Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
BANGSA Indonesia kembali memperingati Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-30 Tahun 2023. Peringatan Harganas jatuh di setiap 29 Juni. Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengungkapkan ternyata masih banyak keluarga yang belum memahami apa itu stunting pada anak.
Berdasarkan Studi Health Belief Model, ternyata kesadaran tentang apa itu stunting, bagaimana berbahayanya hingga apa penyebab stunting belum tertanam dengan baik di banyak keluarga di Indonesia. Hal ini, kata Hasto, disebabkan karena keluarga Indonesia belum melihat dirinya sebagai keluarga yang berisiko stunting.
“Masyarakat dari sisi sosio-kultural melihat soal perencanaan memiliki anak, kehamilan dan merawat atau mengasuh bayi atau anak sebagai pengetahuan yang diterima turun-temurun dan selama ini tidak mengenal masalah yang disebut sebagai stunting. Banyak juga keluarga yang merasa mereka berkecukupan secara ekonomi sehingga merasa yakin bebas dari ancaman stunting,” ujar Hasto, Kamis (29/6).
Baca juga: Nestle Indonesia Gelar Festival Kesehatan
Karena belum melihat diri mereka sebagai ‘Keluarga Berisiko Stunting’, maka keluarga Indonesia belum memiliki kesadaran tentang apa itu stunting. Bagaimana dampak dan berbahayanya serta apa penyebabnya, bagaimana pencegahannya. “Jadi, sangat wajar jika masih banyak keluarga yang tidak tahu dan tidak merasa perlu tahu bagaimana cara mencegah stunting,” tambah Hasto.
Pada 2021, Kepala BKKBN mendapat amanah dari Presiden Joko Widodo untuk mengemban tugas baru sebagai Ketua Pelaksana Percepatan Penurunan Stunting di Indonesia.
Baca juga: Tangani Stunting di Sumsel, 1.000 Bidan Diberi Edukasi
Mengambil momentum tersebut, Hasto menyebut BKKBN berusaha mengedepankan esensi ‘keluarga bebas stunting’ sebagai substansi tema dalam peringatan Harganas tahun ini. Hal itu dimaksudkan agar dapat dimanfaatkan sebagai pintu masuk untuk mendekatkan Hari Keluarga Nasional dengan keluarga Indonesia.
“Seraya berharap peringatan Harganas tahun ini menjadi momentum penting dalam merevitalisasi kembali peran keluarga dalam pembangunan,” ucap Hasto.
Isu stunting sangat dekat dengan masa depan keluarga dan harus dapat disampaikan dengan cara yang lebih tepat, lebih menyentuh dan lebih memahami sudut pandang khalayak. Hal ini agar mereka menyadari bahwa pentingnya merencanakan keluarga, melaksanakan 1000 hari pertama kehidupan (HPK) bagi pasangan usia subur, dan mengatur jarak kelahiran antara anak yang satu dengan anak berikutnya.
Pemerintah melalui BKKBN, lanjut Hasto, berharap keluarga Indonesia sadar bahwa pemahaman akan hal tersebut di atas dapat menghindari anak-anak mereka dari gagal tumbuh dan gagal berkembang (stunting). Bila hal ini dapat dilaksanakan maka khalayak akan menemukan relevansi pentingnya pencegahan stunting untuk menjaga dan merencanakan keluarga, serta masa depan anak dan cucu.
“Dengan demikian mimpi Indonesia 100 tahun mendatang (tahun 2045) menjadi negara yang memiliki Generasi Emas bisa terwujud. Salah satu upaya taktis untuk mencapai ‘zero stunting’ di Indonesia adalah mengimplementasikan narasi besar komunikasi stunting dalam momentum Harganas,” tandas Hasto. (Z-3)
Komunitas Ibu2Canggih sukses menggelar acara bertajuk Moms Gathering Special National Family Day pada Sabtu (28/6) di HeArt Space 2.0, Jakarta.
PEMERINTAH Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, menggelar peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-31 dan Hari Anak Nasional (HAN) ke-40 di Grha Bung Karno, Kamis (25/7).
Pendidikan berkualitas diperlukan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan serta mencapai visi Indonesia Emas 2045.
Berdasarkan data, sekarang telah memasuki bonus demografi, dan berbagai persiapan perlu dilakukan agar saat generasi penerus ini bisa menggapai cita-cita Indonesia Emas 2045.
KELUARGA merupakan unit terkecil dari komponen bangsa Indonesia. Namun demikian, masih banyak permasalahan yang meliputi keluarga, seperti stunting hingga masalah kekerasan.
PENJABAT (Pj) Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana mengatakan, pemerintah berkomitmen untuk mewujudkan keluarga berkualitas.
Program pencegahan dan pengendalian stunting berhasil membawa angka stunting di Jatirejo menjadi 0. 0.
Tinggi badan anak dari keluarga perokok lebih pendek 0,34 cm dibanding anak dari keluarga tidak merokok.
Joko menjelaskan, monitoring ini bukan sekedar ceremonial, tapi menjadi upaya untuk meneguhkan komitmen dan menguatkan sinergi terhadap upaya pencegahan dan percepatan penurunan stunting.
UNIVERSITAS Syiah Kuala (USK) Banda Aceh, terus meraih keberhasilan dan prestasi gemilang.
Inovasi ini berangkat dari keprihatinan atas masih tingginya angka kematian ibu, bayi, serta kasus stunting di wilayah kerja Puskesmas Sungai Rumbai pada tahun sebelumnya.
Adapun penyerahan paket PMT yang berisi telur, susu, buah, daging ayam, dan biskuit itu dikemas dalam kegiatan bertajuk ‘Menyapa dan Berbagi PMT’.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved