Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
DOKTER anak konsultan alergi imunologi, yang juga anggota Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Isman Jafar mengimbau para orangtua agar tidak terlalu mengekang anak yang mengidap alergi, khususnya alergi makanan.
"Itu malah kita jadi merusak hidup seorang anak. Kan anak itu mau coba semua. Kalau ibunya punya pola pikir, 'Jangan, kamu kan alergi. Nggak boleh'. Jadi anaknya mau ini dikekang, mau itu nggak boleh," ungkap Isman, dikutip Jumat (19/5).
"Padahal yang betul adalah sebelum ada bukti hitam di atas putih (pernyataan dokter) anak itu alergi, itu hanya prasangka saja. Mungkin betul, tapi jangan mengekang anak," imbuhnya.
Baca juga: Mengenal Pengertian, Penyebab, dan Tipe-tipe Alergi
Selanjutnya, Isman menjelaskan alergi terhadap makanan atau food alergy akan meningkat tinggi di usia 1 sampai 2 tahun. Namun, itu tidak berarti ibu harus melarang anak mengonsumsi makanan tersebut selama-lamanya.
"Jadi, kalau misalnya usia di atas 2 tahun itu akan makin berkurang. Dan misalnya kalau sudah 6 sampai 7 tahun ya jangan dilarang-larang juga. Kita biarkan saja anaknya makan makanan tersebut dengan harapan akan timbul toleransi," kata Isman.
"Nah toleransi ini adalah kebalikan dari alergi. Jadi zat yang tadinya tubuh anggap berbahaya, kita sudah mengenal zat tersebut. Sehingga lama-lama tubuh sudah akrab dengan zat tersebut. Jadi berteman jadinya. Nah itu yang kita harapkan anak-anak akan bisa toleransi," sambungnya.
Baca juga: 80 Persen Anak dengan Asma Punya Riwayat Alergi
Kendati demikian, Isman juga mengingatkan bahaya apabila anak sudah mengalami reaksi anafilaksis. Anafilaksis adalah reaksi alergi berat dan terjadi secara tiba-tiba setelah tubuh terpapar pemicu alergi.
"Tapi ada bahayanya juga. Ketika dikasih misal timbul reaksi anafilaksis. Misal menyerang beberapa anggota tubuh seperti jantung dan lain-lain. Nah itu risiko. Jangan coba-coba. Tapi kalau belum ada bukti pasti, biasa saja. Santai saja," terangnya.
Psikolog anak dan parenting coach Irma Gustiana A juga menyampaikan hal serupa. Dia mengimbau agar orangtua tidak memberikan label alergi terhadap anak-anak mereka.
"Jangan kasih label. Misalnya ngomong, 'Kamu tuh kan alergian nak' gitu. Jangan begitu. Karena dia akan sugesti ke dirinya, "Aku tuh alergian. Aku tuh lemah, aku beda'. Bisa dua yang terjadi. Antara dia nggak pede atau dia bisa jadi sangat membuat itu menjadi alasan," papar Irma.
"Karena anak itu tricky. Dia bisa memanipulasi itu. Jadi jangan labeling. Tapi dia tetap perlu tahu kondisi dia. Jadi cara komunikasiinnya, 'Kalau makan ini nanti kamu batuk. Kita cari yang lain ya atau kita cari yang rasanya mirip' gitu," kata dia. (Ant/Z-1)
Berbicara kepada anak-anak tentang penyakit serius, seperti kanker bisa menjadi tantangan besar bagi orang tua.
Momen lebaran bukan hanya tentang kebahagiaan, tetapi juga kesempatan bagi anak-anak untuk belajar mengelola uang.
Artis, model, dan pembawa acara Dian Ayu Lestari membagikan tips liburan bersama anak-anak, termasuk memilih tempat yang cocok dan mempersiapkan peralatan penting.
Si kecil cenderung lebih mudah pilek dan batuk di musim hujan. Pengaruh cuaca pada perkembangan kuman menjadi salah satu penyebabnya.
Agar anak tidak stunting, upaya pencegahan perlu dilakukan sejak jauh hari, bahkan sebelum masa kehamilan.
Sebagian orang tua melarang anak bermain hujan. Padahal, bermain di tengah hujan memberi sejumlah manfaat buat anak.
Penelitian terbaru menunjukkan memberi makan selai kacang halus kepada bayi sampai sekitar 5 tahun dapat mengurangi risiko alergi kacang tanah hingga 71% di masa remaja.
Belakangan ini, muncul pro dan kontra seputar apakah menyusui bayi lebih dari dua tahun memiliki dampak negatif pada kesehatan anak
Alergi merupakan bentuk reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap zat lain yang dianggap berbahaya walaupun sebenarnya tidak.
Alergi susu sapi dapat terjadi ketika sistem kekebalan tubuh yang dimiliki anak bereaksi berlebihan terhadap protein yang terkandung dalam susu sapi.
Reaksi ini muncul karena sistem kekebalan tubuh menganggap zat tertentu dalam obat tersebut sebagai substansi yang bisa membahayakan tubuh.
Vaksinasi adalah cara penting untuk melindungi anak-anak dari berbagai penyakit berbahaya. Namun, banyak orang tua yang khawatir tentang keamanan dan efektivitas
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved