Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PSIKOLOG dan Pakar Pengembangan Sumber Daya Manusia Endang Retno Wardhani mengatakan ada beberapa hal yang harus diketahui generasi Z atau gen Z sebelum memasuki dunia kerja.
Menurutnya, tantangan yang dihadapi generasi Z, terutama bagi mereka yang baru saja memasuki dunia kerja sangatlah besar. Hal ini karena pandemi covid-19 dapat membuat gap atau jarak dalam daya kompetensi generasi Z dengan kebutuhan perusahaan saat ini.
"Proses belajar atau training belum semua organisasi melihatnya sebagai isu penting," kata perempuan yang akrab disapa Dhani ini dalam paparannya di acara ZTalks Upskilling The Indonesian Modern Workforce di Jakarta, Selasa (16/5).
Baca juga: Survey IFG: Gen Z Miliki Persepsi Positif soal Industri Asuransi
Oleh sebab itu, generasi Z membutuhkan dorongan untuk memperkuat literasi dalam berbagai literasi, terutama literasi di bidang teknologi dan digital yang saat ini banyak digunakan.
Untuk itu, gen Z dapat memilih bentuk atau jenis pembelajaran yang dapat menunjang pengembangan kompetensi mereka, terutama kompetensi di bidang pekerjaan yang diinginkan.
Salah satu bentuk pembelajaran yang dapat dipilih adalah pelatihan berbasis digital atau boothcamp digital yang saat ini cukup banyak tersedia di Indonesia.
Baca juga: Belajar dari Fadli Maulana Ibrahim: Gen Z yang Sukses Mengembangkan Bisnis Fesyen
Hal ini sesuai dengan karakteristik gen Z yang lebih senang dengan sesuatu yang atraktif agar minat mereka untuk mempelajari keahlian baru atau pengetahuan baru semakin meningkat.
Motivasi gen Z untuk belajar pun akan semakin tinggi, sehingga persyaratan masuk kerja yang mereka butuhkan dapat terpenuhi.
Selain itu, gen Z dapat mengakses informasi yang kredibel mengenai hal-hal yang diperlukan dalam persiapan kerja di masa mendatang, seperti informasi perusahaan tujuan, keahlian yang dibutuhkan pada perusahaan yang dituju, dan lainnya.
Gen Z juga perlu mengetahui kekuatan dan kelemahan yang masing-masing-masing dari mereka miliki agar sesuai dengan kompetensi yang perusahaan butuhkan saat mereka melamar sebuah pekerjaan.
Dhani juga mengingatkan agar Gen Z jangan mudah mager atau malas gerak. Terkadang, perasaan mager tersebut dapat menghambat mereka untuk berkembang, salah satunya berkembang untuk mempelajari hal baru.
Jika gen Z merasa mager, mereka dapat memanfaatkan kelompok pertemanan atau peer untuk memacu semangat. Dhani mengatakan gen Z cenderung melihat siapa saja yang dapat memengaruhi mereka untuk melakukan suatu hal, sehingga melihat teman sebagai rekan belajar dapat membuat mereka terdorong untuk melakukan hal yang lebih positif.
Ia juga menyarankan agar Gen Z, yang saat ini sedang dalam tahap mencari kerja, untuk mempersiapkan diri dengan baik. Ubah pola pikir atau mindset yang sebelumnya ragu-ragu dalam melakukan suatu hal, salah satunya mencari pekerjaan, menjadi optimisme agar hasil yang didapatkan dapat lebih maksimal.
Selain itu, perlihatkan sikap yang baik selama proses pencarian kerja berlangsung karena personalia atau human resources selalu melihat sikap yang ditunjukkan calon pekerja di perusahaan mereka.
Manfaatkan juga pusat karier di kampus-kampus untuk mengetahui informasi seputar karir agar gen Z dan calon pekerja lebih siap untuk mempersiapkan karier mereka.
"Manfaatkan career center di tiap akademi, mahasiswanya sendiri harus mendorong diri karena wadah itu (sudah) disiapkan," pungkas Dhani. (Ant/Z-1)
BANTUAN Subsidi Upah (BSU) senilai Rp600 ribu yang digelontorkan pemerintah pada Juni hingga Juli 2025 dinilai tidak menjawab kebutuhan mendasar masyarakat.
Jika sebelumnya bahasa Inggris menjadi standar, kini bahasa Mandarin mulai mencuat sebagai keahlian baru yang dibutuhkan dalam dunia profesional modern.
Sistem outsourcing atau alih daya selama ini menjadi solusi efisiensi bagi berbagai perusahaan di Indonesia.
Setiap generasi sudah pasti memiliki perspektif, gaya, dan harapan masing-masing dengan keunikan sendiri. Begitu pula dengan tantangan-tantangan komunikasi.
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah berbicara tentang tarif sebagai raksasa yang menciptakan lapangan kerja.
LinkedIn Hiring Assistant dirancang untuk menangani tugas-tugas perekrutan yang repetitif dan memakan waktu.
Menurut Yassierli, jika Indonesia ingin mencapai pertumbuhan ekonomi hingga 8%, maka struktur perekonomian nasional perlu dibenahi secara fundamental.
Pemerintah didorong untuk menginisiasi kebijakan yang bisa mendukung penciptaan lapangan kerja. Hal itu dinilai lebih baik dan krusial ketimbang menjalankan program Bantuan Subsidi Upah.
Apindo merespons Keputusan Bank Indonesia (BI) untuk menahan suku bunga acuan di level 5,50%, tingginya suku bunga disebut menjadi penghambat lapangan kerja
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh LSI Denny JA, mayoritas masyarakat merasakan kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan selama tujuh bulan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Isu lapangan kerja merupakan rapor merah bagi pemerintahan Prabowo-Gibran. Ia menilai pemerintah harus melakukan upaya dalam mengatasi masalah ini.
Kalau ada yang mengatakan lapangan pekerjaan tidak ada, saya pikir kita harus introspeksi kolektif. Jangan sampai kita kufur nikmat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved