Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
IKATAN Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebut junk food atau makanan yang memiliki kalori, lemak dan gula tinggi menjadi masalah bagi keluarga Indonesia maupun global dalam memperbaiki asupan gizi anak.
"Masalah junk food ini adalah masalah global. Jadi, kalau kita lihat ke swalayan, itu makanan cemilan yang dikonsumsi oleh kita dan anak-anak kita betul-betul refine carbs. Tinggi gula dan tinggi lemak trans yang sangat inflamatif," kata Ketua Pengurus Pusat IDAI Piprim Basarah Yanuarso, dikutip Kamis (19/1).
Piprim menuturkan hadirnya junk food yang semakin marak saat ini membuat banyak anak di usia remaja, sudah terkena obesitas dan diabetes mellitus tipe 2.
Baca juga: Penderita Diabetes Jangan Kebanyakan Makan Snack dan Junk Food
Meski tidak disebutkan jumlahnya, ia menyatakan jumlah orang yang terkena penyakit tersebut terus meningkat setiap harinya.
Bahkan, sudah banyak anak remaja yang menderita hipertensi. Padahal, hipertensi merupakan salah satu penyakit yang banyak diderita saat seseorang memasuki masa penuaan (ageing). Bisa juga karena kurangnya olahraga ataupun pola makan yang tidak baik.
Menurut Piprim, junk food tidak bisa lagi ditoleransi, karena industri akan selalu berinovasi. Oleh karenanya, makanan alami sebisa mungkin harus mulai kembali digalakkan di tingkat rumah tangga, karena kontrol utama dalam pemberian gizi anak berada pada orang tua di rumah.
"Jadi, kembali ke makanan alami, makanan yang dimasak sendiri, seperti sayuran, ada karbohidrat kompleks, rebus-rebusan," ujarnya.
Piprim mencontohkan kandungan gula dalam kentang yang direbus dengan keripik kentang sangat berbeda. Kentang rebus memiliki glikemik indeks yang rendah, sementara keripik kentang glikemik indeksnya akan jauh lebih tinggi.
Dengan membekali anak dengan makanan alami, orangtua juga bisa memastikan asupan protein hewani tercukupi, misalnya melalui telur ceplok atau ikan goreng. Dengan catatan tidak menggunakan tepung, karena kadar gula yang akan bertambah.
Apalagi, dengan adanya kejadian terkait chiki berasap nitrogen (chiki ngebul), yang beberapa waktu lalu membuat sejumlah anak sakit dan dilarikan ke rumah sakit hingga kebocoran lambung.
Piprim menyatakan kejadian tersebut merupakan alarm darurat bagi semua pihak dalam memperkuat pengawasan serta keamanan konsumsi makanan pada anak-anak.
"Mohon ini menjadi perhatian kita, seluruh pihak harus turun tangan, baik dari masyarakat, orangtua, dan pemerintah. Kita ada dinas kesehatan, ada juga BPOM, harus sama-sama kita jadikan wake up call supaya kita kembali peduli dan serius pada makanan yang menyehatkan anak-anak kita," ucap Piprim.
Piprim mengingatkan kepada setiap orangtua, untuk selalu memberikan makanan yang sehat bagi anak, serta menjaga keseimbangan asupan gizinya, sehingga tidak memicu terjadinya kekurangan gizi maupun obesitas.
"Jangan sampai anak-anak kita di satu kutub dia mengalami stunting, pendek karena malnutrisi kronis dan mengakibatkan penyakit-penyakit berulang, juga di kutub yang lain dia obesitas karena sindrom metabolik," ujarnya. (Ant/OL-1)
Ketika anak mengalami kecemasan saat dijauhkan dari gawainya, itu menjadi salah satu gejala adiksi atau kecanduan.
Upaya untuk mewujudkan peningkatan kualitas anak, perempuan, dan remaja masih banyak menghadapi tantangan.
Pada anak usia dini—yang masih berada pada tahap praoperasional menurut teori Piaget—, konten absurd berisiko mengacaukan pemahaman terhadap realitas.
Musik bisa merangsang area otak seperti lobus temporal untuk pendengaran, lobus frontal untuk emosi, cerebellum untuk koneksi motorik.
Menurut sejumlah penelitian, musik bisa dikenalkan kepada anak dari usia di bawah enam tahun.
Kriteria informasi yang layak bagi anak adalah informasi yang bersifat positif, mendukung tumbuh kembang anak, serta sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan.
ASUPAN protein hewani merupakan hal yang tidak boleh disepelekan dalam mendukung pertumbuhan anak. Kandungan asam amino lengkap di protein hewani tak bisa digantikan.
Berdasarkan data terbaru IDAI tahun 2024, sekitar 50 ribu bayi lahir dengan penyakit jantung bawaan setiap tahunnya, dengan 12 ribu kasus di antaranya tergolong kritis.
Intervensi dini memang menjadi fondasi utama dalam penanganan anak dengan autism spectrum disorder (ASD).
MENJELANG masa arus mudik Lebaran, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengingatkan para orangtua mengenai pentingnya antisipasi risiko kesehatan anak.
IKATAN Dokter Anak Indonesia (IDAI) membagikan rekomendasi kepada masyarakat yang membawa anak pergi mudik menggunakan transportasi umum.
Komponen CKG yang bervariasi cukup lengkap untuk membantu pencegahan dini penyakit tidak menular terutama pada anak.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved