Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
WAKIL Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) DKI Jakarta Ignatius Rudy Pratikno mengatakan masyarakat perlu memperkuat barisan untuk menetralisir virus radikalisme dan intoleransi yang masih menghantui elemen bangsa.
"Kita perlu memperkuat barisan untuk menetralisir mereka yang radikal dan intoleran," kata Rudy seperti dilansir Antara di Jakarta, Jumat (30/12).
Dia menyebut penyakit ideologis yang ingin mengubah ideologi, sistem, dan menebar perpecahan di tengah masyarakat merupakan salah satu potensi virus yang masih menggerogoti bangsa ini.
Rudy menilai kekeliruan dalam menerima informasi menjadi salah satu penyebab mudahnya seseorang cenderung melakukan hal-hal tercela yang mengganggu kerukunan hidup umat beragama dan bermasyarakat.
"Karena sebetulnya mereka bukan ingin melakukan kegiatan radikal atau tidak bertoleransi, tapi kebanyakan mereka mendapatkan informasi dan pemahaman yang salah sehingga akhirnya jadi banyak yang menganut ideologi radikal," ujarnya.
Ia mewanti-wanti agar masyarakat waspada terhadap kerawanan terjadinya perpecahan antarsuku dan umat beragama menjelang tahun politik, baik yang tampak di dunia maya maupun keseharian.
"Tahun 2023 kan sudah mulai, kita kenal sebagai tahun politik. Tentu faktor-faktor politik itu akan banyak masuk dalam masyarakat, termasuk umat beragama. Nah, jangan sampai membuat keseluruhan bangsa ini menjadi pecah," tuturnya.
Baca juga: Tahun Baru 2023 Peningkatan 366 Kasus Covid-19
Rudy berpesan agar pesta politik yang berlangsung sementara itu tidak memecah belah kerukunan bangsa akibat nafsu politik maupun politik identitas. Dalam memilih pemimpin, ujarnya, masyarakat perlu bijak melihat sepak terjang dan program yang diusung.
"Kepada umat kita selalu memberitahukan bahwa pemilihan pemimpin itu jangan berdasarkan suku, jangan berdasarkan agama, dan jangan karena golongan. Tapi kita melihat track record dia," tuturnya.
Untuk itu, lanjut Rudy, masyarakat perlu memperkuat barisan guna merawat Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI, dan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai bentuk vaksinasi bagi ketahanan ideologi. Ia berharap segenap tokoh agama berperan aktif memberikan penjelasan terkait pentingnya merawat empat pilar kebangsaan itu kepada umat.
"Mengajak dan menjelaskan agar masyarakat tahu karena kehidupan kebangsaan kan tidak bisa kita pisah-pisahkan, kalau kita sibuk urusan kecil-kecil saja yang diributkan ya, nanti akibatnya kan bisa parah," katanya.
Ia mendukung hadirnya Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Pelarangan Ideologi selain Ideologi Pancasila sebagaimana rekomendasi yang dikeluarkan Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) dan Lembaga Persahabatan Ormas Keagamaan (LPOK).
"Setiap usaha untuk mempersatukan bangsa dan menyejahterakan seluruh bangsa harus kita dukung, di mana ada moderasi keagamaan dan sebagainya. Semua itu sudah mulai berjalan baik," pungkasnya. (Ant/OL-16)
Pemerintah harus mengambil sikap tegas untuk mencegah kasus intoleransi terjadi di kemudian hari.
negara gagal memberikan perlindungan terhadap kebebasan beragama menyusul adanya peristiwa persekusi dan intoleransi Kampung Tangkil, Kecamatan Cidahu, Sukabumi, Jawa Barat
Bupati Sukabumi, Asep Japar, mengaku prihatin terjadinya insiden di Kecamatan Cidahu, pekan lalu. Peristiwa tersebut mendapat perhatian berbagai elemen sehingga menjadi isu nasional.
ANGGOTA Komisi III DPR RI, Sarifudin Sudding mengatakan kasus intoleransi di Sukabumi disebut sebagai hal yang tidak seharusnya terjadi.
GUBERNUR Jawa Barat Dedi Mulyadi dinilai gagal mencegah adanya kasus intoleransi, salah satunya ialah pembubaran retreat pelajar Kristen di Sukabumi.
Dialog antaragama merupakan sarana yang sangat penting bagi mahasiswa untuk meningkatkan daya kritis, membangun hubungan antaragama yang baik dan bermakna.
Bukan sekadar peringatan sejarah, Asyura 2025 serukan solidaritas bagi Palestina dan janji setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Jaga NKRI! Temukan tantangan persatuan & strategi memperkuatnya. Artikel ini wajib dibaca untuk Indonesia yang solid!
Pada eklarasi tersebut, sekitar 1.400 orang perwakilan mantan anggota Jamaah Islamiyah siap kembali ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Mantan narapidana teroris dan pengikut kelompok Jamaah Islamiyah (JI) wilayah Sulawesi menyatakan membubarkan diri dan kembali bergabung ke Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
PERAN aktif generasi muda dalam proses pembangunan harus terus ditingkatkan dengan mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam empat konsensus kebangsaan yang kita miliki.
Inche Abdoel Moeis adalah pejuang nasionalis tanpa pamrih, yang berjuang dari Kalimantan Timur dalam membentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved