masih lemah, jadinya tidak begitu terasa efeknya," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, Sabtu (15/7).
Ia menggambarkan, karena adanya El Nino tahun ini, maka musim kemarau di Indonesia akan serupa dengan musim kemarau yang terjadi pada 2019. Di mana akan ada peningkatan kekeringan dan kebakaran hutan dan lahan di sejumlah wilayah.
Baca juga : Bulog Pastikan El Nino tidak Ganggu Cadangan Stok Beras
"Itulah yang dikhawatirkan. Namun pada 2019 persiapan kita menghadapi kekeringan kurang maksimal. Jadi semoga dengan pengelolaan tata air karhutla tahun ini tidak separah 2019," kata dia.
Baca juga : Antisipasi El Nino Bulog Sulteng Maksimalkan Penyerapan Beras Petani Lokal
Mengenai masih munculnya musim hujan di Juli 2023, Dwikorita menyebut bahwa hal itu disebabkan karena adanya pergerakan awan hujan dari Samudera Hindia yang melintasi Indonesia yang disebut dengan madden julian oscillation (MJO) serta fenomena lokal gelombang atmosfer yang menyebabkan perlambatan angin. Juga, lanjut dia, saat ini baru 60% wilayah Indonesia yang telah memasuki musim kemarau, belum 100%.
"Jadi musim kemarau tetap musim kemarau. Tapi ada fenomena gangguan bulanan karena di Indonesia pengontrolnya bukan hanya dua samudera, tapi juga pengaruh beberapa fenomena iklim lainnya," ucap dia.
Untuk menghadapi ancaman El Nino, Dwikorita merekomendasikan langkah yang bisa diambil sejak dini. Di antaranya pengendalian tata air secara cermat degan menyiapkan sumur-sumur pompa, pengairan waduk pintu air pertanian serta beradaptasi terhadap pola tanam untuk menghindari munculnya hama penyakit.
"Lalu untuk karhutla biasanya kalau dibasahi tata airnya Insya Allah tidak mudah terbakar, dan jangan menyulut api karena ancaman karhutla tahun ini cukup meningkat," pungkas dia. (Z-8)
FENOMENA alam El Nino yang sedang menyelimuti wilayah Provinsi Aceh sudah berlangsung sekitar tiga bulan.
Di kawasan Desa Dayah Caleue, Kecamatan Indrajaya misalnya, hasil panen kali ini menurun luar biasa.
PENCEMARAN laut dan cuaca ekstrem El Nino menyebabkan hasil tangkapan nelayan di Kota Padang, Sumatra Barat, turun drastis hingga 40 persen.
Di tengah terjadinya fenomena El Nino yang memicu kekeringan di berbagai wilayah Indonesia, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat adanya anomali yang menarik pada komoditas beras
BPS memperkirakan produksi beras nasional tahun 2024 turun 760 ribu ton atau 2,43% dibandingkan 2023. Kementan meresponsnya dengan mengklaim sudah mengambil langkah mitigasi
Pada periode ini, fenomena El Nino memang menimpa Indonesia. Namun, itu sebenarnya sudah diprediksi sejak akhir 2023.
KEMARAU panjang semakin berlanjut menyelimuti kawasan Provinsi Aceh.
Masyarakat NTT diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi angin kencang yang bersifat kering. Angin kencang ini berpotensi menyebabkan kebakaran hutan dan lahan.
"Jadi saat wilayah yang mudah terbakar meluas, kami mohon bantuan, dukungan yang berada di Provinsi Riau benar-benar menjaga jangan sampai lahan itu terbakar,"
MUSIM kemarau menyebabkan krisis air bersih di sejumlah wilayah Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Krisis air bersih terjadi di Desa Lebaksiu Kidul, Kecamatan Lebaksiu, yang terdampak
TIGA daerah di Jawa Timur dalam status siaga darurat kekeringan akibat kemarau yang mulai melanda.
Di beberapa titik seperti Kecamatan X Koto Singkarak, Kabupaten Solok, kondisi kering telah berlangsung lebih dari lima bulan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved