Headline

Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.

Fokus

Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.

Banyak WNI Berobat ke Luar Negeri, Presiden: Saya Sedih

Andhika Prasetyo
09/8/2022 16:44
Banyak WNI Berobat ke Luar Negeri, Presiden: Saya Sedih
Presiden Joko Widodo di dalam mobil seusai menghadiri ASEAN Para Games 2022.(Antara)

PRESIDEN Joko Widodo mengaku prihatin dengan banyaknya warga negara Indonesia (WNI) yang memilih berobat ke luar negeri.

"Saya tuh paling sedih kalau mendengar ada warga negara kita yang sakit, kemudian pergi ke luar negeri, ke Malaysia, ke Singapura. Ada yang ke Jepang. Ada yang ke Amerika Serikat," ujar Presiden saat meresmikan proyek pembangunan RSUD dr. Soedarso di Pontianak, Selasa (9/8).

Keprihatinan Presiden tentu bukan tanpa alasan. Mengingat, aksi berobat ke luar negeri menimbulkan kerugian bagi negara. Pasalnya, dengan melakukan pengobatan di negara lain, uang yang seharusnya beredar di Tanah Air, malah terbang ke luar negeri.

"Berapa capital outflow kita, uang yang keluar untuk membiayai yang sakit dan ke luar negeri? Lebih dari Rp110 triliun setiap tahun," jelas Jokowi, sapaan akrabnya.

Atas dasar itu, pemerintah mencoba membangun sejumlah rumah sakit bertaraf internasional, yang dilengkapi fasilitas modern. Salah satunya, yakni RSUD dr. Soedarso di Pontianak, Kalimantan Barat.

"Saat Pak Gubernur (Kalimantan Barat Sutarmidji) menyampaikan kepada saya, minta bantuan ke pemerintah pusat, saya jawab saat itu juga untuk bangun," tuturnya.

Dalam pembangunan rumah sakit tersebut, pemerintah pusat dan pemerintah provinsi melakukan kolaborasi. Pemprov Kalimantan Barat mengeluarkan dana untuk pembangunan gedung. Adapun, pusat bertanggung jawab dalam menyediakan alat kesehatan.

"Alkesnya kita siapkan. Habis Rp205 miliar. Ini yang namanya gotong-royong untuk menyelesaikan masalah banyaknya uang yang keluar, karena ketidaksiapan rumah sakit kita," pungkas Kepala Negara.

RSUD dr. Soedarso memiliki dua gedung, yaitu Tower A yang ditujukan untuk rawat inap. Lalu, Tower B untuk ruang operasi dan pelayanan unit gawat darurat. Secara keseluruhan, fasilitas kesehatan itu memiliki 277 tempat tidur, 14 kamar operasi dan 1 ruang X-Ray.

"Tadi saya cek, ada 277 tempat tidur, cek ruang operasi, cek ruang ICU. Semua saya lihat sudah super modern. Jadi saya ingatkan, tidak usah kita ke luar negeri. Di sini sudah siap dan cukup untuk menangani kasus-kasus yang ada," sambungnya.

Pemerintah sudah belajar banyak dari pengalaman semasa pandemi covid-19 di Tanah Air. Dari situ, sistem kesehatan nasional yang dulu compang-camping terus diperbaiki. Hingga akhirnya Indonesia menjadi salah satu negara yang dianggap berhasil mengatasi pandemi.(OL-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya