Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Kemenkes: Efektivitas Fomepizole untuk Gangguan Ginjal Akut Capai 90%

M. Iqbal Al Machmudi
25/10/2022 17:42
Kemenkes: Efektivitas Fomepizole untuk Gangguan Ginjal Akut Capai 90%
Petugas gabungan mengamankan obat sirop di sebuah apotek.(Antara)

ANTIDOTUM atau obat penawar, yakni Fomepizole, untuk pasien Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGAPA) yang merupakan rekomendasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), memiliki efektivitas yang sangat tinggi hingga 90%.

"Sehingga, dari data itu kita memberi obat tersebut, di samping obat tersebut juga ready untuk dipakai," kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril dalam konferensi pers virtual, Selasa (25/10).

Lebih lanjut, dia menjelaskan kasus yang diberikan obat tersebut ialah pasien yang sudah menujukkan gejala gangguan ginjal akut akibat intoksikasi atau keracunan obat. Contohnya, terjadi pengurangan frekuensi buang air kecil (BAK) dan jumlahnya secara mendadak.

Baca juga: Beri Dampak Positif, Ini Cara Kerja Fomepizole

Kemudian, saat pengecekan laboratorium, ureum kratinin mengalami peningkatan sampai kondisi yang berat. "Aturan pemakaiannya diberikan dengan 5 kali suntikan. Termasuk pasien di RSCM sudah disuntik 2-4 kali dan menunjukkan perbaikan," pungkasnya.

"Namun, obat penawar ini juga tidak digunakan terus menerus," imbuh Syahril.

Dari hasil pemberian obat di RSCM, diketahui 10 dari 11 pasien yang diberikan Fomepizole sudah mengalami perbaikan secara klinis. Serta, tidak ada kematian dan tidak ada perburukan lanjut, karena sejumlah pasien dapat mengeluarkan urine.

Baca juga: Gagal Ginjal Akut pada Anak, DPR Minta BPOM Dievaluasi

"Hasil pemeriksaan laboratorium, kadar EG dari 10 anak tersebut sudah tidak terdeteksi," terangnya.

Kasus keracunan obat disebutnya terjadi sangat cepat. Dalam hal ini, bisa sekali minum atau berkali-kali minum obat, tergantung respons dari tubuh anak.

Jika anak terlanjur meminum obat sirop yang dinilai berbahaya, namun tidak menunjukkan gejala tertentu, tubuh anak memiliki kondisi yang baik dalam menghadapi intoksikasi. Akan tetapi, sebaiknya pemberian obat tetap dihentikan dan konsultasikan ke dokter.(OL-11)

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya