Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Prasmul Inisiasi Kolaborasi Global Atasi Sampah Makanan

Syarief Oebaidillah
16/2/2023 20:27
Prasmul Inisiasi Kolaborasi Global Atasi Sampah Makanan
Dekan Sekolah STEM Terapan Universitas Prasetiya Mulya Stevanus Wisnu Sanjaya(Dok. Prasmul)

KEBERADAAN sampah makanan dinilai berkontribusi besar dalam perubahan iklim, terkait hal ini Indonesia menduduki peringkat ke 3 terbesar di dunia. Dalam penyelesaian masalah sampah ini perlu pendekatan multidisiplin dan melibatkan berbagai pemangku kepentingan.

"Edukasi tentang kesadaran pentingnya pengelolaan sampah makanan terhadap masyarakat perlu dilakukan sedini mungkin. Untuk itu, kalangan perguruan tinggi mesti meningkatkan kapasitasnya dalam merespon masalah sampah makanan ini,"kata Stevanus Wisnu Wijaya, Dekan Sekolah STEM Terapan Universitas Prasetiya Mulya di kampus Prasmul, BSD, Serpong. 

Dikatakan pihaknya bersama dengan Konsorsium IN2FOOD yang terdiri lima kampus dI Indonesia yakni Universitas Parahyangan, Universitas Prasetiya Mulya, Universitas Ma Chung, Universitas Binus, Universitas dan Pembangunan Jaya.Serta tiga kampus di Eropa yakni Ghent University Belgia, Tampere University Finlandia dan HTH Belanda.

Kalangan kampus tersebut sepakat bekerjasama untuk meningkatkan kapasitas perguruan tinggi dalam menyelesaikan persoalan sampah makanan.

Stevanus Wisnu mengungkapkan, telah menggelar konsorsium meeting yang diselenggarakan di Universitas Prasmul secara hybrid bertujuan melakukan koordinasi dalam pengembangan riset dan publikasi tentang sampah makanan, kompetisi mahasiswa tingkat internasional dan pengembangan pusat penelitian tentang sampah makanan.

Dalam pertemuan itu, turut hadir Maggot Indonesia Lestari, sebuah perusahaan yang bergerak dalam pengolahan sampah makanan dengan memanfaatkan larva BSF. Perusahaan ini, ungkap Wisnu, berhasil mengembangkan integrated farming dengan memanfaatkan sampah makanan sebanyak 15 ton per hari sebagai makanan larva.

Larva BSF digunakan sebagai sumber protein untuk makanan ayam dan ikan sehingga menghasilkan telur yang bergizi tinggi. Dalam jangka Panjang akan dikembangkan kolaborasi bersama untuk mengembangkan solusi bisnis pengolahan sampah makanan yang sustainable.

Baca juga : Kemenkominfo Ajak Masyarakat Bergerak Bersama Menjaga Data Pribadi

"Berbagai upaya yang bersifat kolaboratif dan multidisipliner ini akan meningkatkan awareness, pengetahuan dan keterampilan mahasiswa serta masyarakat luas tentang pengelolaan sampah makanan, " tukas Wisnu

Wisnu menjelaskan Konsorsium ini telah menjalankam kegiatan sejak 2020 dengan pendanaan dari the European Union melalui program Erasmus+ CBHE program.

"Kolaborasi global seperti ini mampu menghasilkan berbagai inovasi inovasi baru untuk menyelesaikan persoalan sampah makanan,"ujarnya. 

Selain itu, kolaborasi ini juga berhasil mengintegrasikan isu sampah makanan kedalam kurikulum pendidikan. Meeting diikuti oleh semua anggota konsorsium secara hybrid sehingga mampu mengurangi perjalanan terutama mitra konsorsium dari 3 negara Eropa terkait.

Lebih lanjut, Wisnu menambahkan persoalan sampah merupakan persoalan perilaku, "Jadi perlu edukasi maka integrasi dikurikulum sangat penting. Sehingga mengintegrasi isu-isu sampah di mata kuliah dan mahasiswa akan mendapat pemahaman, " cetusnya.

Saat ini Sekolah STEM Terapan Prasmul telah melaksanakan praktik baik pengelolaan sampah di Serang, Banten yang melibatkan mahasiswa dan masyarakat petani setempat. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya