Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
IKATAN Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengungkapkan bahwa mereka sempat frustasi untuk mencari tahu penyebab dari kasus Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal pada Anak (GGAPA). Pasalnya, gejala dan ciri yang muncul tidak biasa.
Adapun gejala dari GGAPA seperti didahului demam, gejala saluran cerna, saluran pernapasan, serta tanpa ada episode dehidrasi. Kemudian, ciri yang membuat tidak biasa ialah didominasi kalangan balita dan anak sehat tanpa komorbiditas.
Berikut, memperoleh pengobatan simptomatik, lalu saat datang ke rumah sakit sudah dengan kondisi anuria. Ketika di rumah sakit, anak kehilangan kesadaran, padahal sudah dilakukan cuci darah. Nafas terhenti meski sudah dilakukan intubasi dan akhirnya tetap meninggal.
Baca juga: BPOM: Impor Bahan Baku Obat Penyebab Gagal Ginjal Akut Lewat Izin Kemendag
"Saat itu, kami dokter anak cukup frustasi menghadapi kasus ini, karena aneh tidak seperti biasanya. Kalau kasus gagal ginjal biasanya dilakukan cuci darah, anaknya selamat. Ini dilakukan cuci darah, anaknya malah meninggal," papar Ketua IDAI Piprim Basarah Yanuarso di Komisi IX DPR, Rabu (2/11).
Awalnya, IDAI menduga kasus ini disebabkan peradangan multi organ, karena sesuai kriteris MIS-C. Namun saat terapi MIS-C, pasien juga tidak membaik. Selain itu, ada juga dugaan akibat infeksi lain, namun tidak konklusif karena hasilnya negatif.
Baca juga: Konsumsi Pangan Alami untuk Cegah Anak Gagal Ginjal Akut
"Kasus kematian sangat tinggi, jadi teman-teman (dokter) mengatakan stres sendiri. Anak itu masuk ke rumah sakit meninggal. Kami juga bingung pakai obat apalagi, sampai kemudian ada temuan kasus serupa di Gambia Afrika," imbuhnya.
Lalu, IDAI melakukan diskusi dengan tim klinis dengan para dokter di Gambia. Ditemukan bahwa profil pasien sama seperti gejala yang dialami pasien di Indonesia. Sehingga, baru dikerucutkan mengarah pada intoksikasi atau keracunan obat.
"Bagi dokter anak, nyawa satu anak itu sangat berharaga. Apalagi yang mennggal sampai ratusan dan sudah ditetapkan kejahatan kemanusiaan. Kami menuntut untuk diproses hukum seadil-adilnya. Jangan sampai 5 tahun, kalau seandainya ada bukti," pungkas Piprim.(OL-11)
Bakteri yang sering terjadi pada infeksi saluran kemih adalah E. coli.
KEPALA Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan bahwa saat ini belum ada pembahasan lebih lanjut terkait dengan bantuan ganti rugi korban GGAPA
“Bila tidak ada jaminan kesehatan, bukan hanya perekonomian tapi juga hubungan antarsesama akan menunjukkan kerapuhannya.”
Beberapa penyebab tersering penyakit ginjal yaitu hipertensi dan diabetes. Lebih detailnya baca saja artikel ini.
Beberapa jenis obat sirup yang mengandung EG (ethylene glycol-EG), DEG (diethylene glycol-DEG) dan EGBE (ethylene glycol butyl ether) melebihi ambang batas.
Para orang tua kini tengah dikhawatirkan dengan munculnya senyawa kimia berbahaya yang terdapat dalam obat sediaan cair atau berbentuk sirup.
Penemuan ilmiah terbaru mengungkap kenyataan mengejutkan: penyakit jantung, khususnya aterosklerosis (pengerasan pembuluh darah), bukanlah momok eksklusif zaman modern
Jaja Mihardja mengalami sejumlah penyakit seperti infeksi pernapasan, infeksi ginjal, dan diabetes.
Selain menyebabkan ruam di kulit, cacar api juga dapat menimbulkan rasa sakit ekstrem seperti terasa tersengat listrik, rasa terbakar, atau tertusuk paku.
Saat ini, covid-19 menunjukkan peningkatan di beberapa negara di kawasan Asia, yaitu Thailand, Hongkong, Malaysia maupun Singapura.
Kemenkes dan AstraZeneca dalam penanganan penyakit tidak menular (PTM), seperti diabetes, kanker, asma, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), infeksi virus RSV, penyakit ginjal kronis.
MASYARAKAT diajak tanggap terhadap dampak kolesterol yang dapat memengaruhi kualitas hidup.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved