MASYARAKAT harus bijak dalam menggunakan ilmu pengetahuan berbasis teknologi modern seperti artificial intelligent (AI) dan robot untuk memenuhi kebutuhan dan mempermudah kehidupan manusia atau dikenal dengan era society 5.0.
Peneliti dari Maarif Institute, Endang Tirtana mengatakan, saat ini dunai tengah memasuki zaman yang kompleks. Perubahan-perubahan yang begitu cepat harus diespons secara cepat dengan mendisrupsi diri sendiri secara terukur. Jika tidak mampu, maka seseorang akan tersingkir atau disingkirkan dalam kehidupan.
“Kemudahan akan diperoleh oleh orang-orang yang berani berinovasi dan memanfaatkan teknologi,” katanya dalam diskusi Society 5.0: Merdeka Menata Masa Depan di hadapan mahasiswa Institute Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan Jakarta lewat keterangan yang diterima, Sabtu (25/2).
Di masa pandemi, jelas Endang, mengungkapkan, keadaan ekonomi sangat terpuruk di banyak lini Namun ada satu perusahaan yang berhasil meraup Rp136 miliar hanya dalam beberapa bulan. Perusahaan itu tidak menjual produk-produk mewah, dan bukan pula perusahaan unicorn. Tapi perusahaan ini berhasil menggabungkan dua elemen penting dalam kehidupan manusia modern yaitu kolaborasi antara teknologi dan solidaritas sosial, yaitu kitabisa.com.
Endang menjelaskan, Kitabisa.com menolong anak-anak putus sekolah, orang tua yang pengangguran akibat pandemi dan lainnya. Penggalang dananya berasal dari banyak kalangan. Mulai dari kalangan artis, publik figur hingga penggemar musik k-pop.
“Ini adalah contoh nyata pemanfaatan teknologi dan inovasi yang memberi manfaat kepada banyak orang. Teknologi tidak sekedar hanya dimanfaatkan untuk hal-hal yang konsumtif dan pamer di media sosial,” ujarnya.
Baca juga: Inovasi Blockchain dan AI Bisa Tumbuhkan Perekonomian
Banyak yang memprediksi manusia akan tergantikan oleh mesin, bot, dan artifisial inteligen. Tapi, Endang meyakini, bot, mesin dan AI tidak memiliki satu hal yang paling esensial di kehidupan, yaitu rasa dan solidaritas.
“Menurut satu penelitian, jurnal psychological sience melaporkan bahwa penelitian mereka di US, seseorang memiliki hidup yang berkulitas, panjang umur dan berhasil, ternyata bukan dipengaruhi seberapa besar pendapatan mereka, tetapi karena kualitas hubungan sosial mereka,” pungkasnya. (OL-8)