Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
IKATAN Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengungkapkan bahwa mereka sempat frustasi untuk mencari tahu penyebab dari kasus Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal pada Anak (GGAPA). Pasalnya, gejala dan ciri yang muncul tidak biasa.
Adapun gejala dari GGAPA seperti didahului demam, gejala saluran cerna, saluran pernapasan, serta tanpa ada episode dehidrasi. Kemudian, ciri yang membuat tidak biasa ialah didominasi kalangan balita dan anak sehat tanpa komorbiditas.
Berikut, memperoleh pengobatan simptomatik, lalu saat datang ke rumah sakit sudah dengan kondisi anuria. Ketika di rumah sakit, anak kehilangan kesadaran, padahal sudah dilakukan cuci darah. Nafas terhenti meski sudah dilakukan intubasi dan akhirnya tetap meninggal.
Baca juga: BPOM: Impor Bahan Baku Obat Penyebab Gagal Ginjal Akut Lewat Izin Kemendag
"Saat itu, kami dokter anak cukup frustasi menghadapi kasus ini, karena aneh tidak seperti biasanya. Kalau kasus gagal ginjal biasanya dilakukan cuci darah, anaknya selamat. Ini dilakukan cuci darah, anaknya malah meninggal," papar Ketua IDAI Piprim Basarah Yanuarso di Komisi IX DPR, Rabu (2/11).
Awalnya, IDAI menduga kasus ini disebabkan peradangan multi organ, karena sesuai kriteris MIS-C. Namun saat terapi MIS-C, pasien juga tidak membaik. Selain itu, ada juga dugaan akibat infeksi lain, namun tidak konklusif karena hasilnya negatif.
Baca juga: Konsumsi Pangan Alami untuk Cegah Anak Gagal Ginjal Akut
"Kasus kematian sangat tinggi, jadi teman-teman (dokter) mengatakan stres sendiri. Anak itu masuk ke rumah sakit meninggal. Kami juga bingung pakai obat apalagi, sampai kemudian ada temuan kasus serupa di Gambia Afrika," imbuhnya.
Lalu, IDAI melakukan diskusi dengan tim klinis dengan para dokter di Gambia. Ditemukan bahwa profil pasien sama seperti gejala yang dialami pasien di Indonesia. Sehingga, baru dikerucutkan mengarah pada intoksikasi atau keracunan obat.
"Bagi dokter anak, nyawa satu anak itu sangat berharaga. Apalagi yang mennggal sampai ratusan dan sudah ditetapkan kejahatan kemanusiaan. Kami menuntut untuk diproses hukum seadil-adilnya. Jangan sampai 5 tahun, kalau seandainya ada bukti," pungkas Piprim.(OL-11)
AKHIR-AKHIR ini kita menghadapi kejadian gangguan ginjal akut atau gagal ginjal akut pada anak dengan angka kematian yang tinggi.
Namun, orang tua juga harus mengurangi pemberian makanan instan dan jajanan yang menggunakan pengawet, serta pewarna buatan untuk anak.
Dinas Kesehatan DKI juga telah melakukan sosialisais terhadap fasilitas kesehatan swasta dan apotek terkait penarikan lima obat sirop yang dilarang BPOM.
Direktorat Narkoba Bareskrim Mabes Polri yang turun tangan dalam menangani kasus ini. Namun, saat ini Dedi belum bisa memerinci lebih lanjut fokus tim yang dibentuk nanti.
Pipit mengatakan pihaknya juga tengah mendalami dua perusahaan farmasi itu. Terutama soal dugaan tindak pidana yang dilakukan.
KEPALA Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti mengungkapkan terdapat 154 kasus gagal ginjal akut misterius di Jakarta.
Skoliosis merupakan kelainan pada bentuk tulang belakang yang tumbuh ke samping menyerupai huruf C atau S.
Ada 5 gejala skoliosis yang wajib diketahui para orang tua agar dapat ditangani sedini mungkin.
Penyakit mata tiroid, juga dikenal sebagai oftalmopati tiroid atau penyakit Graves, adalah kondisi di mana mata seseorang terpengaruh gangguan pada kelenjar tiroid.
Meskipun tidak ada hubungan langsung, sekitar 30% penderita Graves mengalami TED. Mengubah pola makan dapat menjadi kunci dalam mengelola gejala kedua kondisi ini.
Penyakit Graves dan Struma Basedow merupakan gangguan kelenjar tiroid yang sering kali disamakan. Ini perbedaannya.
Batu ginjal, atau yang dikenal dengan istilah medis nefrolitiasis, adalah kondisi umum di mana material keras terbentuk di ginjal dan menyebabkan rasa sakit yang parah saat kemih keluar.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved