Headline
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
PT Etana Biotechnologies Indonesia (Etana) bersama Komunitas Pasien Cuci Darah Indonesia (KPCDI) menyelenggarakan edukasi kesehatan daring bertema 'Pilih EPO atau Transfusi Darah'.
Edukasi kesehatan yang digelar Minggu (26/3) di Jakarta, dengan menghadirkan narasumber Dr. Afiatin dr. SpPD-KGH., FINASIM, Internist Konsulen Ginjal dan Hipertensi, Kepala Instalasi HD RS Hasan Sadikin Bandung.
Etana melakukan berbagai kegiatan edukasi kesehatan di rumah sakit dan unit hemodialisis yang tersebar di Indonesia dengan target peserta pasien hemodialisa, keluarga pasien, tenaga kesehatan dan dokter spesialis penyakit dalam konsultan ginjal dan hipertensi.
Peringati Hari Ginjal Sedunia
Edukasi kesehatan yang digelar Etana sebagai bagian dari rangkaian kegiatan yang dilakukan dalam memperingati Hari Ginjal Sedunia
Baca juga: Edukasi Pasien Dialisis agar Dapat Pilih Terapi yang Tepat
Head of Sales & Marketing PT Etana Biotechnologies Indonesia, Randy Stevian, mengatakan,“Etana terus berupaya melayani pasien untuk menyediakan produk biofarmasi yang berkualitas tinggi dan harga terjangkau."
"Salah satunya melalui produk epoetin alfa yang dapat membantu pasien yang sedang menjalani hemodialisa," ujar Randy.
Pengetahuan untuk Masyarakat dan Pasien Hemodialisa
"Melalui webinar ini kami berharap dapat menambah pengetahuan masyarakat khususnya pasien hemodialisa dalam meningkatkan kualitas hidup untuk menjaga dan melindungi kesehatan dalam upaya meningkatkan kesehatan bangsa,” jelasnya.
Baca juga: Waspadai Penyakit Ginjal, Cara Pencegahan dan Gejalanya
Ketua Umum Komunitas Pasien Cuci Darah Indonesia (KPCDI) Tony Richard Samosir mengatakan,“Seperti kita ketahui anemia menjadi problematika bagi pasien cuci darah, di mana terapi yang dapat dilakukan salah satunya adalah dengan penyutikan EPO atau alternatif lain dengan melakukan tranfusi darah."
"Melalui edukasi Kesehatan ini KPCDI ingin berbagi pengetahuan mengenai terapi yang sesuai bagi pasien dialisis, dengan harapan terapi yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan aktifitas agar dapat meningkatkan kualitas hidup pasien untuk tetap produktif," paparnya.
Pasien Ginjal Kronik Diterapi dengan Baik
Sementara itu, Dr. Afiatin dr. SpPD-KGH., FINASIM, mengatakan,“Pada Pasien Ginjal Kronik (PGK) yang mengalami anemia harus diterapi dengan baik, di mana pemberian terapi Ertythropoiesis Stimulating Agent (ESA) merupakan terapi utama."
"Terapi ESA dapat diberikan kepada pasien dengan HB <10g/dl, penyebab lain anemia sudah disingkirkan, tidak ada anemia defisiensi besi absolut dan tidak ada infeksi berat," katanya.
"Sedangkan untuk terapi transfusi darah dapat diberikan pada kondisi tertentu, karena mempunya beberapa risiko diantaranya infeksi, kelebihan kadar besi dan kelebihan cairan, selain itu dapat menimbulkan reaksi transfusi pada beberapa pasien,” kata dr.Afiatin.
Baca juga: Kualitas Layanan JKN untuk Pasien Dialisis Dinilai Meningkat
Pemberian ESA, menuut dr.Afiatin, tetap merupakan pilihan terbaik untuk terapi anemiapada PGK yang harus dilakukan secara rutin.
Terapi EPA Tingkatkan Hb
Dengan melakukan terapi ESA tubuh dapat meningkatkan Hb yang berkelanjutan, sehingga menghasilkan sel darah merah yang dapat berfungsi secara normal dan dapat mempertahankan target Hb yang lebih tinggi sehingga mempengaruhi kualitas hidup pasien.
Sedangkan transfusi darah memiliki banyak risiko apabila dilakukan kepada pasien cuci darah, seperti kelebihan besi, kelebihan cairan, risiko infeksi hepatitis B, C dan HIV, dan risiko lainnya.
"Untuk itu disarankan sebisa mungkin hindari transfusi darah untuk mengurangi risiko efek samping," jelasnya. (RO/S-4)
Gagal ginjal kini tidak lagi menjadi ancaman eksklusif bagi usia lanjut. Tren terbaru di tahun 2025 menunjukkan lonjakan signifikan kasus gagal ginjal pada remaja dan dewasa muda.
Gagal ginjal dan batu ginjal kini tidak hanya menyerang orang tua. Kasusnya semakin banyak ditemukan pada usia muda akibat kebiasaan harian
PENYEBAB gagal ginjal sebagian besar dipicu oleh gaya hidup penderitanya. Selain dialami oleh orang dewasa, gagal ginjal juga bisa menyerang anak-anak.
Seorang pasien gagal ginjal di Inggris mengejutkan tim medis karena memakan busa kursi dialisis. Ia didiagnosis menderita pica.
SUMBER-SUMBER medis di Jalur Gaza mengungkapkan bahwa 41 persen pasien gagal ginjal di wilayah kantong Palestina tersebut meninggal dunia sejak Israel melancarkan genosida.
JAMU merupakan minuman tradisional herbal dari Indonesia. Namun, tak sedikit orang menganggap jamu jadi salah satu penyebab gagal ginjal.
Cokelat hitam mengandung senyawa aktif seperti flavonoid dan polifenol yang bermanfaat untuk penderita penyakit ginjal kronis.
Penyakit gagal ginjal bisa terjadi akibat berbagai hal. Namun, di era saat ini, salah satu penyebab terjadinya penyakit tersebut adalah kebiasaan mengonsumsi makanan dan minuman tak sehat.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam dr. Decsa Medika Hertanto, Sp. PD mengatakan jangan memberikan buah alpukat kepada penderita gagal ginjal stadium 5.
Stadium awal penyakit ginjal kronik umumnya tanpa gejala. Keluhan umumnya timbul pada stadium lanjut.
Ketua Umum KPCDI Tony Richard Samosir mengaku miris melihat sikap pemerintah yang kurang memberikan perhatian kepada warga negaranya yang menjadi korban obat sirup beracun.
KELUARGA korban gagal ginjal akut progresif atipikal (GGAPA) mengaku tidak akan kendor dalam proses hukum yang masih berjalan hingga kini meski ada wacana santunan
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved