Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
BARESKRIM Polri menginvestigasi kasus gagal ginjal akut yang menewaskan ratusan anak-anak di sejumlah wilayah Indonesia. Salah satu investigasinya mendalami dugaan kelalaian dan kesengajaan produsen obat sirop dalam memasukkan bahan baku melebihi ambang batas.
"Terkait apakah ada kelalaian ada kesengajaan kemudian kami juga bukan hanya sekadar pada produk obat, tapi kami juga akan mengembangkan pada bahan baku yang digunakan, bahan baku yang digunakan itu dari mana saja apakah diimpor, apa diproduk dalam negeri," kata Direktur Tindak Pidana Tertentu (Dirtipidter) Bareskrim Polri Brigjen Pipit Rismanto dalam konferensi pers di Banten, hari ini.
Pipit mengatakan pihaknya telah mengendus dugaan kelalaian dua perusahaan farmasi yakni PT Yarindo Farmatama dan PT Universal Pharmaceutical Industries. Kedua perusahaan diketahui memproduksi obat sirop mengandung cemaran etilen glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG) dari zat pelarut tambahan.
Pipit memastikan setiap hal terkait produksi obat sirop dari dua perusahaan itu akan didalami. Mulai dari izin edar hingga pelaksanaan produksi.
"Nanti kita akan kembangkan bersama bahkan mungkin apakah di situ sudah ada izin edar, kita akan melihat, kita akan mendalami, praproduksi, pelaksanaan produksi," ujar jenderal bintang satu itu.
Pipit menegaskan, Polri akan melakukan penegakan hukum secara transparan dan objektif. Dia menekankan kasus gagal ginjal akut itu bukan hanya masalah bagi sejumlah instansi seperti Kementerian Kesehatan, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), atau Polri saja. Melainkan, masalah bersama yang harus segera dituntaskan demi kebaikan bersama.
"Masalah bersama ya, agar ini bisa diselesaikan masyarakat mendapatkan kepastian obat-obat mana yang layak dikonsumsi dan mana yang tidak aman dikonsumsi dan sesegera mungkin mampu memberikan pencegahan agar ini tidak terulang kembali," tutur Direktur Tindak Pidana Tertentu itu.
Sebanyak 269 anak terjangkit gagal ginjal akut per 26 Oktober 2022. Dari jumlah tersebut, 73 orang masih menjalani perawatan, 157 orang meninggal dunia, dan 39 pasien sembuh. Ratusan anak meninggal diduga kuat akibat meminum obat sirop tercemar etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG). (OL-4)
AKHIR-AKHIR ini kita menghadapi kejadian gangguan ginjal akut atau gagal ginjal akut pada anak dengan angka kematian yang tinggi.
Namun, orang tua juga harus mengurangi pemberian makanan instan dan jajanan yang menggunakan pengawet, serta pewarna buatan untuk anak.
Dinas Kesehatan DKI juga telah melakukan sosialisais terhadap fasilitas kesehatan swasta dan apotek terkait penarikan lima obat sirop yang dilarang BPOM.
Direktorat Narkoba Bareskrim Mabes Polri yang turun tangan dalam menangani kasus ini. Namun, saat ini Dedi belum bisa memerinci lebih lanjut fokus tim yang dibentuk nanti.
Pipit mengatakan pihaknya juga tengah mendalami dua perusahaan farmasi itu. Terutama soal dugaan tindak pidana yang dilakukan.
KEPALA Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti mengungkapkan terdapat 154 kasus gagal ginjal akut misterius di Jakarta.
Belum sempurnanya sistem daya tahan tubuh si kecil membuat mereka rentan mengalami batuk pilek. Berikut langkah-langkah yang dapat Bunda lakukan untuk meredakannya.
Pemkot Jakarta Pusat telah rutin mengedukasi masyarakat untuk lebih menjaga kesehatan dan cermat dalam memilih obat.
Dirtipidter Bareskrim Polri, Brigjen Pipit Rismanto mengatakan sejauh ini terdapat tiga produsen obat sirop yang diperiksa.
Pengawasan dilakukan terhadap fasilitas kesehatan baik RS, RSUD, hingga apotek. Ia meminta agar faskes yang terlanjur memiliki 69 obat tersebut harus mengarantina obat-obatan tersebut
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved