Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Kemendikbud-Ristek Tinjau Regulasi Soal Pemda Hapus PR Bagi Siswa

Faustinus Nua
24/10/2022 17:56
Kemendikbud-Ristek Tinjau Regulasi Soal Pemda Hapus PR Bagi Siswa
Ilustrasi siswa belajar di sekolah(ANTARA FOTO/Aloysius Jarot N)

KEMENTERIAN Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi akan meninjau lagi kebijakan pemerintah daerah (Pemda) terkait penghapusan pekerjaan rumah (PR) siswa. Hal itu merespons kebijakan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya yang berencana segera menerapkan dua jam pelajaran untuk pendalaman karakter siswa demi mengurangi beban PR bagi para siswa.

"Kami cek regulasinya, sebenarnya kewenangan untuk pendidikan itu kan regulasi Pemda juga ada," ujar Plt. Kepala Biro Kerja Sama dan Humas Kemendikbud-Ristek Anang Ristanto, Senin (24/10).

Anang mengatakan kementerian belum update terkait kebijakan tersebut. Namun, pihaknya akan meninjau apakah kebijakan tersebut sudah tepat. Mengingat PR bagi siswa sudah menjadi kebiasaan di sekolah-sekolah.

Sebelumnya, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengungkapkan penerapan dua jam pelajaran untuk pendalaman karakter akan mulai diterapkan pada 10 November 2022, bertepatan dengan Hari Pahlawan. Pendalaman karakter juga dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam bersosialisasi.

Eri pun meminta tidak terlalu banyak lagi PR yang membebani siswa. Sehingga, sekolah perlu lebih mengedepankan proses pertumbuhan karakter siswa.

"Saya harap meskipun ada PR tapi tidak terlalu berat dan terlalu banyak. Yang penting adalah pertumbuhan karakter mereka,” kata Eri, Jumat (21/10).

Baca juga: Kemendikbud Ristek Pastikan Penggunaan Baju Adat Sebagai Seragam Sekolah bukan Paksaan

Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya Yusuf Masruh menjelaskan penerapan jam belajar akan berlangsung hingga pukul 12.00 WIB dan dilanjutkan pendalaman karakter hingga pukul 14.00 WIB. Dalam dua jam tersebut, para siswa bisa mengikuti pola pembelajaran melalui pengambangan bakat masing-masing.

"Ada lukis, menari, mengaji, dan lainnya,” ucap Yusuf.

Sedangkan untuk penyelesaian PR bagi siswa di tingkat SD dan SMP, dilakukan melalui kelas pengayaan untuk diselesaikan di sekolah.

“Agar fresh, pulang anak-anak sudah tidak ada beban mengerjakan PR. Maka, pengayaan pembelajaran antar teman bisa membantu menyelesaikan PR dan pulang sudah tidak memikirkan PR,” tuturnya.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya