Headline
Sebaiknya negara mengurus harga barang dulu.
PENINGKATAN cakupan imunisasi dalam upaya mewujudkan kekebalan komunitas harus segera direalisasikan sebagai bagian upaya negara dalam melindungi setiap anak bangsa.
"Pascapandemi upaya meningkatkan imunitas masyarakat terutama anak dan balita melalui perluasan cakupan imunisasi dasar lengkap harus segera dituntaskan sesuai yang ditargetkan," kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulisnya, Selasa (27/6).
Catatan Kementerian Kesehatan, imunisasi rutin lengkap nasional perlahan kembali meningkat pasca pandemi covid-19. Pada 2022 sekitar 94,9% anak-anak Indonesia telah diimunisasi.
Tercatat sekitar 5% atau 240.000 anak-anak Indonesia yang belum mendapatkan perlindungan tambahan dari imunisasi dasar lengkap, yang masih berisiko tinggi terkena penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I).
Baca juga: Tugas Pemerintah Setelah Pandemi Tetap Penuhi Vaksinasi Covid-19
Menurut Lestari jumlah anak yang berpotensi terkena penyakit karena belum mendapat imunisasi lengkap itu cukup besar. Apalagi, tambah dia, tanpa imunisasi lengkap risikonya bisa berupa kematian di usia anak-anak.
Rerie, sapaan akrab Lestari, berpendapat upaya untuk menuntaskan target imunisasi dasar lengkap hingga 100% harus segera diwujudkan di tengah munculnya potensi merebaknya sejumlah penyakit.
Bahkan, ujar Rerie yang merupakan legislator dari Dapil II Jawa Tengah, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) sudah merekomendasikan pemberian vaksin dengue untuk demam berdarah dimulai usia enam tahun dan vaksin HPV 9 valent untuk pencegahan kanker leher rahim pada anak perempuan usia sembilan tahun, untuk mencegah ancaman demam berdarah dan kanker serviks sejak dini.
Baca juga: Meski Indonesia Kini Endemi, Vaksin Covid-19 Dosis Keempat Tetap Perlu
Berbagai upaya memenuhi target imunisasi itu, tambah Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu, bertujuan agar kekebalan komunitas segera terwujud kembali dan berbagai kejadian luar biasa (KLB) bisa dikendalikan, seperti KLB polio, difteri dan campak yang terjadi di berbagai daerah di Indonesia.
Dengan cakupan imunisasi dasar mencapai 100% dari target, tegas Rerie, diharapkan jaminan daya tahan setiap anak bangsa dari ancaman sejumlah penyakit akan semakin meningkat, sehingga mampu mewujudkan sumber daya manusia Indonesia yang berdaya saing di masa depan. (Z-6)
Hepatitis B merupakan infeksi virus yang menyerang hati dan dapat bersifat akut maupun kronis.
Selain vaksin primer, yang wajib diberikan, orangtua juga bisa mempertimbangkan memberikan vaksinasi tambahan, misalnya vaksin influenza.
Di dua lokasi uji coba yaitu Kabupaten Bogor dan Kabupaten Banjar, cakupan vaksin PCV1 untuk pencegahan pneumonia meningkat.
Hal itu terjadi karena pemerintah Indonesia melaporkan adanya kasus Vaksin Derived Polio Virus (VDPV).
Vaksin influenza untuk anak bisa diberikan pada anak berusia lebih dari 3 bulan. Selain anak, vaksin flu juga perlu diberikan untuk kelompok rentan.
Ibu hamil juga bisa memanfaatkan beragam bahan pangan yang kaya vitamin C untuk memenuhi kebutuhan vitamin hariannya dalam menjaga imun tubuh.
Imunisasi tidak dapat diberikan kepada anak berkebutuhan khusus apabila dia memiliki gangguan medis kontra indikasi.
Sebanyak 13 provinsi belum mencapai target cakupan imunisasi bayi lengkap 90% dalam tiga tahun terakhir dan tren anak yang belum mendapatkan imunisasi dasar meningkat signifikan.
Akses layanan imunisasi yang terbatas, pasokan vaksin yang terganggu, konflik, situasi kemanusiaan yang sulit menjadi faktot bayi belum diimunisasi.
Vaksinasi influenza memang tidak menjamin anak bebas dari flu sepenuhnya, namun dapat mencegah gejala menjadi berat atau komplikasi serius.
PBB memperingatkan kesenjangan imunisasi semakin melebar, karena maraknya misinformasi dan pemangkasan drastis bantuan internasional.
Salah satu kendala utama dalam mencapai target IDL di Pangkalpinang adalah masih adanya penolakan dari sebagian masyarakat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved