Sabtu 20 Agustus 2022, 20:40 WIB

Pakar: Kasus Cacar Monyet di Dunia Meningkat 20% dalam Seminggu

Dinda Shabrina | Humaniora
Pakar: Kasus Cacar Monyet di Dunia Meningkat 20% dalam Seminggu

AFP
Ilustrasi

 

MANTAN Direktur Penyakit Menular Badan Kesehatan Dunia (WHO) Asia Tenggara, Prof Tjandra Yoga Aditama mengungkapkan kasus cacar monyet di dunia terus mengalami peningkatan. Dalam statistik disebutkan naik 20 persen dalam satu minggu.

Data resmi WHO sampai Rabu, (17/8) lalu sudah ada lebih dari 35.000 kasus cacar monyet dari 92 negara di dunia. Pada data itu, kasus di Indonesia tentu belum masuk perhitungan. “Sejauh ini sudah ada 12 kematian (akibat cacar monyet),” kata Tjandra, Sabtu (20/8).

“Kemudian, memang sejauh ini sebagian besar kasus adalah mereka yang laki-laki sex dengan laki-laki. WHO menyampaikan bahwa negara dapat mendesain dan memberi informasi dan pelayanan kesehatan pada kelompok ini, tentu dengan cara yang baik dan sesuai hak asasi, martabat dan kehormatan diri. Perlu juga ditegaskan bahwa tentu siapa pun dapat terkena penyakit ini, apapun latar belakangnya,” jelas Tjandra.

WHO juga telah menyatakan secara resmi agar semua negara, termasuk Indonesia harus siap menghadapi penyakit cacar monyet. “Sudah dinyatakan sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KKMMD), bukan Kedaruratan Kesehatan Global ya. semua perlu melakukan upaya kesehatan masyarakat untuk menghentikan penularan cacar monyet di negaranya, apalagi kalau sudah ada kasus seperti di negara kita ini,” papar Tjandra.

Baca juga: Satu Kasus Konfirmasi Cacar Monyet Ditemukan di Jakarta

Mantan Direktur Penyakit Menular WHO itu menyampaikan ada beberapa upaya yang harus dilakukan jika cacar monyet terkonfirmasi masuk ke Indonesia. Tjandra mengatakan perlu ada peningkatan surveilan penyakit. Diikuti dengan penelusuran kasus yang ketat serta komunikasi risiko yang baik.

“Kita juga perlu melibatkan secara aktif masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan. Kemudian harus ada upaya penurunan risiko dan vaksinasi. Kita tentu berharap agar di negara kita setidaknya upaya-upaya ini dapat dilakukan dengan maksimal,” ujar dia.

Sampai saati ini, Tjandra mengungkapkan ketersediaan vaksin cacar monyet di dunia masih terbatas. WHO bahkan menegaskan bahwa mereka kawatir bahwa ketimpangan pemerataan vaksin yang pernah terjadi untuk COVID-19 akan terjadi lagi pada pengendalian cacar monyet ini.

“Karena itu baik kalau kita di Indonesia segera mengadakan vaksin di lapangan untuk yang membutuhkan. WHO sudah memberi penamaan baru untuk clade/galur/jenis cacar monyet. Yang dulu dikenal sebagai clade Congo Basin atau Afrika Tengan kini disebut sebagai clade I, dan yang clade/galur Afrika Barat disebut clade II,” pungkas dia. (OL-4)

Baca Juga

DOK MI.

Benarkah Hadis Doa Berbuka Puasa Dzahabazh Zhamau Tergolong Sahih?

👤Wisnu Arto Subari 🕔Senin 29 Mei 2023, 22:14 WIB
Ada yang berpendapat bahwa doa berbuka puasa yang sahih yaitu dzahaba dzoma'u wabtallatil 'uruqu wa tsabatal-ajru insya Allah....
Ant

Fixaherba Dorong Penggunaan Sumber Daya Alam Hayati untuk Pengobatan

👤Media Indonesia 🕔Senin 29 Mei 2023, 22:10 WIB
Penggunaan obat atau suplemen herbal sudah ada sejak ribuan tahun lalu, oleh suku dan budaya asli seperti Afrika, India, dan...
Dok. kacamata Blushing

Pakai Gadget Berlebihan Bikin Mata Minus, Brand Lokai ini Bikin Kacamata Harga Terjangkau

👤Ghani Nurcahyadi 🕔Senin 29 Mei 2023, 22:02 WIB
Masalah kesehatan pada mata umumnya diakibatkan kebiasaan menatap layar untuk menunjang beragam aktivitas yang lazim dilakukan secara...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

Berita Terkini

Selengkapnya

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya