Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
KETUA Tim Kerja Sertifikasi dan Pengawasan Sarana Produksi, Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Kementerian Kesehatan, Ismayati mengatakan orang lanjut usia (lansia) memiliki potensi besar mengalami luka yang disebabkan tekanan atau luka dekubitus.
"Memang usia lanjut itu memiliki potensi yang besar untuk terjadinya luka dekubitus," ujar Ismiyati, Rabu (24/5).
Dia menuturkan timbulnya luka dekubitus pada lansia antara lain disebabkan oleh berkurangnya mobilitas karena usia yang sudah lanjut serta adanya inkontinensia urine atau kondisi tidak mampu menahan buang air kecil.
Baca juga: Banyak Lansia, Wapres Minta Petugas Haji Utamakan Jemaah
Ismiyati mengatakan kondisi tersebut menyebabkan kulit menjadi lembab. Apabila kelembaban tersebut terjadi terus menerus maka bisa menimbulkan luka.
Selain itu, lanjut dia, adanya inkontinensia urine bisa menyebabkan timbulnya kotoran yang mengakibatkan efek kontaminasi dari bakteri ke luka terbuka.
Oleh karena itu, Ismiyati mengatakan upaya pencegahan dan penanganan luka dekubitus harus dilakukan demi meningkatkan kualitas hidup para lansia.
Baca juga: Komisi VIII DPR Dukung Penyelenggaraan Haji 2023 Ramah Lansia
Merujuk pada hasil riset Kementerian Kesehatan, jumlah kejadian luka dekubitus di Indonesia cukup tinggi yaitu sekitar 33%. Dari rasio tersebut, 40% di antaranya dinyatakan kasus terkena luka dekubitus terjadi saat berada di rumah.
Sementara itu, Anggota Bidang Organisasi dan Kaderasisasi Dewan Perwakilan Wilayah Persatuan Perawat Nasional Indonesia DKI Jakarta Harwina Widya Astuti mengatakan timbulnya luka dekubitus disebabkan oleh sejumlah faktor, salah satunya penyakit kronis.
Adanya penyakit kronis membuat penderitanya harus tirah baring atau beristirahat dengan berbaring dalam waktu yang lama. Hal tersebut membuat sirkulasi tubuh menjadi tidak lancar sehingga pada bagian tubuh yang tertekan bisa menimbulkan luka.
Faktor lainnya bisa disebabkan oleh usia. Dengan bertambahnya usia, proses regenerasi sel pada tubuh akan melambat. Hal ini akan berpengaruh terhadap kulit yang akan lebih mudah mengalami luka.
Selain itu, kata dia, faktor lingkungan juga berpengaruh. Kondisi lingkungan yang terlalu lembab atau terlalu kering bisa menimbulkan iritasi pada kulit.
"Kemudian dari faktor keluarga. Keluarga sangat berkontribusi terhadap bagaimana menjaga kesehatan dari anggota keluarganya. Anggota keluarga yang mengalami tirah baring lama tentunya perlu ada perawatan yang dilakukan oleh keluarga, dalam hal ini penting juga untuk selalu memantau kondisi kulit terutama untuk area yang mengalami tekanan lebih besar pada kondisi tirah baring," papar Harwina. (Ant/Z-1)
Melalui terapi ini, dapat dibentuk jaringan baru untuk menggantikan sel-sel yang rusak yang menyebabkan kerusakan organ.
Sekitar 80% kebutaan di Indonesia disebabkan oleh katarak. Operasi menjadi satu-satunya cara untuk memulihkan penglihatan pasien.
TKT lansia dan latihan kognitif untuk lansia dilakukan melalui aktivitas senam otak (brain gym) dan bermain puzzle (puzzle therapy).
Lansia yang sudah mengalami penurunan fungsi kognitif yang bisa mendadak jadi kekanakan.
Gerakan Ling Tien Kung memiliki gerakan sederhana dan efektif dan bisa dilakukan siapa saja, termasuk anak-anak dan lansia.
Suasana klasik dengan sentuhan modern langsung menyapa setiba sampai di Uma Oma Authentic Indonesian Food & Cafe.
Luka dekubitus pada lansia, ungkap Kusmarinah, pada umumnya terjadi karena kelembaban yang terjadi akibat kebocoran urine dan feses dari popok.
Luka akibat dekubitus yang banyak diderita lansia bisa menjadi sangat parah, hingga menyebabkan lubang dan luka menganga yang sulit untuk disembuhkan.
Apabila tidak ditangani dengan excretion care yang tepat, maka akan ada lebih banyak orangtua yang berisiko terkena luka dekubitus.
Lansia dengan kondisi tirah baring yang mobilitasnya terbatas memiliki risiko terkena luka dekubitus lebih tinggi karena adanya tekanan pada area tubuh yang sama dalam jangka waktu yang lama.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved