Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Korban Perundungan Butuh Layanan Konseling.

Basuki Eka Purnama
19/4/2023 07:30
Korban Perundungan Butuh Layanan Konseling.
Ilustrasi(Medcom)

KORBAN perundungan membutuhkan layanan konseling yang tepat untuk memulihkan diri. Hal itu dikatakan Sekretaris Program Studi S1 Fakultas Psikologi Universitas Katolik Atmajaya Nanda Rosalia.

Sebagaimana dikutip dari siaran pers, Rabu (19/4), Nanda menjelaskan konseling bagi korban maupun saksi dan pelaku perundungan dapat dilakukan dengan teknik ABC, yang mencakup upaya mengenali pikiran negatif dan kemudian mengubahnya menjadi keyakinan rasional yang dapat mengubah cara untuk menyikapi kejadian negatif.

"Untuk membantu korban perundungan, seorang konselor harus memberikan konseling yang tepat dan dibutuhkan oleh korban dengan mengenali pikiran negatif apa yang dimiliki oleh korban sehingga dampak buruk dari perundungan dapat dihindari," kata Nanda.

Baca juga: Tenaga Pendidik Diharapkan Berikan Konseling Tepat kepada Korban Bullying

Pendiri Komunitas Guru Satkaara Berbagi (KGSB) Ruth Andriani juga menyampaikan pentingnya pendampingan psikologis bagi korban perundungan.

 

"Perundungan membawa dampak psikologis bagi korban sehingga peran tenaga pendidik sangatlah penting dalam membantu dan mendampingi korban melalui teknik konseling yang tepat," katanya.

Data Programme for International Students Assessment (PISA) 2018 menunjukkan 41,1% siswa di Indonesia mengaku pernah mengalami perundungan.

Baca juga: Cegah Cyberbullying, 4.000 Siswa SMA Ikuti Gerakan Literasi Digital

Pada tahun yang sama, Indonesia menempati posisi kelima dalam daftar 78 negara dengan banyak catatan kasus perundungan di lingkungan sekolah.

Hasil Survei Nasional Pengalaman Hidup Anak dan Remaja, yang dilakukan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak pada 2018 menunjukkan dua dari tiga anak remaja pernah mengalami kekerasan dan tiga dari empat kasus kekerasan terjadi di antara teman sebaya.

Perundungan dapat menimbulkan dampak merugikan yang berkepanjangan seperti stres, depresi, trauma, masalah kesehatan, dan penurunan performa akademis pada korban.

Ruth menekankan pentingnya memutuskan mata rantai perundungan di lingkungan sekolah.

"Kami harap kita tidak hanya bisa mengobati, namun ke depannya kita semua dapat bersama-sama mencegah dan memutus mata rantai perundungan, khususnya di lingkungan sekolah, serta menjadikan sekolah sebagai ruang aman dan nyaman bagi anak untuk belajar dan mengembangkan diri," katanya. (Ant/Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya