Headline
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
STUDI Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021 mencatat 24,4 persen balita di Indonesia berada dalam kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi (stunting). Artinya, satu dari empat balita mengalami permasalahan gizi kronis.
Di sisi lain, pemerintah telah menentukan target prevalensi stunting pada angka 14 persen di 2024. Untuk itu, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) bekerja sama dengan PT. Abbott Products Indonesia mendukung program pendidikan kesehatan dan nutrisi dalam upaya penurunan stunting di Indonesia.
Kerja sama ini ditandai dengan penandatangan Perjanjian Kerja Sama (PKS) oleh Direktur Pendidikan Anak Usia Dini, Muhammad Hasbi dan Presiden Direktur PT. Abbott Products Indonesia, Angelico Lagundi Escobar di Kantor Kemendikbudristek, Jakarta, Jumat (17/6).
Kerja sama ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengukuran tumbuh-kembang secara teratur, intervensi gizi yang tepat, dan pemberdayaan institusi PAUD. “Kami (Kemendikbudristek) menyambut baik kerja sama ini dan sangat mengapresiasi PT. Abbott Products Indonesia yang secara bersama-sama mencari penyelesaian terhadap berbagai persoalan bangsa, termasuk terhadap kasus stunting,” terang Hasbi.
Ia mengatakan stunting tidak hanya memberi dampak pada pertumbuhan fisik, melainkan juga menghambat perkembangan kognitif. Karena itu, lanjutnya, kekurangan gizi kronis, terutama di periode emas masa pertumbuhan, menjadi ancaman besar bagi kualitas sumber daya manusia yang berpotensi menurunkan daya saing bangsa di masa yang akan datang.
"Investasi pada usia dini merupakan investasi bernilai paling tinggi. Stunting adalah permasalahan multidimensional yang memerlukan kerja sama multipihak dalam upaya pencegahan dan intervensinya,” kata Hasbi.
Hasbi berharap kerja sama ini menjadi contoh dan acuan untuk sektor perusahaan lainnya agar bersama-sama dengan pemerintah dapat bahu-membahu menghadapi berbagai persoalan yang ada di Indonesia. “Terutama terkait dengan persoalan bagaimana meningkatkan kualitas SDM dengan melakukan percepatan penurunan angka stunting,” ucap Hasbi.
Sementara itu, Angelico mengatakan bahwa malnutrisi merupakan permasalahan kesehatan universal yang sering terjadi pada anak-anak usia dini. “Kebanyakan orang tidak mengetahui bahwa nutrisi yang baik adalah fondasi dalam hidup sehat,” ujar Angelico.
Untuk itu, lanjut Angelico, PT Abbot Products Indonesia sudah lama fokus pada penerapan ilmu dan praktek dengan mengedukasi masyarakat dalam membuat akses nutrisi yang baik kepada seluruh masyarakat di seluruh dunia. “Ini merupakan salah satu bagian dari komitmen kami (PT. Abbott) dalam program kesehatan berkelanjutan yang dilaksanakan untuk memperbaiki kesehatan anak-anak, yang terdata kurang lebih 300 juta di seluruh dunia selama dekade terakhir,” ucapnya.
Dalam kerja sama ini, PT Abbott Products Indonesia menyediakan alat ukur dan tips nutrisi sehat untuk menolong orang tua agar dapat mengidentifikasi masalah mengenai nutrisi dan membantu bagaimana mendapatkan nutrisi yang baik.
"Sejauh ini progres yang siginifikan dengan program ini sudah dapat dilihat dan mendapatkan dampak positif. Sesuai data yang diterima, sekitar 79 persen orang tua sudah mendapatkan tolok ukur dan dapat mengenali tanda-tanda stunting terhadap anak-anak dan mengambil aksi. Dengan memberdayakan gambar, peralatan dan sumber daya pemdidikan,” ujar Angelico. (RO/OL-15)
Kegiatan dikemas dalam format talkshow, workshop, dan nonton bareng, dengan melibatkan para ibu rumah tangga sebagai peserta aktif.
Kebiasaan makan bergizi seimbang beragam dan aman pada anak bukan semata tentang apa yang disajikan, namun juga penanaman nilai gizi secara konsisten dalam keluarga.
Ajang Peduli Gizi 2025 kembali digelar sebagai bentuk apresiasi terhadap individu, institusi, dan pelaku industri yang dinilai telah memberikan kontribusi nyata.
Konsekuensi dari konsumsi susu berlebihan adalah anak akan merasa kenyang dan kehilangan selera untuk mengonsumsi makanan lain. Akibatnya, asupan gizi menjadi tidak seimbang.
Pemenuhan gizi yang cukup dan seimbang tidak hanya berdampak pada pertumbuhan fisik anak, tetapi juga sangat menentukan perkembangan kognitif, motorik, hingga sosial emosionalnya.
ICW menyebut program Makan Bergizi Gratis (MBG) hanya menjadi program untuk menghamburkan uang negara. MBG tidak memenuhi standar gizi dan justru berpotensi menjadi pemborosan anggaran.
Kemendikbudristek sudah terlanjur menganggarkan Rp3,58 triliun untuk proyek TIK ini. Lalu, ada juga pengadaan DAK senilai Rp6,3 triliun.
Dukungan dari berbagai pihak, baik itu pemerintah, swasta, maupun masyarakat, sangat penting dalam membangun ekosistem pendidikan yang mendukung perkembangan anak secara holistik.
Selama 10 tahun terakhir, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia mengalami tren peningkatan dari 68,90 pada tahun 2014 menjadi 73,55
Melalui perhelatan tersebut Direktorat Perfilman, Musik, dan Media, Kemendikbud-Ristek berhasil menunjukkan capaian baik dari karya artistik anak bangsa.
Modena juga telah berupaya untuk mengintegrasikan praktik-praktik bisnis berkelanjutan dengan berinvestasi di berbagai program pengembangan sumber manusia dan pemanfaatan teknologi.
FHI menjadi wadah bagi warga negara asing untuk mengasah kemahiran dan kreativitas mereka dalam menggunakan bahasa Indonesia. Puncak FHI 2024 yang berlangsung meriah pada Jumat (30/8) di Bali
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved