Headline

Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Studi Buktikan Pekerja di Indonesia Lebih Mementingkan Work Life Balance

Joan Imanuella Hanna Pangemanan
01/3/2023 22:00
Studi Buktikan Pekerja di Indonesia Lebih Mementingkan Work Life Balance
Peluncuran studi oleh SEEK, BCG dan The Network(MI/Joan)

SEEK, perusahaan induk dari aplikasi pengembangan karir dan pencarian kerja ternama di Asia JobStreet dan JobsDB, bersama dengan Boston Consulting Group (BCG) dan aliansi global dari situs web rekrutmen JobStreet oleh SEEK dan JobsDB, The Network, menyampaikan hasil studi baru berjudul "Apa yang Diharapkan Pekerja Diketahui Oleh Perusahaan: Membuka Pintu Masa Depan Rekrutmen" yang dirilis Rabu (1/3).

Studi tersebut mewawancarai sebanyak 97.324 responden di Indonesia, Hong Kong, Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand. Dari penelitian tersebut, ditemukan 34% responden, aktif mencari pekerjaan baru. Tiga motivasi utama untuk mencari pekerjaan baru adalah mencari posisi yang lebih menarik atau jenjang karir yang lebih tinggi (49%), kurangnya kesempatan perkembangan karir di tempat kerja (30%) dan tidak puas dengan gaji dan tunjangan di tempat kerja (27%).

Menurut studi tersebut, pasar tenaga kerja di Indonesia sangat kompetitif, dengan 76% dari responden mengungkapkan mereka mendapatkan tawaran pekerjaan beberapa kali dalam setahun dengan tawaran pekerjaan di berbagai bidang. Sebanyak 43% responden di Indonesia mengatakan work life balance menjadi prioritas utama dalam memilih pekerjaan.

Selain itu, 42% responden menyatakan kesempatan jenjang karir merupakan atribut yang sangat penting dalam memilih pekerjaan. Walaupun ada kemungkinan terjadinya resesi, para pencari kerja di Indonesia tetap percaya diri dengan daya tarik dan kemampuan mereka untuk mencari peluang karir baru.

Baca juga: Ini Jenis Pekerjaan Paling Dicari di Darknet

Faktanya, studi ini menemukan 74% responden mendapatkan penawaran peluang kerja beberapa kali dalam setahun dan 75% orang Indonesia merasa berada dalam posisi tawar yang kuat saat mencari pekerjaan. Dalam data tersebut, ketika mendekati peluang kerja, 43% responden Indonesia akan menolak peluang kerja yang menarik jika mendapat pengalaman rekrutmen yang buruk.

Chief Executive Officer, Asia, SEEK, Peter Bithos, menanggapi, saat menghadapi kemungkinan terjadinya resesi, perusahaan justru berada di posisi kuat dalam pasar tenaga kerja karena tren perekrutan semakin ketat.

"Namun, kami yakin situasinya kali ini berbeda karena banyak perusahaan di Asia masih belum pulih dari pekerjaan yang berkurang selama pandemi,” kata Bithos.

Menurutnya, meskipun pertumbuhan pasar pekerjaan mungkin melambat selama masa pandemi, namun tetap sangat penting. Karena itu hal krusial bagi perusahaan yakni harus mengetahui cara merekrut ataupun mempertahankan bakat dari karyawan.

Survei tersebut juga mengungkap pekerja di bidang IT merupakan talenta yang paling dicari di Indonesia, Hong Kong, Malaysia, Filipina, dan Singapura, karena mereka sering kali mendapatkan penawaran kerja setiap minggu dan bulan.

Secara umum, pencari kerja di Indonesia lebih terbuka terhadap tawaran pekerjaan, hanya ada sedikit responden memiliki isu terkait deal-breaker. Dalam memilih karir, mereka memprioritaskan cuti yang tetap digaji, asuransi dan tunjangan, tugas-tugas kerja yang rumit, dan mendapat peluang kepemimpinan dibandingkan dengan rata-rata responden dari global.

Sebagian besar pekerja Indonesia menyukai sistem kerja hybrid, meskipun 38% terbuka untuk kembali bekerja di kantor full time. Dalam hal jadwal kerja, preferensi pencari kerja di Indonesia hampir sama dengan rata-rata responden global, dengan preferensi jadwal kerja standar lima hari seminggu.

“Dalam survei kami, 42% dari para profesional Indonesia terbuka untuk tawaran kerja baru. Mengetahui tenaga kerja Indonesia sangat energik dan produktif, perusahaan harus tahu caranya mendapatkan talent terbaik dan memenuhi kebutuhan mereka di tengah pasar yang sangat kompetitif,” ucap COO – Indonesia, JobStreet, Varun Mehta.

Setiap perusahaan harus mulai perekrutan dari sekarang, menekankan semangat dari kemampuan, menyediakan pengalaman perekrutan end-to-end yang luar biasa, memanfaatkan manajer perekrutan sebagai ambasador, serta menawarkan manfaat keseluruhan kepada para kandidat dengan proses perekrutan yang ideal sebagai berikut:

- Proses yang lancar dan tepat waktu merupakan cara utama bagi perusahaan untuk unggul selama proses perekrutan (67%), karena 49% akan menolak tawaran pekerjaan meskipun penawaran yang menarik, jika mereka menghadapi pengalaman proses yang negatif.

- Mayoritas pencari kerja Indonesia (52%) akan menghargai telepon dari calon manajernya untuk membantu mereka membuat keputusan dan menghargai keterbukaan untuk bernegosiasi.

- Platform rekrutmen adalah saluran utama yang digunakan saat melamar pekerjaan. Sementara itu, cara terbaik untuk menarik minat seseorang ketika mereka tidak mencari pekerjaan berasal dari rekomendasi kerabat. Setelah tertarik, kebanyakan akan mencari informasi lebih lanjut melalui media sosial dan situs web perusahaan.

- Cara perekrutan dengan alat digital terlalu canggih juga kurang disukai bahkan di antara generasi muda. Mereka lebih suka interaksi personal selama proses perekrutan dan hanya 24% mengatakan mereka akan merasa nyaman berpartisipasi dalam wawancara otomatis berbasis AI.

Laporan tersebut juga memberikan rekomendasi tentang bagaimana perusahaan dapat meningkatkan proses perekrutan dan tawaran total kepada setiap kandidat, termasuk bagaimana mengatasi bias mereka untuk meningkatkan kemampuan dasar mereka, mengalibrasi pendekatan mereka untuk berbagai persona, memperbaiki fundamental budaya, dan lain-lain.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya