Headline
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.
KEPALA Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengungkapkan awal musim kemarau tahun ini dipengaruhi adanya aktivitas gelombang kelvin dan Rossby. Aktivitas itu yang menyebabkan adanya peningkatan potensi pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah di Indonesia.
Faktor dinamika atmosfer lainnya, kata Dwikorita juga adanya pola belokan dan perlambatan angin di sekitar wilayah Indonesia bagian utara yang dipicu oleh adanya pola srikulasi di sekitar laut China selatan dan utara Sulawesi.
“Kondisi ini juga turut memicu peningkatan pertumbuhan awan hujan,” ujarnya kepada Media Indonesia, Sabtu (8/7).
Baca juga: Sejumlah Wilayah Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sepekan ke Depan
Berdasarkan data analisis cuaca BMKG dalam tiga hari terakhir dapat diidentifikasi bahwa masih terdapat hujan yang turun di beberapa wilayah. Hujan kategori lebat hingga sangat lebat terjadi di sebagian wilayah Kepulauan Riau, Jambi, Kalimantan Barat, Bali, sedangkan hujan ringan-sedang terjadi di sebagian Aceh, Riau, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Jawa Tengah/Timur, Kalimantan Tengah/Selatan/Utara, Sulawesi Selatan/Barat/Tenggara, Gorontalo, Maluku, Papua.
“Perlu dipahami bahwa cuaca dan iklim di wilayah Indonesia itu dipicu oleh berbagai faktor dinamika atmosfer mulai dari skala global hingga regional dan lokal. Hingga awal Juli ini faktor dinamika atmosfer global yang aktif adalah El Nino dengan kategori Lemah,” jelas Dwikorita.
Baca juga: BMKG Prediksi Puncak Musim Kemarau pada Juli hingga Agustus 2023
“Sedangkan berdasarkan analisis terakhir, ada beberapa faktor dinamika atmosfer skala regional hingga lokal yang saat ini berperan cukup signifikan dalam memicu peningkatan pertumbuhan awan hujan sehingga menyebabkan kenapa dalam sepekan ini masih terjadi potensi hujan di beberapa wilayah dan bahkan dalam beberapa hari ke depan masih cukup aktif di wilayah Indonesia,” tambahnya.
Melihat perkembangan dinamika atmosfer tersebut, Dwikorita mengatakan dalam periode 7-10 Juli 2023 masih akan terjadi potensi intensitas hujan sedang sampai lebat. Wilayah yang akan mengalami potensi hujan tersebut yakni wilayah Sumatera seperti Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau, Jawa Tengah dan Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur serta Sulawesi Barat dan Sulawesi Selatan.
“Terkait hal tersebut, BMKG menghimbau kepada warga masyarakat terdampak terutama di wilayah yang masuk wilayah bahaya untuk meningkatkan kewaspadaan dan menyiapkan upaya mitigasi terhadap potensi hujan lebat hingga sangat lebat di sekitarnya,” pungkasnya. (Dis/Z-7)
BMKG memprediksi bahwa musim kemarau 2024 akan mirip seperti tahun lalu yang dihantui kekeringan.
Mata Air Uiasa di NTT menjadi sumber air bagi masyarakat Hansisi yang mengalami kekeringan selama musim kemarau.
BMKG menyampaikan, sebanyak 79% wilayah zona musim Indonesia masuk musim kemarau.
Pemerintah Kalimantan Selatan menggelar salat istisqa menyusul parahnya kondisi kemarau di wilayah tersebut.
KRISIS air bersih mulai dialami warga di Kampung Cicurubung, Desa Cipacing, Kecamatan Pageurageung, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Krisis air sangat berdampak bagi warga.
INDONESIA menyatakan kesiapannya untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan saat musim kemarau 2023. Ini strategi pemerintah.
BMKG merilis prakiraan cuaca terbaru untuk hari Senin, 16 Juni 2025. Cuaca ekstrem berpotensi melanda sejumlah wilayah Indonesia dengan kondisi hujan ringan hingga hujan lebat
BMKG merilis prakiraan cuaca untuk wilayah DKI Jakarta, periode Senin 16 Juni 2025. Sebagian kawasan ibu kota diramalkan hujan dengan intensitas ringan pada sore dan malam hari.
Waspadai banjir rob di sejumlah daerah di Pantura Jawa Tengah sebagai dampak air laut pasang.
BMKG menginformasikan potensi cuaca ekstrem yang terjadi di beberapa wilayah Indonesia, termasuk berawan, berawan tebal, hujan ringan, hujan sedang, hujan lebat serta hujan disertai petir.
Di Kabupaten Bintan, daerah yang harus meningkatkan kewaspadaan meliputi Teluk Bintan, Telok Sebong, dan Toapaya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved