Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Gen Z Lebih Suka Biayai Pernikahannya Sendiri

Putra Ananda
14/2/2023 22:45
Gen Z Lebih Suka Biayai Pernikahannya Sendiri
Ilustrasi pernikahan(Antara/Irwansyah Putra)

PERNIKAHAN yang ideal adalah impian dari setiap pasangan yang sedang menjalin hubungan asmara. Setiap individu memiliki tolak ukur pernikahan idealnya masing-masing. Ada yang cukup hanya di Koperasi Unit Agama (KUA) hingga, ada pula yang baru merasa cukup bila mengadakan pesta pernikahan di sebuah gedung.

Kendati demikian, mayoritas generasi anak muda yang lahir pada 1996 sampai dengan 2009 atau Gen Z ternyata lebih suka membiayai pernikahnnya secara mandiri. Untuk mewujudkan acara pernikahan yang didambakan, kalangan Gen Z rela menabung untuk memenuhi kebutuhan biaya pernikahan mereka.

"Sekarang kan banyak anak muda menikah itu dengan biaya sendiri. Mereka saling patungan dari gaji yang mereka dapatkan perbulan," ujar Praktisi pernikahan yang juga menjabat sebagai General Manager (GM) Ohana Enterprise Yogy Rulan Wijaya di Jakarta, Selasa (14/2).

Karena membiayai pernikahannya secara mandiri, Yogy menjelaskan kesepakatan kedua belah pihak menjadi hal utama yang perlu dipertimbangkan dalam mempersiapkan sebuah pesta pernikahan. Kesepakatan dibutuhkan untuk menentukan berapa besaran biaya yang rela dikeluarkan untuk mewujudkan sebuah pesta pernikahan.

"Jaman sekarang kebanyakan anak muda yang patungan. Pertimbangannya adalah income perbulan mereka itu berapa. Dari situ mereka sepakat ingin menyiapkan dana pernikahan berapa persen dari pendapatannya masing-masing," ungkapnya.

Lebih lanjut Yogy menuturkan, lokasi dan juga banyaknya jumlah makanan merupakan komponen biaya terbesar dalam sebuah pesta pernikahan. Tema dan dekorasi dalam pernikahan secara umum juga turut mengambil yang cukup besar dalam pesta pernikahan.

"Tema biasanya juga pengaruhi biaya, mau nasional atau ada adat tertentu misal Sunda, Batak atau Jawa," ungkapnya.

Baca juga : RUU Kesehatan Masih Terbuka untuk Masukan

Yogy menuturkan, pembelian paket pernikahan dari pihak ketiga dapat dijadikan opsi dan solusi membuat pesta pernikahan yang lebih efektif dari sisi biaya. Penyedia jasa paket pernikahan memiliki keunggulan dari segi harga yang lebih murah apabila dibandingkan calon pengantin melakukan transaksi satu persatu dengan para vendor seperti fotgorafi, dekorasi, katering, hingga gedung.

"Sistem paket seperti yang Ohana lakukan ini bisa menekan biaya. Karena ketika pasangan melakukan transaksi satu persatu dengan vendor, sudah pasti mereka akan kena harga retail dibanding mereka pakai third party seperti ohana enterprise yang memiliki rate corporate dari setiap vendor pernikahan," ungkapnya.

Dengan sistem paket yang dimiliki oleh Ohana, setiap calon pengantin bisa melaksanakan pesta pernikahan di gedung ataupun hotel dengan biaya tidak lebih dari Rp150 juta. Yogi menilai angka tersebut merupakan angka rata-rata ideal dan sehat bagi pasangan yang memiliki pendapat UMR di Ibu Kota.

"Angka yang sehat jika mereka mau mengumpulkan uang patungan. Sudah bisa menikah dengan kualitas di gedung," ungkapnya.

Sebagai jasa penyedia paket pernikahan, Ohana Enterprise hingga saat ini terus melebarkan usahanya ke kota-kota di luar Jakarta. Melihat potensi market yang besar di industri pernikahan, pada tahun 2023 Ohana akan melakukan ekspansinya ke kota-kota lain seperti Pontianak, Cirebon, Solo, Lampung, hingga Makasar.

"Karena Ohana memiliki misi sebagai perusahaan standarisasi dan harga terjangkau untuk pernikahan. Pernikahan layak tidak hanya di kota besar tapi di selruh pelosok negeri tercinta kita," ujarnya. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya