Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau nelayan untuk mewaspadai potensi terjadinya gelombang tinggi di laut selatan Jawa Barat hingga Daerah Istimewa Yogyakarta pada musim angin timuran yang merupakan masa panen ikan.
Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo menjelaskan musim angin timuran biasanya memang dibarengi dengan kemunculan berbagai jenis ikan. Di satu sisi, itu bisa memberi keuntungan bagi para nelayan. Namun, di sisi lain, kondisi tersebut juga bisa menimbulkan bahaya.
teguh mengatakan, berdasarkan prakiraan cuaca BMKG, tinggi gelombang di wilayah perairan selatan Jabar-DIY maupun Samudra Hindia selatan Jabar-DIY berpotensi mencapai 2,5 meter sampai 4 meter, sehingga masuk kategori tinggi.
Baca juga: BMKG: Waspadai Gelombang Tinggi pada 30-31 Mei
"Peluang terjadinya gelombang tinggi tersebut diprakirakan akibat pola angin yang dominan bergerak dari timur hingga tenggara dengan kecepatan berkisar 4-20 knot," jelas Teguh.
Ia pun mengimbau nelayan untuk memerhatikan risiko gelombang tinggi terhadap keselamatan pelayaran karena berdasarkan analisis, angin dengan kecepatan lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter berisiko pada keselamatan perahu nelayan.
Baca juga: BNPB Siapkan Teknologi Modifikasi Cuaca Kurangi Potensi Kekeringan Akibat El Nino
Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Cilacap Sarjono mengatakan nelayan di wilayah itu pasti akan memanfaatkan musim angin timuran untuk memanen ikan.
Menurut dia, beberapa jenis ikan sudah mulai bermunculan di laut selatan meskipun, berdasarkan pengalaman, puncak musim panen ikan bagi nelayan Cilacap baru akan berlangsung pada bulan Juli hingga September.
"Semoga pada musim angin timuran dan musim kemarau tahun ini hasil tangkapan nelayan jauh lebih baik dibandingkan. Kami juga akan mengimbau nelayan yang berangkat melaut untuk tetap memerhatikan risiko gelombang tinggi," tutur Sarjono. (Ant/Z-11)
Ketinggian gelombang terjadi di perairan Jawa Tengah tersebut cukup berisiko terhadap kegiatan pelayaran.
Meskipun cuaca juga berawan, gelombang tinggi masih terjadi di perairan selatan yakni mencapai 2,5-4 meter.
Waspadai gelombang tinggi karena berisiko terhadap aktivitas pelayaran dan banjir rob di sejumlah daerah di Pantura Jawa Tengah
Gelombang tinggi hingga 4 meter kembali terjadi di perairan selatan Jawa Tengah Selasa (8/7), air laut pasang (rob) di perairan utara juga kembali meningkat.
Gelombang tinggi juga masih berlangsung di perairan selatan Jawa Tengah mencapai 2,5-4 meter, sedangkan di perairan utara setinggi 0,5-1,25 meter.
Pada pagi-siang cuaca di Jawa Tengah umumnya cerah dan berawan, namun memasuki sore hingga awal malam hujan ringan-sedang mulai turun di sejumlah daerah.
BMKG mengimbau wisatawan yang berkunjung ke pantai selatan Jawa Tengah selama libur Lebaran 2025 untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap gelombang pasang air laut.
Bencana itu juga menyebabkan kerusakan fasilitas umum, termasuk Jalan Jerambah sepanjang 100 meter yang hancur diterjang air.
Dua hari terakhir kembali terjadi gelombang pasang. Biasanya gelombang pasang terjadi pada malam.
WARGA pesisir pantai selatan Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, masih mewaspadai potensi gelombang pasang. Kekhawatiran itu menyusul terjadinya banjir rob pada Rabu (16/10).
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengumumkan status waspada banjir pesisir di wilayah Jakarta bagian utara. Ancaman tersebut berlangsung selama 16-23 Juli 2024.
Gelombang pasang setinggi 3 meter menerjang Desa Udiwodowatu, Kecamatan Keo Tengah, Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved