Headline

Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Biaya Pendidikan Kedokteran Mahal, AIPKI Minta Pemerintah Beri Subsidi

Faustinus Nua
10/6/2022 20:28
Biaya Pendidikan Kedokteran Mahal, AIPKI Minta Pemerintah Beri Subsidi
Ilustrasi pendidikan kedokteran(Freepik.com)

ASOSIASI Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI) meminta pemerintah untuk memberi afirmasi pendidikan kedokteran. Pasalnya, biaya pendidikan kedokteran di Indonesia masih sangat mahal dan sulit terjangkau bagi calon mahasiswa dengan latar belakang ekonomi menengah ke bawah.

"Sebenarnya kami berharap ada semacam subsidi bantuan atau afirmasi dari pemerintah untuk penyelenggaraan pendidikan kedokteran ini. Kita perlu memikirkan bagaimana ada pendidikan dokter dan pendidikan dokter spesialis tetap berjalan dengan bantuan-bantuan afirmatif," kata Ketua AIPKI Pusat Prof. dr. Budu, PhD, Sp.M(K), M.Med.Ed dalam Muktamar XI AIPKI, Jumat (10/6).

Menurutnya, afirmasi merupakan jalan terbaik untuk memberi kesempatan yang merata kepada semua anak bangsa. Mengingat, negara tentu saja tidak bisa serta merta menyelenggarakan pendidikan kedokteran secara gratis.

"Saya kira itulah salah satu tugas dari AIPKI untuk mengkomunikasikan ke stakeholder terkait tentang banyaknya image tentang mahalnya biaya pendidikan kedokteran," imbuhnya.

Baca juga : Bantu PMI, Tugure Targetkan 100 Kantong Darah dari Pendonor

Budu mengakui mahalnya pendidikan kedokteran dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satunya adalah fasilitas yang dibutuhkan dalam penyelenggaraan pendidikan kedokteran itu sendiri. Akan tetapi, untuk mengakselerasi jumlah dokter di Tanah Air memang harus ada keberpihakan pemerintah. 

"Untuk kebutuhan seperti Papua, Kalimantam memang pemerintah harus bisa intervensi," tambahnya.

Upaya afirmatif itu, kata dia, harus terus diupayakan. Meskipun sebenarnya sudah ada bantuan seperti Kartu Indonesia Pintar-Kuliah (KIP-K) untuk pendidikan kedokteran hingga penetapan Uang Kuliah Tunggal (UKT) berjenjang berdasarkan kemampuan orang tua. Lebih lanjut pihaknya mengimbau agar Fakultas Kedokteran untuk tidak menaikkan biaya pendidikan.

Sebelumnya, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyurati Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek) terkait mahalnya pendidikan dokter. IDI mengatakan biaya pendidikan dokter semakin tidak terkendali. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya