Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PSIKOLOG anak dari Universitas Indonesia Rose Mini Agoes Salim menekankan pentingnya seseorang memiliki kemampuan mengelola amarah, sehingga dapat mencegah orang tersebut melampiaskan amarah dengan melakukan kekerasan terhadap orang lain, termasuk pada anak.
"Seperti orang yang melakukan KDRT (kekerasan dalam rumah tangga) itu tidak memiliki anger management. Manusia itu enggak akan luput dari masalah, pasti masalah ada, tapi bagaimana mengatasi, menganalisa masalah itu, dan mencari jalan keluarnya," kata Rose Mini, Selasa (28/2), menanggapi kasus penganiayaan yang dilakukan ibu terhadap anak kandungnya di Jambi.
Menurut Rose Mini, pelaku kekerasan kerap menjadikan anak sebagai sasaran amarah, karena anak dianggap sebagai pihak yang tidak berdaya, sehingga mudah untuk dikuasai.
Baca juga: Ini Faktor Pemicu Anak Gemar Melakukan Kekerasan
"Kenapa sasarannya misalnya anak, karena mereka enggak punya power, sementara orangtua punya power yang besar. Hal itu yang membuat si anak menjadi bulan-bulanan," kata Koordinator Psikologi Pendidikan Anak Usia Dini Magister terapan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia ini.
Sebelumnya, seorang perempuan berinisial W menganiaya anak kandungnya, D, 7, menggunakan sapu di Jambi, pada Jumat (24/2) karena sang anak tidak memenuhi perintah ibunya untuk mengisi air ke dalam ember.
W kemudian membawa D yang dalam keadaan tidak sadarkan diri dan badannya penuh luka-luka ke RSUD Kolonel Abundjani Bangko.
Korban akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya di rumah sakit.
Penyidik Polres Merangin, Jambi, telah menetapkan W sebagai tersangka dan menahannya. (Ant/OL-1)
Anak harus memahami dan menghargai diri dan lingkungan serta mengetahui konsekuensi hukum dan akibat dari kekerasan/perundungan.
Selain itu, anak-anak juga perlu dilatih untuk berani bersuara terhadap berbagai hal negatif yang dialaminya, misalnya dari tindak kekerasan.
Kasus KDRT cukup banyak dialami oleh pasangan, baik yang masih dalam status pacaran maupun menikah
Dinas Pendidikan Pemkab Sumedang bertekad Meminimalkan terjadinya kasus-kasus kekerasan terhadap anak, utamanya di lingkungan sekolah.
Saat demonstrasi hari Kamis (22/8) misalnya, korban yang sempat dievakuasi ke kampus Unisba mencapai 16 orang.
Seorang perempuan berusia 30-an menderita luka ringan tetapi tidak memerlukan perawatan apa pun.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved