Headline
Istana minta Polri jaga situasi kondusif.
MENURUT Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan penyakit sistem kekebalan tubuh karena infeksi retrovirus HIV. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang melemahkan sistem kekebalan tubuh dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4.
Infeksi HIV akan berkembang menjadi AIDS atau stadium akhir dari infeksi HIV jika tidak segera ditangani. Jika pasien sudah berada pada tahap AIDS, kemampuan tubuh untuk melawan infeksi sudah hilang sepenuhnya.
• Demam.
• Kedinginan.
• Ruam.
• Berkeringat di malam hari.
• Nyeri otot.
• Sakit pada tenggorokan.
• Mudah untuk lelah/lemas.
• Pembengkakan kelenjar getah bening.
• Sering sariawan.
• Menurunnya berat badan secara signifikan.
• Demam berulang.
• Berkeringat pada malam hari dengan banyak.
• Merasakan lemas tanpa sebab.
• Diare selama seminggu lebih.
• Sakit pada mulut, anus, alat kelamin.
• Pneumonia.
• Bercak merah, cokelat, merah muda, atau keunguan pada/di bawah kulit/dalam mulut, hidung, kelopak mata.
• Kehilangan ingatan.
• Depresi dan gangguan neurologis lain.
Proses penularan HIV dapat terjadi melalui kontak dengan cairan tubuh penderita, seperti darah, sperma, cairan vagina, cairan anus, serta ASI. Penularan HIV dapat terjadi melalui hubungan seks vaginal atau anal, penggunaan jarum suntik, dan transfusi darah. HIV tidak menular melalui udara, air, keringat, air mata, air liur, gigitan nyamuk, atau sentuhan fisik.
Beberapa faktor yang meningkatkan risiko penularan HIV/AIDS
1. Berhubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan dan tanpa menggunakan pengaman.
2. Menggunakan jarum suntik bersama-sama.
3. Melakukan pekerjaan yang melibatkan kontak dengan cairan tubuh manusia tanpa menggunakan alat pengaman diri yang cukup.
4. Penularan dari ibu hamil yang mengidap HIV/AIDS melalui plasenta ke janin.
5. Melakukan hubungan seksual yang berisiko baik homoseksual maupun heteroseksual.
1. Tidak melakukan hubungan seks sebelum menikah.
2. Tidak berganti-ganti pasangan seksual.
3. Menggunakan kondom saat berhubungan seksual.
4. Menghindari penggunaan narkoba, terutama jenis suntik.
5. Mendapatkan informasi yang benar terkait HIV, cara penularan, pencegahan, dan pengobatannya, terutama bagi anak remaja.
Penderita harus segera mendapatkan pengobatan seperti terapi antiretroviral (ARV) untuk mencegah virus HIV bertambah banyak sehingga tidak menyerang sistem kekebalan tubuh. ARV dapat digunakan untuk ibu hamil agar mencegah penularan HIV ke janin.
Pengobatan ARV harus dilakukan secara rutin dan diminum sesuai jadwal, di waktu yang sama setiap hari agar perkembangan virus dapat dikendalikan. Meskipun belum ada metode pengobatan yang dapat mengatasi HIV, ARV dapat membantu memperlambat perkembangan dari virus dan dapat meningkatkan harapan hidup penderita.
Jika Anda merasa telah mengalami beberapa gejala di atas, ada baiknya untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mendapatkan penanganan. Pemeriksaan tersebut dilakukan di laboratorium dengan jenis pemeriksaan sebagai berikut.
1. Tes serologi.
a. Tes cepat (rapid test).
b. Tes Enzyme Immunoassay (EIA).
2. Tes virologis.
a. HIV DNA kualitatif (EID) digunakan untuk mendiagnosis keberadan virus pada bayi berumur kurang dari 18 bulan.
b. HIV RNA kuantitatif digunakan untuk memeriksa jumlah virus dalam darah. (OL-14)
Infeksi HIV/AIDS tak hanya berdampak sistemik, tetapi juga sering kali memunculkan gejala di rongga mulut yang dapat menjadi indikator awal infeksi.
Penambahan itu membuat jumlah ODHA mencapai 1.456 orang, dengan angka kematian 256 orang.
Kasus HIV/AIDS memang cenderung mengalami peningkatan cukup signifikan terjadi sejak 2022.
Pemkab Manggarai Barat, NTT, mengimbau masyarakat untuk rutin melakukan tes VCT (Voluntary Counselling and Testing) guna mendeteksi HIV secara dini.
Faktor rasa malu dan diskriminasi masih menjadi kendala utama. Banyak ODHA memilih memeriksakan diri di tempat jauh agar tidak dikenali lingkungan sekitar.
Skrining sudah dilakukan terhadap 177.984 orang, 83 orang positif,
LEBIH dari 500 siswa di delapan TK dalam wilayah Tangerang Selatan menikmati layanan pemeriksaan gigi serta edukasi kesehatan.
Di Indonesia, kanker paru menyumbang 9,5% dari seluruh kasus kanker serta menjadi penyebab 14,1% kematian akibat kanker.
Penelitian terbaru menemukan paparan gelombang panas berulang dapat mempercepat proses penuaan manusia.
Makanan yang menjadi tren dan digemari anak muda biasanya tinggi gula dan gorengan dengan tepung mengandung advanced glycation end products (AGEs) yang merusak kolagen.
Sektor kesehatan di Indonesia kini memasuki fase baru dengan hadirnya teknologi pemindai PET/CT Biograph Vision Quadra di RS EMC Grha Kedoya.
Dorongan untuk hidup lebih sehat, lebih lama, dan lebih baik kembali digaungkan melalui ajang AIA Vitality Live 2025.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved