Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Begini Cara Melakukan Deteksi Dini Gangguan Autisme pada Anak

Ghani Nurcahyadi
06/4/2023 20:45
Begini Cara Melakukan Deteksi Dini Gangguan Autisme pada Anak
Ilustrasi autisme(Freepik.com)

DETEKSI dini terhadap gangguan autisme pada anak merupakan faktor penting dalam penanganan secara medis. Konsultan Tumbuh Kembang Pediatri Sosial KSM Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM, Prof. Dr. dr. Rini Sekartini, Sp.A(K), menyebutkan ada sejumlah cara melakukan deteksni dini ganggung autisme.

“Deteksi dini itu krusial sekali, jangan dua tahun atau lebih baru menyadari perkembangan anak yang lamban,” kata dia pada seminar daring, dikutip dari Antara, Kamis (6/4).

Rini yang juga Dokter Spesialis Anak itu mengatakan anak dengan autisme dapat dideteksi sejak usia enam bulan dan dapat dilakukan skrining diagnosis pada usia 18 bulan.

Baca juga : Kado Alma untuk Dila, Buku Cerita Bergambar tentang Autisme 

Anak usia enam bulan, menurutnya, sudah mampu untuk berinteraksi dengan orang tua, salah satunya mengenali nama panggilannya dengan baik.

“Usia enam bulan harusnya sudah bisa berinteraksi, misal apabila dia tidak merespons ketika dipanggil namanya secara terus-menerus ini bisa menjadi salah satu indikasi,” ujar Rini.

Baca juga : Hari Autisme Sedunia, Raysha Management Team Gelar Pameran Lukisan

Selain itu, kontak mata selalu menjadi indikator yang dapat diobservasi oleh orang tua. Anak dengan autisme cenderung menghindari kontak mata dengan orang lain.

Beberapa indikator lain seperti progres kemampuan berbahasa dan bersosialisasi yang lamban perlu diperhatikan. Kesulitan berkomunikasi dan mengekspresikan perasaan adalah ciri dari autisme.

Lebih lanjut, Rini mengatakan bila orang telah menemukan beberapa indikasi autisme pada anak, skrining dengan diagnosis lebih lanjut oleh tenaga medis profesional dapat dilakukan.

Umumnya, dokter akan mendiagnosis dengan perangkat Modified Checklist for Autism in Toddlers, Revised with Follow-Up (M-CHAT-R/F).

M-CHAT-R/F merupakan alat skrining tahap kedua berdasarkan laporan orang tua untuk mengevaluasi risiko autisme. Skrining ini dapat dilakukan saat anak telah berusia 18 bulan.

“Jangan menyangkal dan menganggap anak kita baik-baik saja, coba untuk move on dan segera meminta pertolongan profesional,” kata Rini.

“Deteksi dini lebih baiik kalau ada masalah, agar ada perbaikan supaya anak itu bisa mandiri di kemudian hari,” tambahnya.

Meskipun data anak dengan gangguan autisme di Indonesia belum pasti, namun berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah penduduk Indonesia dengan tingkat pertumbuhan 1,14 persen dapat diprediksi penderita autis di Indonesia berkisar 2,4 juta orang dengan peningkatan 500 orang per tahun. (Ant/Z-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya