Headline
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
TAHUN ini, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi memberangkatkan 194 dosen Perguruan Tinggi Vokasi, baik negeri maupun swasta untuk mengikuti Program Magang dan Penguatan Tata Kelola Perguruan Tinggi Unggul Bereputasi Global di luar negeri.
Keberangkatan dari sejumlah dosen itu merupakan salah satu skema dari empat skema yakni Program Pelatihan, Sertifikasi Kompetensi Internasional, dan Magang Bersertifikat yang diselenggarakan sebagai bentuk kerja sama antara Kemendikbudristek dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
“Keikutsertaan dosen vokasi magang ke luar negeri ini diharapkan dapat menjadi agen perubahan dan inovasi bagi perguruan tinggi asal mereka seiring perkembangan dan dinamika industri berskala internasional,” kara Direktur Kelembagaan dan Sumber Daya (KLSD) Pendidikan Tinggi Vokasi, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Henri Tambunan.
Henri menjelaskan, setelah melewati serangkaian panjang proses seleksi, akhirnya 194 dosen vokasi dari PTN maupun PTS terpilih mendapatkan beasiswa program magang, pelatihan, dan sertifikasi kompetensi di 13 perguruan tinggi serta industri di empat negara asing, yaitu Inggris, Jerman, Amerika, dan Singapura.
“Mereka secara bergelombang akan segera diberangkatkan untuk mengikuti pelatihan, sertifikasi kompetensi, dan magang pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2022 ini,” ujarnya.
Untuk dapat mengikuti program itu, lanjut Henri, para dosen harus mengikuti seleksi yang sangat ketat, yaitu harus dinyatakan lulus seleksi administrasi dan substansi yang melibatkan 48 orang reviewer nasional.
“Tidak mudah memang untuk mendapatkan kesempatan yang bagus ini. Dengan total jumlah pendaftar 646 orang, masing-masing peserta harus menyingkirkan 3-4 peserta lainnya. Bahkan, untuk pelatihan di Oxford EMI United Kingdom, 1 orang dosen harus mengalahkan 11 orang pendaftar lainnya,” urainya.
194 dosen tersebut akan ditempatkan di beberapa universitas ternama dan bereputasi global, yaitu 96 orang akan dikirim ke tujuh universitas dan industri berskala internasional di Inggris, yakni City of Glasgow College, Cardiff and Vale College, Coventry University, Strathclyde University, Neath Port Talbot College, Duco Digital, dan Oxford EMI Ltd.
Sementara itu, 58 orang akan diberangkatkan ke Amerika, yaitu Rhode Island University dan Arizona State University. Kemudian, 36 orang lainnya akan berangkat ke TU Dresden Institute, Jerman, dan 4 orang lagi ke SQI International Singapura.
Baca juga : Peduli Pendidikan, PNM Hadirkan Ruang Pintar Al Hamid untuk PAUD
Henri menjelaskan, program itu dilaksanakan untuk menjawab tantangan seiring tuntutan revolusi industri 4.0. “Dosen pendidikan tinggi vokasi dituntut untuk memiliki kompetensi, wawasan, dan pengetahuan terkait perkembangan dan dinamika industri berskala internasional,” ujarnya.
Oleh karena itu, selama menjalani program magang di beberapa perguruan tinggi dan industri besar luar negeri, peserta diwajibkan untuk menggali sebanyak-banyaknya pengetahuan, wawasan, dan pengalaman penyelenggaraan proses pembelajaran pendidikan vokasi di perguruan tinggi bereputasi global tersebut.
“Hingga akhirnya, sepulang dari menjalani program magang, pelatihan, dan sertifikasi kompetensi internasional ini, diharapkan dosen tersebut akan menjadi change agent dan leader proyek perubahan dan inovasi bagi perguruan tinggi asal mereka,” tutur Henri.
Melalui perubahan dan inovasi tersebut, Henri berharap para dosen dapat membawa perguruan tingginya ke dalam ekosistem dan tata kelola perguruan tinggi vokasi yang baik dan sehat menuju reputasi perguruan tinggi global, serta siap untuk bersaing di kancah internasional.
Sebagai informasi, program tersebut juga dilaksanakan dalam rangka membantu Pemerintah Indonesia dalam menjawab tantangan dari hasil penelitian McKinsey Global Institute yang memprediksi bahwa Indonesia pada tahun 2030 akan menjadi negara dengan kekuatan ekonomi terbesar ke-7 di dunia.
Pemerintah Indonesia saat ini tengah berupaya mewujudkan sumber daya manusia (SDM) terampil sebanyak 113 juta pada tahun 2030. “Ini merupakan tantangan yang cukup berat, mengingat peringkat daya saing global Indonesia saat ini masih berada pada urutan ke-50 dari 141 negara dan menduduki peringkat ke-4 di ASEAN (WEF, 2019),” kata Henri.
Oleh karena itu, lanjut Henri, peran berat perguruan tinggi sebagai pencetak SDM yang memiliki daya saing global tak terelakkan lagi.
“Kualitas dan kapasitas perguruan tinggi menjadi kunci dalam menyiapkan SDM unggul. Peringkat akreditasi dan reputasi global menjadi indikator untuk melihat kualitas dan kapasitas perguruan tinggi. Selain itu, keduanya juga ditentukan oleh peran strategis, kapasitas dosen, tata kelola, dan kepemimpinan perguruan tinggi,” pungkas Henri. (RO/OL-7)
Permainan dilakukan untuk menstimulasi perkembangan motorik kasar, motorik halus, kognitif, dan emosi pada anak usia dini.
Program kuliah gratis ini merupakan bentuk komitmen UI dalam memperluas akses pendidikan dan memberikan bantuan kepada tenaga kependidikan dan tenaga pendidik (dosen) di lingkungan UI.
Tim UNJ mengadakan pelatihan bagi guru-guru mengenai pengembangan kurikulum, penyusunan media pembelajaran digital, serta kegiatan pendampingan belajar bagi siswa.
Dosen disebut berperan penting dalam membangun ekosistem pendidikan yang berkualitas dan mampu bersaing di tingkat global.
Riset-riset aplikatif, mulai dari produk pangan hingga inovasi probiotik mendukung sektor perikanan di Maluku Utara.
PEMERINTAH resmi memperluas skema tunjangan kinerja (tukin) kepada 31.066 dosen aparatur sipil negara (ASN) yang sebelumnya hanya menerima tunjangan profesi.
Program ini diharapkan mempersiapkan mahasiswa siap kerja dan diterima oleh industri.
Perkembangan ekonomi digital nasional, khususnya di sektor jasa keuangan, perlu diimbangi dengan peningkatan pengetahuan dan kemampuan talenta-talenta digital yang terlibat di dalamnya.
Rendahnya jumlah mahasiswa vokasi di Indonesia merupakan tantangan yang harus segera dijawab.
HOPE International telah berhasil menghubungkan sejumlah industri Tiongkok dengan institusi pendidikan vokasi di Indonesia dalam menyiapkan SDM yang sesuai dengan kebutuhan industri.
Kementerian Ketenagakerjaan menggandengang Inovasi Muda dalam penyelenggaraan Indonesia Green Jobs Summit (IGJS) 2025
Kerja sama antarkementerian terkait yang telah dilakukan, tambah Rerie, sapaan akrab Lestari, harus benar-benar direalisasikan dengan baik dan terukur.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved