Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
DIREKTUR Deradikalisme BNPT RI, Brigjen Pol. R. Achmad Nurwakhid meminta pemuda dan masyarakat lebih aktif dalam menangkal radikalisme. Caranya dengan lebih selektif dalam mengikuti akun-akun di media sosial.
"Segera unfollow saja akun yang sudah menjurus radikal, seperti akun-akun yang terlalu fanatik pada agama tertentu, menyebar hoaks dan konten yang memecah belah persatuan dan toleransi," ajak Nurwakhid saat berbicara pada Kuliah Umum Pendidikan Anti Radikalisme, Selasa (14/03) di Universitas Tidar (UNTIDAR) Magelang, Jawa Tengah.
Kuliah umum tersebut diikuti oleh para mahasiswa UNTIDAR dan siswa SMA/SMK di Magelang di Gedung Kuliah Umum dr. H. R. Suparsono UNTIDAR.
Pada kesempatan itu, Achmad Nurwakhid menegaskan bahwa radikalisme tidak terkait dengan agama manapun. Radikalisme menurutnya meliputi ideologi-ideologi yang mengancam Pancasila dan mampu mengancam stabilitas dan konsensus negara. Radikalisme justru berhubungan dengan pemahaman dan cara beragama yang menyimpang yang menyalahi ajaran agama itu sendiri.
"Kasus yang terjadi sering kali terjadi adalah membela agama. Agama itu ada untuk diamalkan. Praktik beragamapun tidak akan bisa utuh dan khusyuk jika negara tidak aman dan damai," paparnya.
Bangsa Indonesia sebagai pemilik suku bangsa, bahasa daerah, dan pulau terbanyak di dunia tentu memiliki risiko tinggi. Terlebih, Indonesia memiliki enam kepercayaan dengan beragam aliran kepercayaan adat.
"Maka, kita harus berpedoman pada moderasi beragama. Pertama, komitmen kebangsaan. Apa itu komitmen kebangsaan? Berpedoman pada Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Undang-undang 1945. Kedua, toleransi. Jangan merasa paling agamis. Hormati sesama. Ketiga, mengakomodasi kebudayaan dan kearifan lokal. Terakhir, anti kekerasan," jelasnya.
Rektor UNTIDAR Prof. Sugiyarto, M.Si. dalam sambutannya menekankan pentingnya memahami bahaya radikalisme demi membangun jiwa nasionalisme pemuda. Terlebih, Magelang memiliki catatan sejarah yang luar biasa.
"Kita harus memberikan catatan terbaik. Teruskan perkembangan peradaban ini sesuai zamannya. Kalau dulu pada zaman Mataram Kuno ada Borobudur sebagai simbol kejayaan, apa yang kita tanam sekarang? Sebagai generasi sekarang, apa yang bisa kita berikan untuk generasi yang akan datang," kata Prof. Sugiyarto. (N-3)
Pemerintah Indonesia akan meningkatkan perlindungan untuk kepulangan jamaah haji.
Pencegahan tidak hanya dilakukan dari sisi keamanan tapi juga harus bisa memanfaatkan teknologi IT
Gubernur Khofifah dan BNPT RI berkomitmen tanamkan moderasi beragama sejak dini di sekolah untuk cegah radikalisme. Jatim perkuat sinergi pusat-daerah.
KELOMPOK Ahli Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Bidang Kerjasama Internasional Darmansjah Djumala menegaskan pembubaran Jamaah Islamiyah (JI) pantas diapresiasi.
BADAN Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bersama Komisi XIII DPR RI terus memperkuat upaya pencegahan radikalisme dan terorisme.
EKS narapidana terorisme (napiter) Haris Amir Falah mengungkapkan desa sering menjadi sasaran utama kelompok radikal dalam merekrut anggota baru.
Pusat Karir diharapkan dapat menjadi jembatan atau perantara bagi mahasiswa sebagai calon pencari kerja dengan perusahaan atau pihak luar yang mencari karyawan.
UNIVERSITAS Tidar (Untidar) Magelang, Jawa Tengah membetikan santunan pada puluhan anak yatim di sela acara Peringatan Nuzulul Quran, Senin (18/4) malam di Gedung dr. H. Suparsono.
Permintaan air dan energi pun akan meningkat sedangkan ancaman perubahan iklim menjadi tantangan sendiri dalam pemenuhan kebutuhan-kebutuhan ini,"
PENELITI Universitas Tidar (UNTIDAR) Magelang, Jawa Tengah, Dr. Suyitno, berhasil menciptakan Prototipe Coil yang dapat digunakan untuk mencegah pendarahan otak.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved