Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
Kasus gagal ginjal akut pada anak di DKI Jakarta mengalami tren penurunan atau tidak ada lagi peningkatan atau kasus terbaru sejak akhir Oktober lalu.
Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Ngabila Salama mengatakan dari total 113 kasus, 71 diantaranya berdomisili di Jakarta. "113 yang ditemukan di RS Jakarta dan ada warga luar Jakarta, 71 ini hanya tinggal di Jakarta," ujarnya saat dihubungi awak media, Jakarta (11/11).
Ia menjelaskan, dari hasil pendataan ada beberapa yang tidak termasuk kasus gagal ginjal. Hal tersbeut dikarenakan pasien tidak sesuai dengan kriteria suspect probable atau konfirmasi.
Adapun probable yang dimaksud jika ada penurunan dari produksi urine atau tidak ada sama sekali di pasien. "Kalau konfirmasi adalah jika benar di darah pasien terkandung EG atau DEG, adapun Probable kalau kriteria suspek disertai peningkatan ur dan cr (fungsi ginjal) pada darah," jelasnya.
Sebagai informasi untuk data persembahan kasus gagal ginjal akut ada di Jakarta Timur sebanyak 30, Jakarta Barat 16, Jakarta Selatan 16, Jakarta Utara 7 dan Jakarta Pusat 2. Status akhir yakni 46 meninggal, 9 perawatan, 16 sembuh. "Adapun Kriteria Kasus, 11 konfirm, 50 Probable, 4 Suspek, 6 Dalam Verifikasi," pungkasnya. (OL-12)
Trubus menilai bahwa pemerintah lebih memperdulikan nilai ekonomis dan mengabaikan nilai humanis
Kuasa Hukum dari Korban kasus GGAPA, Reza Zia Ulhaq menilai nominal ganti rugi pada keluarga korban Gugatan Class Action Gagal Ginjal Akut Pada Anak (GGAPA) masih jauh dari harapan.
Putusan gugatan gagal ginjal akut pada anak masih jauh dari harapan
Kasus gagal ginjal kronik yang membutuhkan cuci darah di RSHS jumlahnya mencapai 10-20 anak per bulan
HAMPIR dua tahun kasus gagal ginjal akut progresif atipikal (GGAPA) mencuat ke publik, pemerintah minta maaf dan memberikan bantuan kepada korban.
Kementerian Kesehatan Uzbekistan mengatakan 18 anak meninggal setelah mengonsumsi obat sirup, Doc-1 Max, yang diproduksi oleh produsen obat India Marion Biotech.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved