Headline
Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.
Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.
PROGRAM studi hubungan internasional (HI) Universitas Nasional (Unas) berkolaborasi dengan Asosiasi Ilmu Hubungan Internasional Indonesia (AIHII) memberikan pencerahan kembali soal ilmu hubungan internasional kepada mahasiswa.
Hal itu dikemas dalam seminar The 7th Global Knowledge from AIHII Epistemic jilid kedua yang digelar di Kampus Unas, Jakarta, Rabu (31/5).
Baca juga: Presidensi G-20 dan Diplomasi Indonesia
Ketua AIHII Dr Asep Kamaluddin Nashir menyampaikan kegiatan dengan tema Genealogi studi hubungan internasional Indonesia itu memberikan pemahaman dan keilmuan terkait asal usul ilmu hubungan internasional.
"Kami memiliki tanggung jawab secara akademik untuk memberikan dan menyebarluaskan informasi melalui seminar. Ini acara kedua Unas sebagai tuan rumah karena memiliki histori cukup baik mengenai hubungan internasional," paparnya.
Ia melanjutkan sebagai organisasi, AIHII akan memperkuat keilmuannya dan mengembangkan atau bersinergi dengan kampus-kampus yang manfaatnya tidak hanya untuk para dosen, tetapi juga untuk mahasiswa.
"Pertama semakin tercerahkan mengenai ilmu hubungan internasional dan akan bisa jadi satu rumpun sendiri. Selain itu, dengan peningkatan teknologi kita harus selalu adaptif dan positive thinking serta memiliki otoritas dalam bidang keilmuan," katanya.
Baca juga: Bagaimana Sikap ASEAN terhadap Krisis Myanmar?
Ketua Program Studi Hubungan Internasional Unas Dr Irma Indrayani MSi mengatakan seminar ini bertujuan lebih menyosialisasikan dan mendiskusikan lagi ilmu hubungan internasional mulai dari sejarahnya dan perkembangannya di Indonesia.
"Jadi kalau selama ini kita kenal ahli hubungan internasional adalah orang dari luar tapi sebenarnya kita juga punya ahli dari Indonesia."
"Untuk itu, penting bagi kita mempelajari hubungan internasional karena dengan begitu kita mampu melihat pengaruh politik internasional dalam kebijakan domestik," pungkasnya.
Kegiatan seminar program studi HI bersama AIHII ini mengundang pakar hubungan internasional Prof Arry Bainus dan Prof Aleksius Jemadu untuk menceritakan asal usul ilmu hubungan internasional dan perkembangannya saat ini.
Dalam sambutannya, Wakil Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unas Dr Aos Yuli Firdaus SIP MSi meminta mahasiswa untuk terus mendalami dan mempraktikkan ilmu hubungan internasional di masyarakat.
"Dalam kegiatan ini banyak hal yang didapatkan mengenai sejarah hubungan internasional dalam pengaruh pengambilan keputusan dalam negeri misalnya. Ini menjadi momen untuk mahasiswa lebih paham mengenai pentingnya ilmu hubungan internasional," tutupnya. (RO/S-2)
Di era transformasi digital yang menuntut adaptasi cepat dalam dunia pendidikan, kehadiran sistem pembelajaran yang fleksibel dan dapat diakses dari mana saja menjadi kebutuhan mendesak.
INDONESIA mencatat lonjakan peringkat perguruan tinggi dalam QS World University Ranking sebesar 46 persen tahun ini.
Dari total 17,9 juta penyandang disabilitas hanya 2,8%-nya yang mampu menyelesaikan pendidikan hingga perguruan tinggi.
PT Bank Negara Indonesia (BNI) terus mempertegas komitmennya dalam mendukung transformasi digital di sektor pendidikan.
Pendamping dari perguruan tinggi diharapkan dapat menjadi penggerak perubahan yang mendorong peningkatan layanan pendidikan di satuan-satuan PAUD, SD, SMP, hingga SMA/SMK.
Konferensi ini beraspirasi untuk memberikan kontribusi berarti terhadap pengembangan kebijakan berbasis bukti dan tindakan transformatif
Kompetensi digital harus dibarengi dengan pembentukan karakter dan nilai profesional.
Prof. Bo An menjelaskan tentang peran penting Autonomous Agents dalam memecahkan berbagai permasalahan kompleks di dunia nyata.
Melalui forum ini, Forhati menegaskan komitmen dalam mengonsolidasikan kekuatan perempuan dan membangun pengetahuan kolektif tentang isu-isu strategis perempuan di 2025.
Seminar yang diadakan Perbanas Insitute ini menjadi forum strategis untuk membahas dampak kebijakan proteksionisme global terhadap Indonesia dan strategi adaptif yang perlu diambil.
Direktur Eksekutif IGCN Josephine Satyono menekankan pentingnya tata kelola beretika dalam praktik bisnis yang berkelanjutan.
Dari 16 invensi yang divaluasi, AII berhasil mengantar 9 invensi meraih Letter of Intent (LoI) atau surat kesepakatan sementara; 4 lainnya berupa penandatanganan NDA dan dan 2 sisanya menuju NDA
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved