Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
DOKTER spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi Rumaisah Hasan menyarankan orang dengan kelebihan berat badan (obesitas) menurunkan berat badannya dengan bersepeda.
"Bersepeda merupakan kegiatan yang tidak membebani lutut. Itu tadi mengapa pada orang obesitas ketika mau melakukan aktivitas olahraga biasanya kami sarankan mulai dengan manajemen obesitas dulu," kata dia dalam webinar Himpunan Fasyankes Dokter Indonesia (HIFDI) bertajuk Olahraga: Sehat, Gembira dan Berprestasi, dikutip Rabu (26/10).
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, berat badan berlebih salah satunya dapat ditandai dengan hasil pengukuran indeks massa tubuh (IMT) yang berada pada rentang 23-24,9.
Baca juga: Sering Telat Makan Tingkatkan Resiko Obesitas
IMT lebih dari itu yakni 25-29,9 masuk dalam kategori obesitas I dan disebut obesitas II apabila IMT menunjukkan angka lebih dari 30.
Rumaisah, yang menjabat sebagai Ketua Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Indonesia (PP Perdosri), mengatakan, selain risiko membebani lutut, bersepeda juga mencegah kemungkinan cedera pada sendi dan telapak kaki.
Menurut dia, bersepeda, bahkan dengan sepeda statis, menghasilkan pembakaran kalori yang hampir sama seperti yang dilakukan di luar, terutama pada kelompok dengan berat badan berlebih dan obesitas.
Bersepeda yang stabil dan sedang membakar sekitar 300 kalori dalam 60 menit.
Menurut Harvard Health Letter, orang dengan berat 70,30 kg dapat membakar sebanyak 298 kalori dalam 30 menit bersepeda, jika mereka mengayuh dengan kecepatan 12 hingga 13,9 mil per jam atau setara 19,31 km hingga 22,3 km per jam.
Rumaisah mengatakan, bersepeda termasuk salah satu contoh olahraga rekreasi yang banyak ditekuni orang-orang saat ini. Olahraga ini bermanfaat antara lain menguatkan jantung dan paru-paru, membakar lemak tubuh sehingga mereka yang rutin bersepeda biasanya memiliki tubuh ramping.
"Karena melibatkan banyak otot besar, lebih mudah mencapai berat badan ideal," kata dia.
Selain bersepeda, latihan treadmill juga dapat menjadi pilihan bagi mereka yang memiliki berat badan berlebih.
"Karena kalau berlari atau berjalan akan mencederai sendi. Target kita menurunkan dulu berat badan untuk menurunkan beban pada sendi. Kalau dipakai di lapangan untuk berjalan atau melakukan yang lain pun, ini akan memberikan sedikit tanda bahaya untuk sendi-sendinya," kata Rumaisah. (Ant/OL-1)
Banyak perempuan, terutama ibu muda, memilih lari sebagai pilihan olahraga. Persiapan dan pemahaman yang tepat sangatlah penting untuk Pemula menghindari cedera dan menjaga konsistensi.
Ternyata, terdapat sebuah penelitian baru yang menunjukkan bahwa rajin berolahraga bisa membantu menutunkan tingkat depresi.
Pelatih mobilitas Dana Santas menyatakan peningkatan mobilitas tidak selalu berkaitan dengan peregangan.
Hasil survei Adidas dan White Ribbon menunjukkan sebagian besar pelari perempuan merasa khawatir akan keselamatan mereka. Tapi apakah pakaian mereka yang menjadi pemicu?
Latihan kebugaran biasanya berfokus pada gerakan maju-mundur, tetapi gerakan lateral atau samping juga penting untuk keseimbangan otot dan pencegahan cedera.
Batu ginjal, atau yang dikenal dengan istilah medis nefrolitiasis, adalah kondisi umum di mana material keras terbentuk di ginjal dan menyebabkan rasa sakit yang parah saat kemih keluar.
Bunda, obesitas tak hanya berbahaya untuk orang dewasa. Bagi anak-anak, obesitas juga membawa sejumlah risiko yang perlu diwaspadai.
Penelitian terbaru menunjukkan obat untuk mengatasi diabetes dan obesitas, dapat meningkatkan risiko kelumpuhan lambung (gastroparesis).
Eating disorder bukan hanya masalah naik-turun berat badan. Ada berbagai faktor di belakangnya, seperti trauma, depresi, gangguan kecemasan, dan tekanan lingkungan.
Lingkar pinggang sebaiknya jangan lebih dari 90 cm bagi laki-laki dan perempuan jangan lebih dari 80 cm.
Obesitas pada anak jangan disepelekan sebab akan mengundang penyakit lain, seperti jantung, diabetes, asma, otot dan lainnya.
Penyebab obesitas sebenarnya bukanlah susu, melainkan asupan makan yang berlebih, termasuk pola hidup yang tidak aktif.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved