Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
BANGSA Indonesia kembali memperingati Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-30 Tahun 2023. Peringatan Harganas jatuh di setiap 29 Juni. Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengungkapkan ternyata masih banyak keluarga yang belum memahami apa itu stunting pada anak.
Berdasarkan Studi Health Belief Model, ternyata kesadaran tentang apa itu stunting, bagaimana berbahayanya hingga apa penyebab stunting belum tertanam dengan baik di banyak keluarga di Indonesia. Hal ini, kata Hasto, disebabkan karena keluarga Indonesia belum melihat dirinya sebagai keluarga yang berisiko stunting.
“Masyarakat dari sisi sosio-kultural melihat soal perencanaan memiliki anak, kehamilan dan merawat atau mengasuh bayi atau anak sebagai pengetahuan yang diterima turun-temurun dan selama ini tidak mengenal masalah yang disebut sebagai stunting. Banyak juga keluarga yang merasa mereka berkecukupan secara ekonomi sehingga merasa yakin bebas dari ancaman stunting,” ujar Hasto, Kamis (29/6).
Baca juga: Nestle Indonesia Gelar Festival Kesehatan
Karena belum melihat diri mereka sebagai ‘Keluarga Berisiko Stunting’, maka keluarga Indonesia belum memiliki kesadaran tentang apa itu stunting. Bagaimana dampak dan berbahayanya serta apa penyebabnya, bagaimana pencegahannya. “Jadi, sangat wajar jika masih banyak keluarga yang tidak tahu dan tidak merasa perlu tahu bagaimana cara mencegah stunting,” tambah Hasto.
Pada 2021, Kepala BKKBN mendapat amanah dari Presiden Joko Widodo untuk mengemban tugas baru sebagai Ketua Pelaksana Percepatan Penurunan Stunting di Indonesia.
Baca juga: Tangani Stunting di Sumsel, 1.000 Bidan Diberi Edukasi
Mengambil momentum tersebut, Hasto menyebut BKKBN berusaha mengedepankan esensi ‘keluarga bebas stunting’ sebagai substansi tema dalam peringatan Harganas tahun ini. Hal itu dimaksudkan agar dapat dimanfaatkan sebagai pintu masuk untuk mendekatkan Hari Keluarga Nasional dengan keluarga Indonesia.
“Seraya berharap peringatan Harganas tahun ini menjadi momentum penting dalam merevitalisasi kembali peran keluarga dalam pembangunan,” ucap Hasto.
Isu stunting sangat dekat dengan masa depan keluarga dan harus dapat disampaikan dengan cara yang lebih tepat, lebih menyentuh dan lebih memahami sudut pandang khalayak. Hal ini agar mereka menyadari bahwa pentingnya merencanakan keluarga, melaksanakan 1000 hari pertama kehidupan (HPK) bagi pasangan usia subur, dan mengatur jarak kelahiran antara anak yang satu dengan anak berikutnya.
Pemerintah melalui BKKBN, lanjut Hasto, berharap keluarga Indonesia sadar bahwa pemahaman akan hal tersebut di atas dapat menghindari anak-anak mereka dari gagal tumbuh dan gagal berkembang (stunting). Bila hal ini dapat dilaksanakan maka khalayak akan menemukan relevansi pentingnya pencegahan stunting untuk menjaga dan merencanakan keluarga, serta masa depan anak dan cucu.
“Dengan demikian mimpi Indonesia 100 tahun mendatang (tahun 2045) menjadi negara yang memiliki Generasi Emas bisa terwujud. Salah satu upaya taktis untuk mencapai ‘zero stunting’ di Indonesia adalah mengimplementasikan narasi besar komunikasi stunting dalam momentum Harganas,” tandas Hasto. (Z-3)
PEMERINTAH Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, menggelar peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-31 dan Hari Anak Nasional (HAN) ke-40 di Grha Bung Karno, Kamis (25/7).
Pendidikan berkualitas diperlukan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan serta mencapai visi Indonesia Emas 2045.
Berdasarkan data, sekarang telah memasuki bonus demografi, dan berbagai persiapan perlu dilakukan agar saat generasi penerus ini bisa menggapai cita-cita Indonesia Emas 2045.
KELUARGA merupakan unit terkecil dari komponen bangsa Indonesia. Namun demikian, masih banyak permasalahan yang meliputi keluarga, seperti stunting hingga masalah kekerasan.
PENJABAT (Pj) Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana mengatakan, pemerintah berkomitmen untuk mewujudkan keluarga berkualitas.
Membangun keluarga yang kokoh, lanjut Muhadjir, juga harus dimulai dari perhatian terhadap calon ibu, yakni para perempuan yang disebut sebagai tiang negara.
ASRP berfokus pada optimalisasi 1.000 hari pertama kehidupan bagi anak usia 0–23 bulan di wilayah perkotaan dan perdesaan, salah satunya di Kota Bogor, Jawa Barat.
bila dibandingkan tahun 2024 dengan 2023 maka stunting berhasil diturunkan dari 4,8 juta menjadi 4,4 juta atau berhasil menurun 357.705 balita.
DISPARITAS prevalensi stunting antara provinsi masih sangat besar. Provinsi Bali menjadi provinsi terbaik dalam hal penurunan stunting, bahkan jauh di bawah angka nasional.
PREVALENSI stunting pada kelompok Kuintil 1 (Q1) atau yang relatif miskin jauh lebih tinggi, sekitar 26%. Sementara di kelompok Kuintil 5 (Q5) atau kelompok yang relatif lebih kaya hanya 13%.
Kegiatan ini menjangkau 8 titik lokasi di Kabupaten Banyuwangi dan berkolaborasi dengan tiga Puskesmas: Genteng Kulon, Singojuruh, dan Gitik.
ANGKA prevalensi stunting Provinsi Jawa Timur (Jatim) berhasil mengalahkan Jawa Barat (Jabar) dan DKI Jakarta.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved