Headline

AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.

Fokus

Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.

Tanpa TPA, Autothermix Tawarkan Solusi Modern Pengelolaan Sampah

 Gana Buana
24/6/2025 17:14
Tanpa TPA, Autothermix Tawarkan Solusi Modern Pengelolaan Sampah
Pengelolaan sampah permukiman(Freepik)

TIMBUNAN sampah nasional Indonesia pada tahun 2024 mencapai angka mencengangkan, yakni 56,63 juta ton per tahun. Berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN), hanya 25,5% dari total sampah yang berhasil dikelola, sementara lebih dari 40% dibuang sembarangan ke lingkungan seperti sungai, laut, dan lahan terbuka.

Mayoritas tempat pembuangan akhir (TPA) di Indonesia saat ini masih mengandalkan sistem open dumping atau penimbunan terbuka. Praktik ini menimbulkan berbagai persoalan, seperti kelebihan kapasitas, pencemaran udara akibat bau menyengat, serta terbatasnya lahan untuk ekspansi.

“Banyak TPA berada dalam kondisi kritis dan menjadi sumber pencemaran. Selain itu, lokasi pembuangan ilegal masih ditemukan dan pengelolaan sampah masih menjadi beban berat bagi masyarakat serta pemerintah daerah,” ujar Deputi Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup, Rasio Ridho Sani, saat menjadi pembicara dalam talkshow bertajuk “Optimalisasi Teknologi Pengelolaan Sampah di Tengah Tantangan Sistemik” di Jakarta Convention Center (JCC), Senin (23/6).

Ia menekankan bahwa teknologi pengolahan sampah yang efisien dan ramah lingkungan sangat dibutuhkan, terlebih karena Indonesia berkomitmen mengurangi ketergantungan pada TPA. Mulai 2030, tidak akan ada lagi pembangunan TPA baru.

Produksi Sampah Terus Meningkat

Kondisi semakin pelik karena produksi sampah terus meningkat seiring pertumbuhan penduduk.

Menurut Deputi Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII) bidang Rekayasa Sipil dan Lingkungan Terbangun, Soelaeman Soemawinata, berbagai pendekatan yang sudah dijalankan – seperti daur ulang, pemilahan, hingga pembakaran dengan insinerator – belum menunjukkan hasil optimal.

“Kita harus serius dalam menangani masalah sampah. Selain terus mengedukasi masyarakat, yang lebih penting adalah penerapan solusi konkret dan efisien di lapangan,” ujarnya.

Pemerintah sendiri telah menaruh perhatian serius terhadap isu ini. Presiden Prabowo Subianto menginstruksikan percepatan penanganan sampah secara menyeluruh melalui skema terintegrasi hulu-hilir yang melibatkan pemerintah daerah, dengan target penyelesaian tuntas sebelum 2029.

Autothermix, Inovasi Anak Bangsa

Sebagai langkah nyata, PII memperkenalkan teknologi pemusnah sampah bernama Autothermix, yang kini sudah digunakan di Serang (Banten) dan Bandung (Jawa Barat). Teknologi ini diklaim mampu mengeliminasi kebutuhan akan TPA dengan cara membakar sampah di titik-titik penghasil, seperti kawasan permukiman, tanpa menimbulkan pencemaran.

Soelaeman menjelaskan bahwa Autothermix tidak menggunakan bahan bakar fosil, tidak menghasilkan limbah B3, dan mampu mencapai suhu pembakaran di atas 1.000 derajat Celsius secara mandiri. Mesin ini juga berkontribusi terhadap penurunan emisi karbon dan memungkinkan penggunanya memperoleh kredit karbon.

Berbeda dari fasilitas TPA yang memerlukan lahan luas dan biaya tinggi, Autothermix hanya memerlukan lahan sekitar 300 meter persegi untuk dua unit mesin. Kapasitas operasionalnya mencapai 5–10 ton sampah per hari dan beroperasi secara nonstop.

“Teknologi ini ideal bagi wilayah perkotaan yang tidak punya lahan cukup untuk TPA. Apalagi bisa dikelola bersama oleh masyarakat, pelaku usaha, dan pemerintah daerah,” tambahnya.

Sisa pembakaran yang hanya sekitar 6% dari total volume sampah dapat diolah menjadi bahan bangunan, sehingga menciptakan nilai tambah dan membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat sekitar.

Menuju Sistem Desentralisasi Pengelolaan Sampah

Dengan teknologi ini, pengelolaan sampah dapat didesentralisasi ke tingkat lingkungan atau kecamatan, mengurangi beban TPA, dan pada akhirnya menghilangkan kebutuhan akan sistem penimbunan konvensional. Pemerintah daerah pun dinilai dapat lebih efisien dalam mengatur kebijakan pengelolaan sampah.

“Autothermix adalah jawaban atas tantangan pengelolaan sampah yang sudah bertahun-tahun belum teratasi. Dengan skema ini, kita tak lagi butuh TPA,” pungkas Soelaeman. (Z-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana
Berita Lainnya