Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
MEMPERINGATI hari Kesiapsiagaan Bencana, yuk kita luangkan waktu sejenak berlatih latihan kesiapsiagaan bencana.
Lantas apa yang perlu disiapkan saat bencana terjadi? Sebelum menjawab pertanyaan tersebut pahami dulu yuk, apa itu bencana alam.
Bencana Alam merupakan bencana yang diakibatkan peristiwa atau serangkaian peristiwa alam. Peristiwa ini konsekuensi dari keterlibatan manusia pada perusakan alam.
Baca juga : Wajib Tahu! Ini Kelembagaan dan Koordinasi Penanggulangan Bencana
Bencana alam ada banyak sekali jenisnya. Secara umum dibagi menjadi tiga, yaitu bencana alam geologi, bencana alam meteorologi, dan bencana alam ekstra-terestial.
Berdasarkan data statistik dibi.bnpb.go.id sepanjang 2023 terjadi 400 bencana alam. Dari empat bulan terkahir tercatat bencana yang sering kali terjadi adalah tanah longsor sebanyak 141 bencana, puting beliung (132 bencana), banjir (104 bencana), Kebakaran hutan (12 bencana), Gempa bumi (8 bencana), banjir dan tanah longsor (2 bencana), dan yang terakhir abrasi (1 bencana).
Menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, penting bagi kita untuk mengetahui hal yang harus di persiapkan saat bencana terjadi. Terutama mereka yang tinggal di daerah rawan bencana harus. Yuk cermati langkah-langkah berikut ini.
Baca juga : Hari Kesiapsiagaan Bencana, BNPB Tingkatkan Kesadaran Masyarakat Hadapi Bencana
Gempa bumi adalah bencana yang tidak dapat diprediksi kapan akan terjadi. Namun ada sejumlah persiapan yang bisa dilakukan untuk antisipasi seandainya gempa terjadi.
Pertama lakukan pengecekan potensi bahaya rumah di antaranya:
Jangan lupa identifikasi lokasi aman di dalam dan luar rumah.
Baca juga : Hadapi Potensi Tsunami Jatim, BNPB Kuatkan Kelembagaan BPBD
Jangan lupa untuk membekali pengetahuan diri sendiri dan keluarga dengan:
Selain itu juga diperlukan logistik darurat meliputi:
Bagi yang tinggal di kawasan rawan longsor, bisa melakukan antisipasi dengan menatau curah hujan di daerah itu.
Baca juga : BNPB : Ancaman Bencana Hidrometeorologi belum Berakhir
Selain itu, adan bisa melakukan persiapan dengan dukungan logistik, seperti
Saat terjadi longsor, segera keluar dari rumah dengan tas yang sudah diisi logistik di atas ke kawawasan lapang, menjauhi tebing.
Setelah peristiwa, perhatikan sejumalh hal ini.
Baca juga : Banjir Susulan Terjang Bengkulu, 225 Jiwa Mengungsi
Tsunami biasanya terjadi setelah gempa bumi yang cukup besar di kawasan pesisir. Nah, ada sejumlah hal yang perlu diperhatian.
Salah satu upaya mencegah dampak bencana ialah membentuk Desa Tangguh Bencana (Destana).
BNPB mencatat beberapa provinsi yang mengalami bencana terbanyak selama 2022.
Bupati mengatakan akan mengeluarkan anggaran tambahan untuk terus memperluas jangkauan desa-desa tanggap bencana.
Potensi bencana dan dampak dari perubahan iklim tentu tak dapat ditanggulangi oleh pemerintah saja
Terjadi 1.277 kejadian kebakaran di Jakarta sejak Januari hingga Agustus 2023 atau 5 kebakaran di Jakarta setiap harinya.
Lembaga Geologi AS (USGS) dan pejabat setempat menyebut sejauh ini tidak ada laporan tentang korban atau kerusakan,
Potensi kejadian bencana di Jawa Barat mulai dari banjir, tanah longsor hingga angin kencang
Mitigasi bisa menjadi upaya pencegahan sebelum terjadinya bencana.
BADAN Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) akhirnya bisa memetakan sesar aktif yang menjadi pemicu gempa bumi di Kabupaten Sumedang Jawa Barat (Jabar) pada pergantian Tahun 2024.
Gempa di Sumedang terjadi pada 31 Desember 2023 hingga Januari 2024.
Program yang dilakukan oleh Kementerian Sosial sangat tepat mengingat wilayah Garut yang rawan bencana memerlukan upaya mitigasi dari pemerintah dan masyarakat.
Hal ini dilakukan sebagai langkah kesiapsiagaan dini dan kewaspadaan jika terjadi bencana di sekitar lingkungannya
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved