Headline
Gaikindo membeberkan penyusutan penjualan mobil di Tanah Air.
Gaikindo membeberkan penyusutan penjualan mobil di Tanah Air.
KETUA Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso mengimbau masyarakat untuk tidak ragu memberikan vaksin polio kepada anak karena risiko efek samping vaksin jauh lebih ringan dibandingkan terpapar polio.
"Efek samping vaksin jauh lebih ringan dibandingkan polio," kata Piprim, Kamis (24/11).
Efek samping yang bisa terjadi setelah anak mendapatkan vaksinasi biasanya berupa demam atau bengkak, namun risiko itu masih jauh lebih baik ketimbang anak menjadi lumpuh dan harus ditopang dengan tongkat atau beraktivitas dengan kursi roda seumur hidupnya.
Baca juga: Temuan Kasus Polio, Pemerintah Diminta Galakkan Kembali Imunisasi
IDAI menyatakan prihatin atas ditemukannya satu kasus polio di Kabupaten Pidie, Aceh, yang menimpa anak usia tujuh tahun dengan kelumpuhan di kaki kiri.
Temuan kasus tersebut menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) kasus polio karena Indonesia sudah lama bebas dari polio dan mendapatkan sertifikat resmi dari WHO pada 2014.
Piprim mengatakan wabah bisa berulang bila cakupan imunisasi rendah, oleh karena itu penting untuk meningkatkan cakupan imunisasi di semua daerah.
Menurunnya cakupan imunisasi rutin dipengaruhi juga oleh pandemi covid-19 yang membuat masyarakat enggan berkerumun.
"Di Indonesia cakupan imunisasi awal biasanya 90% lebih menurun jadi 80%, imunisasi untuk anak yang lebih besar penurunannya lebih rendah lagi," papar dia.
Di sisi lain, Piprim menyebutkan adanya misinformasi yang menyebar di media sosial yang membuat masyarakat meragukan vaksinasi.
"Orang jadi ragu dengan vaksin, tapi tidak khawatir dengan penyakitnya," katanya.
Dia menegaskan imunisasi adalah hak asasi anak yang harus diberikan orangtua dan telah disediakan secara gratis oleh pemerintah.
Dia mengimbau orangtua untuk memberikan imunisasi kepada anak di fasilitas-fasilitas kesehatan terdekat agar anak terlindung dari berbagai penyakit, termasuk polio.
Bagi masyarakat yang ragu karena mempertimbangkan kehalalan vaksin, ia mengatakan Fatwa MUI menyebutkan program imunisasi hukumnya wajib.
Selain itu, ada konsep darurat di mana bila vaksin tidak diberikan, anak yang terkena penyakit tersebut bisa mengalami kecacatan atau meninggal.
"Jadi, walaupun katakanlah vaksin itu tidak atau belum ada sertifikat halal tapi ketika penyakit itu menyebabkan kematian atau kecacatan, imunisasi itu wajib diberikan," jelas dia.
Selain vaksinasi, upaya mencegah polio adalah dengan pola hidup bersih dan sehat oleh masyarakat. (Ant/OL-1)
Penyakit Guillain-Barré Syndrome (GBS) kini sedang mengancam anak-anak Gaza. GBS sendiri adalah penyakit autoimun, artinya sistem kekebalan tubuh menyerang saraf perifer.
RSV merupakan virus yang mudah menular dan menyerang saluran pernapasan dan paling berbahaya menyerang dua ujung spektrum yaitu bayi dan lansia.
Flu Singapura atau Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD) tak hanya menyerang anak-anak. Namun, orang dewasa juga bisa terinfeksi dan mengalami komplikasi berat.
KETUA Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (Perosi) Cabang Jakarta Raya (Jaya) dr Arya Govinda mengungkapkan pentingnya membangun kesadaran masyarakat terhadap kesehatan tulang
Gejala umum radang usus merupakan diare yang hingga kini masih sulit dibedakan oleh masyarakat dengan diare biasa dengan diare yang mengarah pada radang usus.
PENYAKIT radang usus (IBD) merupakan sekelompok penyakit autoimun yang ditandai dengan peradangan pada usus kecil dan besar. Kesadaran masyarakat masih rendah terhadap penyakit radang usus.
Hal itu terjadi karena pemerintah Indonesia melaporkan adanya kasus Vaksin Derived Polio Virus (VDPV).
Pada 12 April 1955, dunia menyaksikan tonggak sejarah dalam bidang kesehatan dengan pengumuman vaksin polio yang dikembangkan oleh Dr. Jonas Salk.
Hari Polio Sedunia, yang diperingati setiap tahun pada 24 Oktober, merupakan inisiatif global yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang polio
HAMPIR 443.000 anak-anak menerima dosis pertama vaksin polio di Jalur Gaza, Palestina, dan sedang menunggu persetujuan Israel untuk koordinasi akses ke tujuh wilayah tambahan.
Badan-badan PBB yang terlibat sekarang berharap untuk memperluas kampanye ke wilayah utara dan selatan yang paling terkena dampak dalam dua tahap berikutnya.
Dalam tenda dekat Kota az-Zawayda di Gaza Tengah, Nevin Abu al-Jidyan, 35, duduk di lantai di samping anak bungsunya, Abdul Rahman, yang terbaring di kursi bayi plastik. Anaknya mengidap polio.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved