Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Hack-SUP Innovation Lab Dorong Pengurangan Plastik di Industri F&B

Mediaindonesia.com
15/9/2022 08:20
Hack-SUP Innovation Lab Dorong Pengurangan Plastik di Industri F&B
Para eco-innovator untuk Hack-SUP Innovation Lab berpose bersama.(Ist)

PADA bulan Juni, Instellar Indonesia secara resmi mengumumkan 20 eco-innovator untuk Hack-SUP Innovation Lab.

Program ini merupakan kerja sama antara Instellar Indonesia dan The Incubation Network, yang didanai oleh Prevent Waste Alliance, sebuah inisiatif dari Pemerintah Federal Jerman dan ECCA Family Foundation.

Hack-SUP Innovation Lab merupakan bagian dari The SUP Challenge yang berfokus pada pengurangan penggunaan plastik sekali pakai dalam industri makanan dan minuman di lima negara India, Indonesia, Vietnam, Filipina, dan Thailand.

Sebanyak 20 eco-innovator berasal dari dua tipe dasar. Tipe (A) yang memproduksi atau mendukung pengganti plastik (sekali pakai) melalui model penggunaan kembali dan isi ulang.

Tipe (B) yang memproduksi atau mendukung pengganti plastik (sekali pakai) melalui penggunaan alternatif non-plastik atau bahan berkelanjutan.

Mereka telah bergabung dengan Pilot Lab dan Partnership Lab pada bulan Juli untuk mempelajari banyak topik menarik mulai dari pengukuran jejak karbon hingga menyusun cerita untuk produk berkelanjutan.

Baca juga: Program Blackmores Peduli ‘Tukar Botol’ Upaya Kurangi Sampah Plastik

Mereka juga diundang untuk mengirimkan proposal proyek percontohan (pilot project) dengan mitra F&B di seluruh Indonesia.

Pada pertengahan Agustus, Hack-SUP Innovation Lab menyambut 10 eco-innovator terpilih untuk diberikan hibah masing-masing hingga sebesar USD 5000 untuk melakukan proyek percontohan dengan mitra F&B.

Berdasarkan produk, mereka dipilih menjadi empat kategori. EcoplastID (Bandung), Go Purun (Banjarmasin), Rumah Jambe-e (Jambi), Plépah (Jakarta) yang memproduksi wadah makanan atau peralatan makan dan minum yang dapat dikomposkan.

 Allas (Jakarta) dan Koinpack (Jakarta) yang menyediakan wadah makanan atau minuman yang dapat dikembalikan dan digunakan kembali. Biopac (Bekasi) dan Evoware (Jakarta) yang memproduksi wadah atau kemasan makanan yang dapat dikonsumsi.

Juga, Izifill (Bandung) dan Econesia (Jakarta) menyediakan stasiun air isi ulang atau dispenser.

Pada bulan September, 10 eco-innovator secara resmi memulai pilot project dengan 20 F&B Partners dan berlokasi di delapan kota di Indonesia (Jakarta, Sidoarjo, Malang, Banyuwangi, Solo, Bekasi, Jambi, dan Bandung) dan 37 warung nasi di Jabodetabek ( Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi).

Mitra F&B untuk program ini adalah Yoisho, INDISCHE 1931 Coffee & Roasters, Work Coffee Indonesia, Joglo Mas Foodcourt, Kyuri Burger, Smooly Juice, Cielo Coffee & Eatery, Jkovkoffie, Warung Fotkop, Kopi Kalyan, Vilo Gelato, Atas Nama Kopi, Burgreens , Little Bali, The Roots, Honu, Kopi Bawah Tangga, Good Belly, Mikkro Espresso, dan Kopi Hidup Baru.

“Kami memahami bahwa transisi plastik hanya terjadi jika semua pemangku kepentingan berkolaborasi bersama," ujar kata Ivy Londa, Head of Program Instellar Indonesia.

"Itu sebabnya kami ingin membantu percontohan ini masuk ke pasar dan memvalidasi model bisnis, perilaku pelanggan, dan kolaborasi antara pemilik usaha F&B dan perusahaan rintisan solusi SUP kami,” jelas Ivy Londa.

Hack-SUP Innovation Lab akan mengukur seberapa banyak plastik yang dapat dihindari dari solusi yang diterapkan oleh mitra F&B yang bekerja dengan masing-masing eco-innovator ini, kemudian menghitungnya di akhir bulan untuk data studi.

Wawasan yang diperoleh dari proyek percontohan akan berkontribusi pada studi seputar pemahaman dampak lingkungan dari alternatif kemasan plastik sekali pakai.

Hasilnya akan menguraikan pertimbangan lingkungan yang terkait dengan model bisnis penggantian sekali pakai dan peluang untuk mengurangi dampak negatif atau mengenali penghematan karbon, relatif terhadap produksi plastik murni.

“Sektor pangan harus mengadopsi solusi baru dan inovatif yang dapat menjawab kebutuhan rantai pasokan, mendukung ketahanan pangan dan kebutuhan konsumen di lingkungan pascapandemi,” kata Simon Baldwin, Global Head of Circularity SecondMuse.

 “Agar industri dapat mengurangi ketergantungannya pada plastik, solusi alternatif harus diidentifikasi," katanya.

"Yang kami butuhkan sekarang adalah para startup untuk mengejar inovasi, bekerja dengan mitra untuk berbagi pengetahuan dan keahlian, dan bergabung dengan kami saat kami memulai perjalanan berkelanjutan bersama,” papar Simon Baldwin. (RO/OL-09)

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya