Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
ERA digital telah banyak dimanfaatkan oleh para pendakwah untuk menyampaikan ajaran agama dengan mengajak dan menebar kebaikan.
Aktivitas para pendakwah ini diharapkan mampu mengidentifikasi sekaligus menyikapi pelanggaran dan perilaku kurang etis di ruang digital.
Pengajar Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Frida Kusumastuti menyampaikan hal tersebut pada webinar Literasi Digital ”Indonesia Makin Cakap Digital” yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) untuk komunitas digital di wilayah Bali - Nusa Tenggara, Jumat (14/10).
Frida menegaskan, pelanggaran etika di ruang digital pada umumnya bisa berupa informasi hoaks, ujaran kebencian, pornografi, perundungan, dan konten negatif lainnya.
Untuk itu, interaksi, partisipasi, dan kolaborasi para pendakwah diharapkan mampu memberi rasa nyaman ruang digital.
Baca juga: Kemenkominfo Gelar Webinar 'Rahasia Membuat Konten Viral'
”Adapun prinsip dan ruang lingkup etika yang harus dijunjung, yakni: kesadaran, tanggung jawab, integritas, dan kebajikan,” ujar Frida dalam diskusi virtual bertajuk ”Aktivitas Dakwah di Ruang Digital” yang juga diikuti secara nobar oleh komunitas digital di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB).
Selain menjunjung tinggi etika, lanjut Frida, para pendakwah perlu menghindari pesan dakwah yang tidak ramah di media digital.
Di antaranya membuat klaim kebenaran; mempersulit ajaran agama; bertindak keras, kasar dan emosional; berburuk sangka terhadap pihak di luar golongan, dan mudah mengkafirkan.
”Dakwah sebaiknya dilakukan dengan aman dan gaul. Kreasikan dakwah digital lewat media sosial, seperti Facebook, Twitter, IG, YouTube, TikTok dengan berbagai kisah dan tulisan inspiratif penuh kebaikan,” sebut Frida Kusumastuti.
Webinar #MakinCakapDigital 2022 yang merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) ini diselenggarakan oleh Kemenkominfo bekerja sama dengan Siberkreasi dan mitra jejaring lainnya.
Kegiatan yang diagendakan digelar hingga awal Desember nanti ini diharapkan mampu memberikan panduan kepada masyarakat dalam melakukan aktivitas digital.
Sejak diselenggarakan pada 2017, GNLD telah menjangkau 12,6 juta warga masyarakat. Pada tahun 2022, Kominfo menargetkan pemberian pelatihan literasi digital kepada 5,5 juta warga masyarakat.
Pelatihan literasi digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten tersebut selalu membahas setiap tema dari sudut pandang empat pilar utama. Yakni, kecakapan digital, etika digital, keamanan digital, dan budaya digital untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.
Dari kacamata keamanan digital (digital safety), influencer Dyahhakim mengingatkan ihwal pentingnya kesadaran terhadap rekam jejak digital.Hal itu ia sampaikan mengingat banyak da’i muda yang kini muncul di era digital.
”Mereka seringkali mengunggah konten dakwah tanpa menyertakan sumber rujukan yang jelas. Padahal, sebuah unggahan akan meninggalkan jejak digital meskipun telah dihapus,” ujar Dyah.
Dyahhakim berpesan agar para pendakwah mau mencari dan menggali lebih banyak sumber informasi sebagai acuan pembanding. Dengan begitu, lanjutnya, isi dakwah yang disampaikan lebih komprehensif.
Narasumber lain, Fajar Tri Laksono dari Ikatan Guru Teknologi Informasi dan Komunikasi (IGTIK) PGRI menambahkan, para pendakwah kini memiliki”pekerjaan rumah”, yakni bagaimana menyampaikan dakwah yang mampu menarik kalangan anak muda.
”Misalnya membuat konten dakwah yang lebih menarik anak muda dan bukan malah menghindarinya,” kata Fajar dalam webinar yang dipandu oleh moderator Fitta Mamita. Informasi lebih lanjut silakan akses info.literasidigital.id atau akun Instagram @siberkreasi. (RO/OL-09)
Melalui platform online seperti Shopee, brand kecantikan lokal semakin berkembang dan memperluas pasar dengan berbagai fitur dan program yang ditawarkan.
Kehadiran anak-anak sebagai kidsfluencer ini rupanya memicu kekhawatiran akan potensi eksploitasi anak
Studi menunjukkan semakin banyak waktu yang dihabiskan remaja di media sosial, semakin besar kemungkinan mereka mengalami perundungan terkait berat badan.
Perubahan ini tidak hanya mencakup penggunaan kata-kata, tetapi juga pada pola komunikasi secara keseluruhan
Slogan pick me mengarah kepada perilaku atau sikap seseorang yang berusaha mendapatkan perhatian dan penerimaan dengan cara menonjolkan diri sebagai pribadi yang berbeda.
BUDAYAWAN Banten Uday Suhada mengecam eksploitasi perempuan Badui yang kini marak dilakukan oleh para konten kreator ke media sosial (medsos).
Sebagian UMKM yang dipimpin perempuan masih menghadapi sejumlah tantangan. Peningkatan literasi digital dan finansial berperan penting untuk membantu mereka.
Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Kawiyan menekankan pentingnya peran orang tua dalam mengawasi dan membina anak agar aman saat mengakses ruang digital.
Kurangnya literasi digital, dukungan struktural yang kurang memadai, serta terbatasnya akses kredit jadi tantangan para pelaku usaha kecil dan menengah di Indonesia.
Gerakan Smartfren 100 persen untuk Indonesia, merangkum berbagai upaya Smartfren untuk meningkatkan literasi digital serta pemanfaatan internet.
Mereka berkomitmen untuk memberdayakan masyarakat agar mampu menyaring informasi di era digital yang penuh tantangan.
Secara nyata jika tidak mengindahkan network etiquette (netiket) akan merugikan penggunanya, karena membuahkan sanksi sosial dan sanksi hukum
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved