Headline
Disiplin tidak dibangun dengan intimidasi.
SEJUMLAH penyakit dapat menyerang paru, antara lain covid-19, tuberkulosis, pneumonia, asma bronkial dan Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK), kanker paru, dan ada penyakit "Bronkiektasis".
Bronkiektasis merupakan penyakit berupa saluran napas lebar berlebihan sehingga ada penumpukan lendir (mukus) dengan segala akibatnya, mulai dari infeksi berulang sampai ke gangguan fungsi paru dan bernafas, disabilittas dalam jangka panjang dan bahkan kematian.
Ketua Majelis Kehormatan, Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan penyakit bronkiektatis ini belum banyak dikenal luas. Karena itu mulai tahun ini, setiap 1 Juli diperingati sebagai Hari Bronkiektasis sedunia.
Baca juga: Ini Tips Mengumpulkan Dana Darurat dari Financial Planner
Baca juga: Edukasi Pertahanan Diri Bisa Cegah Pelecehan Seksual
“1 Juli adalah tonggak sejarah penting. Peringatan organisasi kesehatan paru di berbagai negara (termasuk Perhimpunan Dokter Paru Indonesia - PDPI) untuk meningkatkan kesadaran kita tentang penyakit ini, dan merupakan advokasi ke penentu kebijakan publik termasuk Kementerian Kesehatan agar memberi perhatian pada bronkiektasis, selain penyakit paru lain,” kata Tjandra dalam keterangan tertulis, pekan lalu.
Saat ini, Tjandra menyebut 40% kasus bronkiektasis di dunia belum diketahui penyebabnya secara pasti. Tjandra mengharapkan agar penelitian harus terus digalakkan, termasuk di Indonesia. Belum ada data epidemiologi yang pasti tentang jumlah pasien Bronkiektasis. Diperkirakan ada ratusan ribu kasus di dunia termasuk di Indonesia dan angkanya diprediksi terus meningkat.
Tjandra menjelaskan ada beberapa yang bisa dicurigai sebagai gejala bronkiektasis. “Batuk berdahak kental, sesak nafas, nyeri dada, sering radang paru, badan lemah, demam tak jelas penyebabnya, penurunan berat badan,” ungkap Tjandra.
Diagnosis ditegakkan kata Tjandra dilakukan dengan pemeriksaan "high-resolution computed tomography (CT) scan" paru. “Bronkiektasis kini ditangani dengan dua cara. Pertama, membersihkan tumpukan lendir di saluran napas (bronkus) di dalam paru, atau "airway clearance", a.l dengan semacam fisioterapi, obat dan alat tertentu, aerobik dan minum air yang banyak sehingga lendir di paru jadi lebih encer sehingga lebih mudah dibatukkan keluar,” jelas dia.
“Cara kedua adalah pencegahan dan pengobatan infeksi paru. Untuk itu perlu di identifikasi apa penyebab infeksi, bisa bakteri, jamur, mikobakteria dll dan kemudian diberi obat yang sesuai,” pungkas dia. (H-3)
Chikungunya jarang berakibat fatal dan virus yang dibawa oleh nyamuk ini tidak menyebar melalui udara.
Sebuah kota industri di selatan Tiongkok melaporkan lebih dari 3.100 kasus chikungunya sepanjang bulan ini, menjadikannya wabah terbesar penyakit yang ditularkan nyamuk di Tiongkok
Penyakit Guillain-Barré Syndrome (GBS) kini sedang mengancam anak-anak Gaza. GBS sendiri adalah penyakit autoimun, artinya sistem kekebalan tubuh menyerang saraf perifer.
RSV merupakan virus yang mudah menular dan menyerang saluran pernapasan dan paling berbahaya menyerang dua ujung spektrum yaitu bayi dan lansia.
Flu Singapura atau Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD) tak hanya menyerang anak-anak. Namun, orang dewasa juga bisa terinfeksi dan mengalami komplikasi berat.
KETUA Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (Perosi) Cabang Jakarta Raya (Jaya) dr Arya Govinda mengungkapkan pentingnya membangun kesadaran masyarakat terhadap kesehatan tulang
Prasetyo menjelaskan bahwa Presiden Prabowo Subianto sangat memberi perhatian terhadap kesejahteraan dokter.
Asmirandah mengatakan bahwa informasi kesehatan yang berseliweran di media sosial tidak selalu benar, jadi lebih baik bertanya langsung kepada tenaga kesehatan profesional.
Kehadiran Ayu sebagai pembicara di KBAS 2025 menjadi bukti bahwa kualitas dan kompetensi dokter estetika Indonesia mampu bersaing serta diakui secara global.
AIPKI bersama para pimpinan fakultas kedokteran dari seluruh Indonesia sepakat mendukung penuh harapan Presiden untuk menambah tenaga dokter dan tenaga Kesehatan.
ARTIS Korea Selatan, Kang Seo Ha, meninggal dunia di usia 31 tahun karena berjuang melawan kanker lambung yang diketahui sudah stadium 4.
Pendidikan kedokteran bukan hanya tentang meraih gelar akademik, tetapi juga membentuk jati diri sebagai pelayan kesehatan yang berintegritas.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved