Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

RS Hasan Sadikan Bandung Tangani 12 Anak dengan Gagal Ginjal Akut

Bayu Anggoro
19/10/2022 20:40
RS Hasan Sadikan Bandung Tangani 12 Anak dengan Gagal Ginjal Akut
Seorang petugas di RS Hasan Sadikin Bandung tengah menyiapkan tempat tidur untuk pasien( ANTARA FOTO/Novrian Arbi/)

RUMAH Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung sudah menangani 12
anak dengan gangguan ginjal akut misterius sejak Agustus 2022. Pasien
anak yang dirujuk ke RSHS Bandung datang dengan keluhan dan gejala
seperti demam, muntah, diare, batuk, pilek, dan sulit buang air kecil.

Kepala Divisi Nefrologi KSM IKA RSHS, Dany Hilmanto, mengatakan,
pihaknya berupaya menelusuri penyebab dari gangguan ginjal yang
menyerang anak-anak yang tidak ada penyebabnya. "Secara teratur dari
divisi nefrologi, departemen keehatan anak, mengirimkan data harian ini
kepada UKK Nefrologi untuk kemudian bisa melaporkan ke IDAI (Ikatan
Dokter Anak Indonesia) Pusat," katanya, di Bandung, Rabu (19/10).

Dany menjelaskan, tim dokter spesialis anak periode Agustus-Oktober
sudah menangani 12 kasus gangguan ginjal akut misterius atau progresif
atipikal. Adapun rinciannya adalah tiga masih dalam perawatan, satu di antaranya dirawat intensif di ruang ICU.

Dany tak menampik bahwa dari 12 kasus penyakit gangguan ginjal akut
misterius yang ditanganinya, ada yang meninggal dunia. "Ini pertanyaan
sensitif dan tentu saya kaburkan. Tentu ada dari 12 yang meninggal,"
katanya.

Dany tak menjelaskan pasien yang tak tertolong itu disebabkan gangguan
ginjal akut progresif atipikal atau Atypical Progressive Acute Kidney
Injury. Dia hanya menyebut salah satu penyebab pasien tidak tertolong
dikarenakan terlambat dalam penanganan.

Pasin bergejala datang ke RSHS ketika kondisinya sudah cukup parah dan
minim kemungkinan bisa selamat. "Penyakit gangguan ginjal akut ini
biasanya kalau ada orang Indonesia datang dalam kondisi berat, ini
bedanya dengan negara maju. Kalau mereka cepat terdeteksinya jadi ini
bukan hanya di kami, tetapi provinsi lain mereka datang sudah lanjut
(kondisinya). Jadi ada yang bisa kami tangani dan ada yang tidak pada akhirnya," katanya.

Pihaknya sengaja tidak memerinci data pasien yang meninggal dunia karena penyakit gagal ginjal akut misterius. Itu karena dikhawatirkan bisa  menimbulkan mispersepi di masyarakat luas.

Sejauh ini, tim dokter RSHS Bandung langsung melaporkan jumlah pasien
dan kasus gagal ginjal ke tingkat pusat. "Nanti akan kami sampaikan, kan khawatir persepsi masyarakat, nanti jadi salah makna. Meninggal itu ada, hanya kami sampaikan ke pimpinan di tingkat pusat," ucapnya.


Balita


Sementara itu, Staf Divisi Nefrologi KSM IKA, Ahmedz Widiasta,
mengungkapkan rata-rata pasien bergejala gangguan ginjal akut misterius
ini berusia di bawah lima tahun atau balita. Cakupan sebarannya ada di
wilayah Kota dan Kabupaten Bandung.

"Usianya cukup lebar, dominasi di bawah 5 tahun. Yang dirawat di sini
paling besar usianya 12 tahun. Untuk kesamaan gejalanya, seperti yang
disampaikan yakni demam tidak terlalu tinggi lewat dari 7 hari, muntah,
batuk, pilek, dan diare," jelasnya.

Ahmedz mengungkapkan, dari tiga pasien yang dirawat, satu orang
kondisinya sudah membaik dan hari ini direncanakan sudah bisa pulang.

"Hari ini ada yang Insya Allah pulang dan bisa ada perbaikan juga,"
ucapnya.

Ahmedz menuturkan, pasien yang datang ke rumah sakitnya dengan
gejala sudah dalam kondisi yang berat. Hal ini dikarenakan telatnya penanganan sejak kali pertama gejala muncul.

Adapun gejala dari penyakit gangguan ginjal akut misterius di
antaranya demam, muntah, diare, batuk, pilek, dan sulit buang air kecil.

"Pasien yang datang dalam keadaan terlambat. Orangtua pasien takut
untuk datang ke rumah sakit, jadi sudah dirujuk tetapi tidak langsung
datang," ucapnya.

Keterlambatan penanganan inilah yang diduga menjadi penyebab pasien
tidak tertolong. "Akhirnya pasien baru datang saat sudah tidak sadar,"
ucapnya. (N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : NUSANTARA
Berita Lainnya