Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
SEBANYAK 15 kartini Indonesia masuk dalam deretan 100 wanita hebat dunia yang berkontribusi dalam pengembangan ekonomi halal. Nama-nama mereka tercatat dalam buku Contribution of Women in Global Islamic Economy.
Salah satu yang masuk dalam buku itu adalah pendiri perusahaan kosmetik PT Paragon yang memproduksi label Wardah yakni Nurhayati Subakat terseranai sebagai Tokoh Kepemimpinan Ekonomi Islam dalam buku terbitan lembaga Pendidikan Islamic Economy Academy (Islamicea) tersebut.
Atas pencapaian ini, ia berharap apa yang dilakukan ke depan terus dapat berkontribusi nyata pada pertumbuhan ekonomi nasional dan global. "Dan juga pengembangan masyarakat," ujar wanita alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) itu seperti dilansir dari Antara.
Dalam buku yang baru diluncurkan Sekretaris Jenderal Institut Standar dan Metrologi untuk negara-negara Islam (SMIIC), Organisasi Koorporasi Islam (OKI) Dr Ihsan Ovut di Turki pada Jumat (4/3) tersebut, kontribusi Nurhayati dalam menjadikan kosmetik halal sebagai nadi pertumbuhan ekonomi telah banyak mendapat apresiasi bukan hanya dari dalam negeri tapi juga dari luar negeri.
Selain Nurhayati, ada juga Wakil Presiden PT Paragon Dr Sari Chairunnisa yang juga tersenarai dalam buku itu. Dokter spesialis penyakit kulit tersebut bertanggungjawab dalam riset dan pengembangan produk-produk baru perusahaan itu.
Selanjutnya, ada mantan auditor halal LPPOM MUI yang kini menjadi General Manager Lembaga Halal Muhammadiyah Elvina Rahayu, peneliti dari Lembaga Riset Halal Institut Pertanian Bogor (IPB) Dr Nancy Dewi Yuliana, serta Manager Bank Indonesia Rindawati Maulina.
Sejumlah nama yang masuk dalam buku itu merupakan wanita diaspora Indonesia. Ada Associate Professor dan peneliti halal dari InternationalIslamic University Malaysia (IIUM), Dr Widya Lestari dan Dr Betania Kartika.
Widya merupakan dosen di Fakultas Kedokteran Gigi yang banyak melakukan riset mengenai bahan-bahan halal kedokteran gigi. Alumni Tokyo Medical and Dental Univeristy itu juga sudah banyak menelorkan mahasiswa pascasarjana dengan riset kedokteran gigi halal.
Sedangkan Dr Betania merupakan pakar bidang syariah yang sangat aktif mengadakan pelatihan-pelatihan halal di berbagai negara.
Pakar ortodonsia yang juga peneliti bidang halal yakni Dr Fitri Octavianti turut tersenarai dalam buku tersebut. Dirinya merupakan alumnus Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara yang menyelesaikan program dokter spesialisnya di Universitas Padjajaran sebelum menjadi dosen di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sains Islam Malaysia.
Sewaktu menjadi dosen inilah, pakar kawat gigi asal Bukittinggi itu aktif melakukan riset berkaitan sistem autentikasi komponen tidak halal.
Kini, Dr Fitri menjalankan klinik gigi sendiri di Kuala Lumpur, Malayasia, di samping meneruskan hobi melakukan penelitian bidang halal dan menulis artikel ilmiah.
"Tantangan utama buat saya adalah kerja klinis di klinik sendiri dan melakukan riset halal adalah dua hal yang sangat berbeda. Saya harus pandai-pandai mengatur waktu," kata Fitri.
Wanita diaspora Indonesia lainnya yang masuk dalam buku tersebut yakni Dr Rini Akmeliawati, yang kini menjadi Associate Professor di Universitas Adelaide di Australia.
Wanita asal Sumatera barat itu dikenal sebagai pakar sensor yang berhasil mengembangkan alat pendeteksi bahan tidak halal, seperti lemak dan protein babi serta alkohol. Dalam bidang riset, Dr Rini kini ditunjuk menjadi Koordinator Pusat Penelitian Robotik dan Automasi, Universitas Adelaide.
Nama-nama wanita Indonesia lainnya yang masuk dalam buku tersebut adalah Susi Susiatun dari Gerakan Wakaf Indonesia, Dr Dety Mulyanti (ABPPTSI Jawa Barat), Candra Hendriyani (Akademi Sekretaris Taruna Bakti), Rina Novianty (Unpad), Siti Anah Kunyati (Universitas Langlang Buana) dan Prof Dr Mulyaningsih (Universitas Garut).
Mereka yang tersenarai dalam buku dikelompokkan berdasarkan kontribusi dalam beberapa kategori isu halal seperti bidang pangan, kosmetik, kesehatan, sertifikasi, ekonomi Syariah, tokoh akademis, hingga tokoh kepemimpinan. (Z-4)
Baca juga : Negara Nonmuslim Lebih Progresif Mengembangkan Ekonomi Syariah
ANGGOTA Komisi IX DPR RI Arzeti Bilbina meminta mengevaluasi pengawasan label halal pada rumah makan berkaca pada kasus Rumah Makan Ayam Widuran
Kolaborasi lintas sektor guna memastikan proses sertifikasi halal dilakukan secara terpercaya serta memenuhi standar nasional dan internasional.
Halal Kulture District Jakarta juga hadir sebagai solusi menawarkan konsep digital detox
Richeese Factory berkomitmen memastikan produk yang disajikan memenuhi standar kehalalan dan keamanan pangan yang ketat.
Muslim LifeFair (Mufair) 2024 digelar di di Jakarta Convention Center (JCC). Berlangsung mulai hari ini hingga Minggu (29/12).
Menurut Siti Nur Azizah, Persami menggelar program pengembangan dan penguatan ekonomi syariah.
Kehadiran BPKH dalam Global Islamic Financial Institutions Forum 2025 di Dubai menjadi platform penting untuk memperkuat kolaborasi internasional dalam memajukan ekonomi syariah.
MASYARAKAT modern di perkotaan telah mengenal gaya hidup yang menerapkan prinsip islami, tidak hanya makanan, tetapi juga gaya berpakaian, wisata, dan bahkan perbankan.
Strategi pemanfaatan ekonomi syariah dalam lima tahun ke depan akan difokuskan untuk pengembangan sektor pariwisata halal.
Sejarah mencatat, sejak lama halalbihalal telah menjadi tradisi khas Indonesia yang mengisi ruang-ruang sosial pasca-Idul Fitri pada bulan Syawal.
Sistem Ekonomi Syariah di Indonesia: Prinsip Dasar. Pelajari prinsip dasar sistem ekonomi syariah di Indonesia. Temukan fondasi keuangan yang adil, etis, dan berkelanjutan.
Dalam perspektif ekonomi syariah, konsep frugal living dikenal dengan istilah qanaah, yakni sikap merasa cukup, tidak berlebihan, serta menghindari sifat mubazir dan boros.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved