Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
SHAKA Foundation menginisiasi sebuah program pelatihan Trauma Healing bagi para korban Gempa Cianjur. Bekerjasama dengan Moeldoko Center program ini juga mendapatkan dukungan penuh dari Jabar Quick Response.
Gempa bumi sebesar 5,6 SR di Kabupaten Cianjur beberapa waktu lalu adalah sebuah kejadian yang menimbulkan duka mendalam bagi seluruh masyarakat Indonesia. Banyak warga yang kehilangan tempat tinggal, bahkan kerabat dan anggota keluarga. Tentunya hal ini menimbulkan trauma serta tekanan mental tersendiri. Belum lagi para Relawan yang secara tak langsung ikut merasakan luka batin para warga.
Founder TRE Indonesia & SHAKA Foundation Hindra Gunawan mengatakan, sedikitnya ada 310 orang (termasuk anak-anak) mengikuti pelatihan Trauma and stress Releasing Exercise (TRE) ini. Setelah menjalani pelatihan, mereka terlihat lebih tenang dan bahagia, setelah sebelumnya rasa was-was akan ada gempa susulan tergambar jelas di wajah mereka.
“Banyak korban yang susah tidur karena merasakan hatinya tidak tenang. Hebatnya TRE, kita tidak perlu menceritakan masalah yang sedang kita alami atau tau apa sumber masalah yang bisa membuat kita stress. Tidak perlu nasehat juga. Hanya perlu dipicu dengan beberapa gerakan sederhana seperti senam, maka tubuh kita sendiri yang akan secara otomatis melakukan gerakan yang diperlukan untuk melepaskan trauma itu”, ungkap Hindra dalam keterangan resmi yang diterima, Kamis (8/12).
Ia mengatakan, anak-anak korban gempa amat antusias. Contohnya Ruby. Ia adalah seorang anak korban Gempa yang mengikuti pelatihan TRE. Di saat melakukan sesi TRE, otomatis tangannya menutupi telinga. Ketika selesai, ia baru bercerita bahwa sebelumnya ia takut mendengar suara teriakan orang. Dan sekarang Ruby kecil sudah tidak takut lagi apabila mendengar suara yang keras.
Baca juga: Kesehatan Mental adalah Fondasi untuk Masa Depan Anak
“Jadi kenapa mereka mau lagi? ini menunjukkan bahwa pelepasan trauma melalui TRE membuat mereka merasa nyaman, rileks, perasaan jadi lega dan tenang. Efek ini langsung mereka rasakan saat dan sesudah pelatihan. Pelatihan ini tanpa perlu nasihat dan ini sangat natural, murni dari tubuh sendiri berdasarkan kecerdasan tubuh yang dikaruniakan Tuhan kepada kita,” kata dia.
Beberapa korban dan Relawan juga merasakan dampak yang luar biasa dari pelatihan ini. Mereka yang tadinya merasa sering sakit kepala, pusing, atau badannya pegal-pegal sudah merasa problem fisiknya berkurang. Kini mereka merasa bugar dan bisa tidur nyenyak hanya dengan mengikuti 1x latihan.
Kegiatan aksi sosial Kunjungan Healing seperti ini bukan baru saja dilakukan oleh SHAKA Foundation & TRE Indonesia. Sebelumnya, mereka juga melakukan kegiatan serupa ke di Lumanjang (Erupsi Gunung Semeru), Lombok (Gempa Lombok) dan lokasi bencana alam lainnya. Ditemukan oleh Dr. David Berceli, Ph.D. dan digiatkan di Indonesia oleh Founder TRE Indonesia Hindra Gunawan (dimana keduanya adalah pendiri SHAKA Foundation), TRE sudah tersebar di 78 negara dan sudah diikuti oleh lebih dari 18.000 orang peserta dari seluruh Indonesia. (R-3)
HOTEL Sangga Buana dengan bangga merayakan hari jadinya yang ke-72 dengan mengusung tema The Journey of Rising Stronger and Thriving Together.
Pembangunan rumah ini merupakan hasil kolaborasi dengan banyak pihak.
Pencairannya pun disesuaikan dengan pengajuan dari Pemkab Cianjur melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
Anggaran bantuan stimulan tahap keempat saat ini sudah berada di Kementerian Keuangan yang merupakan pengajuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana
Rumah ini dibangun dengan biaya dari donatur melalui Kitabisa.com dan dibantu YPP SCTV Indosiar.
Dari hasil pendataan, terdapat hampir 40 ribu kepala keluarga yang terdata sebagai penerima bantuan stimulan pada tahap 4
Pengecekan ke lapangan melibatkan pihak kepolisian.
Pemerintah tengah mengusung konsep transformasi pendidikan yang mendorong proses pengembangan, pembaruan, dan penyesuaian paradigma baru sesuai tuntutan zaman.
Sejak pagi terjadi antrean panjang para pelamar di sepanjang bahu ruas jalan protokol tersebut. Panjang antrean mencapai 200 meter lebih.
Selain antisipasi sewaktu-waktu terjadi gangguan pasokan, juga mengantisipasi potensi kekeringan bersamaan kemungkinan terjadi kemarau.
Keterangan yang bersangkutan sangat penting karena pengadaan PJU tersebut terjadi di masa Dadan Ginanjar masih menjabat sebagai Kepala Dinas Perhubungan.
Ciri-cirinya, warna padi berubah menguning dan mulai mengering sebelum waktunya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved