Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
KEMENTERIAN Kesehatan (Kemenkes) mengatakan kesadaran masyarakat mengecek kesehatan secara berkala masih relatif rendah. Padahal pengecekan dini bisa menekan beban pembiayaan pengobatan penyakit tidak menular di masa depan.
"Saat ini baru 33% penduduk Indonesia yang melakukan skrining penyakit tidak menular," kata juru bicara Kemenkes M Syahril dalam keterangan tertulis, Minggu (16/4).
Syahril juga mengatakan 70% pasien kanker baru mulai berobat, setelah memasuki stadium lanjut.
Baca juga: Gratis, Ini 14 Penyakit yang Bisa Diskrining di Puskesmas
"Hal ini dapat menurunkan risiko keberhasilan pengobatan dan menurunkan kualitas kesehatan masyarakat," papar dia.
Syahril menyebut pengecekan dini tidak hanya bermanfaat bagi masyarakat. Melainkan juga bisa menghemat beban biaya kesehatan negara.
Baca juga: Ada Arcturus, Kasus Covid-19 di Indonesia Masih Didominsi Omicron BA.4
"Data BPJS Kesehatan pada 2022 menunjukkan beban pembiayaan penyakit tidak menular mencapai Rp24,1 triliun atau meningkat dari 2021 yang mencapai Rp17,9 triliun," jelas dia.
Syahril berharap masyarakat semakin sadar pentingnya mengecek kesehatan. Kemudian menerapkan pola hidup bersih dan sehat guna terhindar dari penyakit. (Z-3)
“Kita juga perlu mengenal gula tersembunyi. Di kemasan biasanya diakhiri dengan “ol” seperti manitol, sorbitol, xylitol, hingga istilah lain."
Setidaknya ada 10 besar penyakit tidak menular yang menjangkiti masyarakat Cianjur.
Berdasarkan data dari WHO pada 2018 diperkirakan ada sekitar 41 juta orang yang meninggal akibat penyakit tidak menular setiap tahun.
DIABETES Melitus Tipe 1 (DM1) adalah kondisi serius di mana kadar glukosa darah meningkat terlalu tinggi karena tubuh tidak dapat membuat hormon insulin.
Selain faktor metabolik (tekanan darah, gula darah, obesitas, gangguan fungsi ginjal) dan faktor perilaku (pola makan, merokok, aktivitas fisik), perilaku hidrasi berperan penting
PB IDI dan Aplikasi Doctor to Doctor (D2D) berkolaborasi membantu pemerintah dalam melakukan deteksi dini melalui program Skrining Nasional Penyakit Tidak Menular.
PUSKESMAS, sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama dan garda terdepan pelayanan kesehatan masyarakat, memegang peranan penting di wilayahnya.
Di era digital yang terus berkembang, transformasi digital bukan hanya sekadar tren. Itu telah menjadi kebutuhan mendesak dalam berbagai bidang, termasuk di bidang kesehatan.
Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (Simpus) adalah sebuah sistem digital yang dirancang khusus untuk membantu Puskesmas dalam mengelola berbagai informasi kesehatan.
Studi terbaru dari Health Collaborative Center mengungkap tingginya kejadian mom shaming di Indonesia. Sebagian besar pelaku justru berasal dari keluarga dan orang-orang sekitar.
Saat libur Lebaran yang jatuh pada 8 hingga 15 April 2024, Puskesmas hanya akan tutup di tanggal merah,
Lonjakan kasus merata di semua kecamatan di Kabupaten Subang. Saat ini, hampir setiap hari beberapa rumah sakit dan puskesmas di wilayah Kabupaten Subang juga dipadati pasien dengan gejala DBD.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved