Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
KEMENTERIAN Kesehatan (Kemenkes) menyatakan bahwa masih ada diskriminasi dalam pelayanan pasien Human Immunodeficiency Virus (HIV).
"Masih ada yang menganggap ini (HIV/AIDS) kutukan. Padahal, ini penyakit infeksi asal yang pasien positif berobat," ujar Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes Imran Pambudi secara daring, Rabu (30/11).
Lalu, masih ada cap Orang dengan HIV (ODHIV) memiliki perilaku nakal, juga masih ada. Padahal, penularan HIV bisa terjadi dengan berbagai cara. Mulai dari penggunaan jarum suntik yang tidak aman, transfusi tidak aman, hubungan seksual tidak aman dan penularan dari ibu.
Baca juga: Banyak ODHIV belum Menjalani Terapi ARV
"Apalagi anak yang terkena dari ibunya, sangat tidak adil bila mendapatkan perilaku diskriminatif di tengah masyarakat," imbuh Imran.
Direktur Yayasan Sentra Advokasi Perempuan, Difabel dan Anak (SAPDA) Nurul Saadah Andriani menjelaskan banyak penyandang disabilitas yang juga mengidap HIV, sehingga mendapatkan stigma negatif.
"Stigmanya negatif, semakin dijauhi, bahkan mereka sering disalahkan atas ketidaktahuan mereka. Lingkungan sosial mereka semakin tertutup," kata Nurul.
Baca juga: Menkes: Kejar Pengendalian HIV/AIDS-TBC dan Malaria hingga 2024
Semakin miris, ketika mereka tidak mendapatkan pelayanan yang dibutuhkan, termasuk pelayanan kesehatan. "Mereka terpapar bisa jadi karena melakukan hubungan seksual yang tidak aman. Teman-teman kami juga sering menjadi korban kekerasan seksual," sambungnya.
Adapun stigma negatif juga sering diarahkan pada anak. PZ, 42, menceritakan bahwa anak dengan status ODHIV sering kali mendapatkan perundungan oleh teman-teman sebaya, karena lingkungannya belum teredukasi.(OL-11)
Masih adanya stigma terhadap orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di masyarakat, sehingga mereka kerap diabaikan sebagai pemilih.
"Ada uneg-uneg mereka risih kenapa komplek Ambon dan Boncos dianggap sebagai tempat peredaran gelap narkoba. Warga gerah dengan stigma itu dan ingin wilayahnya bersih dari narkoba,"
Cukup perlakukan orang yang terpapar covid-19 seperti orang yang sakit lainnya yakni harus didukung dan diberi semangat agar lekas sembuh. Bukan dikucilkan dan mendapat stigma negatif.
Meski pandemi covid-19 sudah hadir di Indonesia dan berbagai edukasi telah dilakukan oleh pemerintah, stigma negatif tersebut masih hadir di tengah-tengah masyarakat.
Adanya stigma negatif dan diskriminasi terhadao pasien TB dalam masyarakat, membuat enam strategi untuk Indonesia Bebas TB 2030 mendapat halangan dan tantangan.
Kasus positivity rate covid-19 terus turun dalam beberapa minggu terakhir hingga mencapai angka 0,7% saat ini, disusul dengan jumlah kasus harian di bawah angka 1.000 kasus per hari.
Generasi Beta: Pahlawan atau korban revolusi teknologi? Mari kita bahas.
Dalam dekade terakhir, masyarakat Indonesia mulai akrab dengan dunia digital. Mulai dari kakek-nenek hingga cucu telah melek teknologi informasi.
Di era digital yang terus berkembang, transformasi digital bukan hanya sekadar tren. Itu telah menjadi kebutuhan mendesak dalam berbagai bidang, termasuk di bidang kesehatan.
Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (Simpus) adalah sebuah sistem digital yang dirancang khusus untuk membantu Puskesmas dalam mengelola berbagai informasi kesehatan.
Kalian harus perbanyak minum air putih. Air putih bermanfaat baik untuk kesehatan kulit. Dengan asupan cairan tubuh yang baik maka badan dan kulit menjadi terwat.
Putri Catherine dari Wales mengumumkan sedang menjalani kemoterapi pencegahan untuk mengobati kanker. Tapi apa itu kemoterapi pencegahan?
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved