Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
DALAM rangka memperingati Hari Anak Nasional (HAN) 2022, Tanoto Foundation memfasilitasi kegiatan praktik Pembuatan Makan Bayi dan Anak (PMBA) kepada orangtua di tiga wilayah mitra, yakni Jakarta, Kutai Kartanegara dan Pandeglang.
Dengan tema ‘Mewujudkan Generasi Berprestasi Melalui Pemenuhan Gizi Seimbang Untuk Anak Usia Dini’, fasilitator dan koordinator Rumah Anak SIGAP mendampingi para orangtua untuk memasak makanan sesuai kelompok usia anak.
Kegiatan praktik itu dilakukan dengan meminta para orang tua memasak dan membawa makanan ke Rumah Anak SIGAP pada hari yang telah ditentukan.
Kemudian, ahli gizi melihat dan merasakan hasil makanan yang telah dibuat, lantas memberikan masukan dan saran untuk perbaikan PMBA selanjutnya.
Masukan dan saran berupa kandungan gizi yang diperlukan setiap tahapan usia dan mengingatkan kadar rasa gula dan garam yang baik.
Sehingga anak dapat merasakan makanan dari rasa alaminya karena setiap sayuran dan lauk telah mengandung rasa manis, gurih, dan asin.
“Setiap makanan sudah mengeluarkan rasanya sendiri, sehingga kita tidak perlu menambahkan rasa secara berlebihan,” ujar dr. Luana Lidwina, M.Gizi, Sp.GK, Spesialis Gizi Anak dari RS Kanker Dharmais.
Baca juga: Yuk, Dapatkan Vitamin A untuk Balita Anda
Praktik PMBA dilaksanakan di salah satu Rumah Anak SIGAP di Jakarta pada 2-3 Agustus yang diikuti 20 orangtua dan didampingi 5 fasilitator. Di Kutai Kartanegara, PMBA berlangsung dari tanggal 25-27 Juli di 9 Rumah Anak SIGAP.
Sementara kegiatan di Pandeglang PMBA dilakukan di lima kecamatan pada 25-29 Juli dengan melibatkan puluhan orangtua, fasilitator, pejabat daerah hingga tokoh masyarakat.
Kegiatan ini membantu orang tua untuk bisa memahami dan mempraktikan PMBA dalam memenuhi kebutuhan gizi untuk anak.
Mereka tidak sekadar mendapat pengetahuan baru tetapi langsung mempraktikannya bersama fasilitator.
Selain itu, para orang tua didorong untuk lebih kreatif dalam pembuatan dan juga pemenuhan gizi anak. Mereka bisa berbagi menu yang bervariasi antar mereka, dan bahkan berbagi pula dengan para orang tua lainnya.
“Luar biasa program layanan Rumah Anak SIGAP ini, kami dan para penerima manfaat merasakan suatu hal yang baru, kami memiliki tantangan agar penerima manfaat bisa lebih aktif lagi mengikuti kegiatan layanan,” ungkap koordinator Rumah Anak SIGAP Nusa Indah II Kutai Kartanegara, Sholikah.
Di Pandeglang, praktik PMBA disertai dengan acara cerdas cermat seputar materi PMBA yang diikuti oleh orang tua Rumah Anak SIGAP.
Kegiatan itu membantu orangtua untuk paham dan mampu memberikan gizi yang seimbang untuk kebutuhan gizi anak.
Gizi seimbang akan menciptakan anak-anak yang sehat dan mampu menjadi generasi berprestasi.
“Di praktik PMBA ini, kami belajar cara membuat bubur bayi dan makan anak dari usia 6-9, 9-12 dan 12-24 bulan. Informasi meliputi bahan dan tekstur makanan yang tepat hingga frekuensi pemberian makan. Semoga kegiatan seperti ini bisa dilaksanakan lagi, terima kasih Tanoto Foundation,” kata Fitriah salah satu peserta di Pandeglang.
Peserta di daerah lain juga menyampaikan apresiasi atas kegiatan yang sangat bermanfaat itu.
Para orangtua begitu antusias selama pelaksanaan PMBA. Bagi mereka dukungan pengetahuan dan pengalaman bersama ahli gizi memberi wawasan baru terkait pemenuhan gizi anak.
“Alhamdulillah setelah mengikuti kegiatan ini tentang gizi seimbang, saya bisa memperbaiki masakan saya untuk si kecil, ilmu saya tentang perMPASIan jadi lebih ke upgrade, jadi bisa lebih selektif lagi dalam memilih makanan untuk si kecil. Penjelasan dari Dokter Gizi pun sangat detail dan mudah dimengerti,” tutur Septiany Martina salah satu orang tua di Jakarta.
Apresiasi juga disampaikan pejabat daerah dan tokoh masyarakat. Camat Loa Kulu, Kutai Kartanegara Hj. Siti Rahma menyebut bahwa anak adalah titipan.
Oleh karena itu harus dijaga dengan baik, dan memperhatikan kebutuhan gizi secara baik dan benar.
“Tingkatkan layanan Rumah Anak SIGAP ini agar masyarakat merasakan manfaatnya dengan baik dan nyata. Jangan setengah-setengah ketika kita bekerja. Sinergikan program ini ke program desa,” urainya.
Perhatikan terhadap gizi anak merupakan langkah strategis untuk menciptakan generasi yang unggul. Sehingga, orang tua perlu dibekali dengan pengetahuan yang memadai.
Rumah Anak SIGAP merupakan bentuk kemitraan antara Tanoto Foundation dengan pemerintah daerah.
Kerja sama ini berupa pengembangan model layanan yang bertujuan membekali keluarga agar mampu memberikan pengasuhan yang mendukung tumbuh kembang optimal anak usia 0-3 tahun secara menyeluruh (holistik) yang terintegrasi dengan layanan kebutuhan esensial anak lainnya. (RO/OL-09)
Studi menunjukkan semakin banyak waktu yang dihabiskan remaja di media sosial, semakin besar kemungkinan mereka mengalami perundungan terkait berat badan.
Hasil survei baru menunjukkan banyak orangtua merasa stres saat menghadapi waktu makan anak-anak mereka.
Survei Ohio State University Wexner Medical Center menemukan sekitar 66% dari 1.005 orangtua merasa tuntutan menjadi orangtua membuat mereka merasa kesepian.
Untuk mencegah perilaku tantrum pada anak, perlu diterapkan komunikasi yang baik sejak dini dan orangtua harus menjadi contoh yang baik pada anak.
Yuks mengenal lebih dekat apa itu helicopter parenting dan dampaknya.
alah satu alasan anak mengalami tantrum yakni kesulitan mengekspresikan keinginannya
Selain vaksinasi, menjaga kebersihan dan konsumsi makanan bergizi juga menjadi langkah penting untuk pencegahan polio.
Bayi memerlukan perhatian ekstra dan kenyamanan selama perjalanan, terutama ketika menggunakan motor yang memiliki kondisi dan kestabilan yang berbeda dengan mobil
Penyakit jantung bawaan merupakan penyakit jantung yang terjadi akibat abnormalitas perkembangan jantung saat masih dalam janin dan berlanjut hingga setelah lahir.
Penelitian terbaru menunjukkan memberi makan selai kacang halus kepada bayi sampai sekitar 5 tahun dapat mengurangi risiko alergi kacang tanah hingga 71% di masa remaja.
Rancangan Undang-Undang Kesejahteraan Ibu dan Anak pada Fase 1.000 Hari Pertama Kehidupan (RUU KIA) telah disahkan menjadi undang-undang (UU) oleh DPR.
Orang tua perlu mengetahui kapan sebaiknya anak diberikan obat herbal atau obat konvensional.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved