Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
PENINGKATAN ancaman demam berdarah dengue (DBD) harus diwaspadai para pemangku kebijakan dan masyarakat. Langkah preventif cegah merebaknya demam berdarah harus masif dilakukan untuk tekan risiko kematian.
"Di tengah peningkatan suhu lingkungan, terjadi peningkatan populasi nyamuk Aedes aegypti yang harus diwaspadai untuk menekan jumlah kasus DBD yang berpotensi meningkat," kata Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulisnya, Selasa (13/6). Pasalnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat angka kasus demam berdarah (DB) di Indonesia cenderung meningkat.
Pada 2022, angka kejadian DBD capai 143.184 kasus. Provinsi dengan insiden DBD tertinggi tercatat di Jawa Barat sebanyak 36.500 kasus. Kemudian disusul Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Sumatra Utara. Pada periode yang sama angka kematian akibat DBD mencapai 1.200 kasus dan hampir 65% terjadi pada anak usia 0-14 tahun.
Baca juga: Kasus Demam Berdarah Berpotensi Meningkat Karena El Nino
Hingga minggu ke-22 pada periode 2023, kasus DBD tercatat mencapai 35.694 kasus. Provinsi Jawa Barat memiliki kasus terbanyak dengan lebih dari 6.000 kasus, Bali sebanyak 3.400 kasus, kemudian diikuti Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara Barat (NTB).
Menurut Lestari, catatan tersebut harus segera disikapi dengan upaya pencegahan masif antara lain dengan konsisten menebar pesan kepada masyarakat agar menguras, menimbun, dan menutup (3M) tempat-tempat penampungan air untuk mencegah jentik menjadi nyamuk dewasa. Setidaknya, tambah Rerie, sapaan akrab Lestari, seminggu sekali masyarakat diajak untuk melakukan gerakan 3M itu agar pertumbuhan nyamuk Aedes aegypti itu bisa ditekan secara signifikan.
Baca juga: Vaksinasi DBD Dipastikan Kurangi Risiko Anak Alami Gejala Berat
Selain itu, tegas Rerie yang juga legislator dari Dapil II Jawa Tengah, juga harus digencarkan sosialisasi masif terkait sejumlah gejala DBD seperti demam hingga hari ketiga yang diikuti kondisi tubuh yang lemas, selalu mengantuk, muntah, nyeri perut hebat, pendarahan, bintik merah di kulit, mimisan, gusi berdarah hingga buang air besar berdarah. Masyarakat, tegas Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu, harus benar-benar memahami gejala-gejala demam berdarah agar penanganan demam berdarah bisa dilakukan sedini mungkin untuk mencegah munculnya kasus kematian akibat demam berdarah.
Menurut Rerie, gerakan bersih-bersih lingkungan, termasuk membersihkan sampah, bak-bak penampungan air yang kerap menjadi sarang nyamuk, harus gencar dilakukan. Kesempatan itu, tambahnya, sekaligus dimanfaatkan untuk memberikan pemahaman yang utuh kepada masyarakat terkait bahaya DBD dan pentingnya upaya pencegahan. Rerie mendorong sejumlah upaya preventif pencegahan DBD harus segera dilakukan bersama melalui kolaborasi yang kuat antara pemangku kebijakan di tingkat pusat dan daerah serta masyarakat luas dalam upaya mewujudkan perlindungan kepada setiap warga negara dari berbagai ancaman yang datang. (Z-2)
Virus ini dapat masuk ke tubuh manusia lewat perantara nyamuk Aedes aegypti maupun Aedes albopictus.
PEMERINTAH Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) mengeluarkan surat edaran peringatan waspada, sehubungan meningkatnya kasus demam berdarah dengue (DBD)
Jika jus jambu sudah terbukti secara ilmiah menaikkan trombosit, terapi dengue sudah sejak lama akan menggunakan jus ini.
Bila anak tak menyukai jus buah, orang tua sebaiknya tidak memaksakan meminum jus buah tertentu misalnya jus jambu yang kadang dipercayai bagus untuk pasien dengue.
Masyarakat diminta melakukan tindakan 3M, dengan membersihkan wadah-wadah yang bisa menampung genangan air bersih sebagai tempat nyamuk bersarang.
Pada 2024 tercatat sebagai puncak kasus DBD di Indonesia, dengan lebih dari 1.400 kematian. Pemerintah, kata Dante, menargetkan zero dengue death pada 2030.
PENGUATAN langkah koordinasi dan sinergi antarpara pemangku kepentingan di tingkat pusat dan daerah serta masyarakat harus mampu melahirkan gerakan antikekerasan.
WAKIL Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mengatakan, upaya pencegahan kasus kekerasan pada anak dan perempuan harus dilakukan oleh semua pihak secara bersama-sama.
Upaya untuk mewujudkan peningkatan kualitas anak, perempuan, dan remaja masih banyak menghadapi tantangan.
Perlu penguatan kualitas guru dengan mekanisme yang transparan, sehingga mudah diakses.
WAKIL Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mendorong dilakukannya upaya antisipatif dalam menyikapi dampak konflik global terhadap perekonomian nasional.
WAKIL Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mendorong ketersediaan sistem pendidikan yang relevan dengan kebutuhan dunia kerja dan masyarakat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved