Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Kemenkes: Kasus Gagal Ginjal Akut Capai Angka 325 Kasus

M. Iqbal Al Machmudi
02/11/2022 13:41
Kemenkes: Kasus Gagal Ginjal Akut Capai Angka 325 Kasus
Ilustrasi(Medcom/INLIFE Healthcare )

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin melaporkan penambahan kasus Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal pada Anak (GGAPA) mencapai 325 kasus.

Berdasarkan data per kemarin (1/11/2022) terdapat 325 kasus ginjal akut di seluruh Indonesia. DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Banten menjadi provinsi dengan jumlah kasus tertinggi.

"Sementara kasus yang meninggal sebanyak 178 kasus dari 325 kasus atau sekitar 54%. Secara presentase ini sudah menurun dari kondisi sebelumnya yang sempat mencapai hampir 60%," kata Budi dalam Rapat Kerja dengan Komisi IX di Gedung DPR RI, Rabu (2/11).

Penurunan kasus GGAPA setelah pemerintah melakukan pelarangan konsumsi dan penjualan obat sirop. Sebelumnya penambahan kasus mencapai 6-10 kasus per hari, mulai 23 Oktober penambahan kasus 4-1 kasus per hari. Sementara kasus kematian juga menurun setelah diberikan antidotum atau obat penawar Fomepizole di 17 rumah sakit di Indonesia.

Budi mengatakan dari 325 pasien Kementerian Kesehatan sudah berhasil mengumpulkan 232 obat-obatan dengan merek dan jenisnya yang dikonsumsi pasien. Telah dilakukan pengujian oleh Badan POM, Laboratorium Kesehatan DKI, dan Laboratorium Forensik Polri untuk bisa diuji. "Hasilnya memang sebagian besar ada senyawa kimia Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG) yang merupakan cemaran dari bahan pelarut," ujarnya.

Setelah dilakukan biopsi kepada pasien juga ditemukan Calcium Oxalate yang merupakan hasil metabolisme Alcohol Dehydrogenase dari 3 senyawa ethylene glycol (EG), diethylene glycol (DEG), dan ethylene glycol butyl ether (EGBE). "Sehingga ini membuktikan yang terjadi dari kematian anak-anak tersebut adalah adanya kristal ini di ginjalnya yang merusak ginjal mereka karena tajam-tajam," ungkapnya.

Selain itu, Budi mengklaim bahwa obat yang ia datangkan dari Singapura, Australia, dan Jepang yakni Fomepizole ampuh menurunkan angka kematian pasien GGAPA.

Ia menceritakan 12 pasien yang dirawat sebelumnya angka kematian mencapai 8-7 kasus. Namun setelah diberi obat antidotum ini angka kematiannya hanya 1 kasus itu pun pasien memiliki komorbid pneumonia. (OL-12)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Retno Hemawati
Berita Lainnya